Ehem....saya lanjut episode terbaru yak ini. Tapi kayaknya episode ini sedikit lebay di sisi Sasuke. Jadi maap kalo Sasukenya aku buat kaya anak pesantren banget😆 Semoga bisa mengobati kalian yang masih penasaran🤭
TOMATO ORANGE
Sasuke memandang bayangan dirinya di depan cermin kamar mandi rumahnya. Perlahan dirinya melepas kaca matanya yang selalu dia pakai itu. Memang, selama dia memasuki masa SMA dia belum memotong rambut. Dengan cuek membiarkan rambut tumbuh hingga poni dan rambut bagian belakang tumbuh sedikit lebih panjang sampai leher. Anehnya orang tua bahkan sensei di sekolah tidak melarang atau terganggu akan itu. Apa karna...pengaruh prestasi akademik yang kuraih?..
Sasuke mengangkat bahu. Jika hal itu bisa dia jadikan tameng baginya sementara, Sasuke tidak keberatan. Sasuke lalu tersadar. Oke, kembali ke masalah selanjutnya, yang sebenarnya.. . Sasuke kembali diingatkan soal tantangan yang dia lakukan dengan Naruto, harus me-make over total dirinya baik itu penampilan dan membuang sifat pengecutnya yang suka di bully. Kenapa kesannya jadi seperti masokist?.
Jika penampilan, Sasuke tidak yakin dirinya bisa merubah hal itu menjadi lebih baik karna dirinya tidak begitu mengerti soal style atau fashion terkini. Jadi soal itu akan dia serahkan pada jadwalnya ke salon besok saja. Sedangkan hari ini...Sasuke memutuskan untuk belajar fashion saja lewat majalah yang dia beli setelah pulang dari tempat Naruto.
Sasuke harus benar-benar berjuang kali ini. Dia akan melakukan apapun, agar dirinya bisa berubah, dan akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk berkencan dengan Naruto. Apa...mimpinya ini terlalu aneh?. Sasuke tidak yakin apakah Naruto memiliki perasaan yang sama dengannya saat ini.
EH?
Sasuke terdiam sebentar. Perasaan?. Sejak...kapan?...
Tiba-tiba kepala Sasuke menjadi pusing. Tanpa ba-bi-bu, dia segera keluar dari kamar mandi menuju kamarnya.
"Makan malam dulu Sasuke. Bagianmu sudah ibu siapkan di meja makan.."
Sasuke menoleh kearah ibunya yang kini duduk di sofa ruang tamu sambil menonton tv. Tanpa berkata Sasuke berjalan kearah meja makan, mengambil nampan dan menaruh makan malamnya diatas benda itu.
Sang ibu mengangkat alisnya heran. Tumben-tumbenan Sasuke membawa makan malamnya ke kamar, padahal Sasuke pernah bilang tidak suka jika bau makanan sampai menguar di kamarnya, membuat kamarnya bau katanya.
BRAK
Sasuke meletakkan nampan dimeja belajar, antara syok dan kesal.
Lalu....bagaimana dengan Sai?. Bukankah kata Kiba, Sai adalah pelukis the Falls?. Sasuke bahkan rela menghabiskan waktu belajarnya untuk mencari biodata asli pelukis itu yang ternyata orangnya ada didekatnya selama ini. Bahkan kakaknya memberitau informasi mengenai hal itu meski belum dipastikan gambar yang dimaksud kakaknya adalah Sai karna gambar wajahnya sengaja di blur. Disatu sisi, Naruto-lah yang selama ini mulai merubahnya. Hanya sosok itu, yang mau berteman dengannya. Memiliki hati penyayang karna adanya Menma, berjiwa bebas karna kehidupannya yang mandiri dan pergaulannya di sekolah, dan sosok yang...mau menerima dirinya yang seperti ini..Mulaikan...Sasuke untuk kesekian kali membandingkan dua orang itu disaat dirinya tengah berpikir soal the Falls.
Hingga ketika mereka terpisah sementara karna suatu hal konyol selama beberapa hari, Sasuke merasa sangat kesepian. Saat keduanya tidak bertemu seperti biasanya, membuat Sasuke aneh. Seakan-akan ketika keduanya bertemu, membicarakan sesuatu, atau saling membantu mengurus Menma, merupakan suatu hal yang wajar dan harus terjadi. Sasuke duduk perlahan di kursi belajar seakan tersadar.
![](https://img.wattpad.com/cover/129423524-288-k91878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomato Orange
FanfictionHei! Kau lihat tanganku? Genggamlah.. Lalu ikut denganku Jika bisa bertahan, jangan pernah lepas oke.....?...