Part 10

212 24 1
                                    


Beberapa menit sebelum up cerita ini, ada sedikit kendala. Jadi maap agak lama

Warning!:

BoyxBoy, MenxMen



Tomato Orange


Sasuke memasukkan dua buku pelajaran ke loker. Hal itu dia lakukan secepat mungkin. Dia tidak ingin bertemu Naruto di sekolah. Karna jika dia melihat Naruto, maka dia bakal ingat kejadian kemarin. Bisa-bisanya dia ereksi hanya karna-...

"Sasuke."

Sasuke berjengit, menoleh ke belakang cepat. Tangannya mencengkram seragam, ketakutan.

Shikamaru mengernyit. Dia merasa tidak melakukan suatu aksi bullying karna lokernya dan loker Sasuke memang bersebelahan. "Kenapa kamu?"

"Bu-bukan apa-apa."

"Oh ya, apa kamu lihat Naruto?. Dari tadi aku gak bisa nemuin dia kelas."

"E-entahlah..a-a-aku juga tidak lihat...hm..mung-mungkin di atap?"

Shika menatap Sasuke intens, "kamu baik-baik aja kan?"

Sasuke nyengir, lalu kabur secepat kilat. Shika mengerutkan alis, mengikuti kemana Sasuke pergi. Ada apa dengan bocah itu?. Shika hanya angkat bahu tidak perduli. Karna sekarang sudah jam istirahat, jadi dia memilih ke atap, mengikuti ucapan Sasuke tadi. Bisa saja cowok berambut pirang itu membolos dan lebih memilih tidur-tiduran di atap.

Sesampainya disana, ternyata tidak ada siapa-siapa. Shika heran sendiri. Padahal tas cowok itu ada di mejanya, tapi kemana dia pergi?.

*

Sasuke menghela nafas. Setelah mencoba untuk mencuci muka, wajahnya terasa segar, begitu juga dengan pikirannya. Seakan-akan air segar dari keran tadi me-refresh otaknya untuk kembali ke dunia nyata. Sasuke membersihkan kaca matanya dulu sebelum dia pakai.

"Wah, wah. Lihat siapa yang berani menggunakan keran kita, teman-teman?"

Sasuke menoleh, berjengit. Di belakangnya sudah ada lima siswa berbadan atletis. Sasuke kembali merasa seperti sebuah semut. Badannya sudah menggigil hebat seperti orang kedinginan, yang otomatis membuat lima siswa itu tertawa.

"Lihat kan, aku bilang juga apa. Walau hanya aku saja yang datang, dia pasti juga bakal begitu. Hahaha...menggelikan."

"Benar, kenapa bisa kamu berubah menggigil begitu hah?."Tawa kembali terdengar.

"Heh, anak sial!. Kenapa kamu memakai keran air di klub kami hah?!. Memang air di toilet habis sampai harus kesini?!. Aku jadi jijik memakai keran ini lagi."

Salah satu siswa itu melempar topinya kearah Sasuke. Sasuke menunduk dalam, menahan nyut-nyutan di dahinya. Memang dia bisa apa?. Yang dia punya hanyalah otak encer yang membuatnya selalu mendapat peringkat pertama. Dia dipaksa menerima hal seperti ini baik secara verbal maupun fisik dan menahannya sampai si pembully puas mengerjainya. Maka dengan begitu, dia akan dibiarkan pulang. Memang menyedihkan, Sasuke tau itu.

"HOAMM~...."

Mata Sasuke melebar. Lima siswa itu celingak-celinguk, mencari sumber suara kantuk barusan yang begitu jelas. Padahal disekitar mereka tidak ada kursi, dan tidak dekat semak-semak.

"Kalian ini, benar-benar berisik."

Sasuke menatap keatas, ke sebuah dahan pohon yang berada disampingnya. Naruto dengan posisi duduk santai sesekali menguap karna acara tidurnya terganggu.

Tomato OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang