Part 13

282 35 1
                                    

Angelalarc here!!

Warning : Boyxboy, Yaoi




TOMATO ORANGE



Keesokan harinya, Sasuke berangkat pagi-pagi sekali. Bahkan sebelum pintu gerbang sekolah dibuka oleh penjaga sekolah. Gara-gara ucapan Kiba kemarin, semalaman dia tidak bisa tidur. Mengetahui kenyataan jika Sai adalah pelukis the Falls membuat dirinya begitu bersemangat dan ingin segera sampai di sekolah. Sasuke tidak memperdulikan kedua tangannya yang dingin membeku. Begitu pintu gerbang sudah dibuka, Sasuke langsung lari masuk ke dalam gedung sekolah, mengabaikan tatapan heran penjaga sekolah padanya.

Di lorong lantai 2, langkah Sasuke melambat. Dia berjalan seperti biasa, sesekali mengintip lewat jendela masing-masing ruang. Sepi. Tentu saja. Sebenarnya Sasuke berniat bertemu langsung dengan Sai. Tapi karna dia tidak tau jam berapa biasanya Sai berangkat, dia hanya bisa mengantisipasi hal itu dengan berangkat pagi.

Sasuke membuka pintu kelasnya pelan, menaruh tas ke dalam loker buku yang berada di dalam kelas. Dirinya benar-benar sudah tidak sabar untuk bertemu tatap dengan Sai. Tak lama Sasuke menyadari sesuatu. Lalu...apa yang akan aku katakan begitu kami bertemu?. Tiba-tiba Sasuke galau. Dia lupa memikirkan hal ini. Gawat...aku harus ngomong apa nanti?!.

Sasuke menoleh kearah jendela. Terdengar suara langkah seseorang yang berjalan mendekat. Siapa?!. Sasuke panik. Jangan bilang murid yang suka membullynya juga berangkat pagi seperti dirinya. Sasuke tidak tau harus bersembunyi dimana.

Pintu tergeser. Sasuke tersentak dan refleks berjongkok. Dipepetnya tubuh kearah kursi belakang dari salah satu deret. Diam-diam dia mengintip, melihat seorang siswa berjalan masuk. Sasuke meremas pegangannya pada kaki kursi. Bagaimana ini?!. Bagaimana ini?!!.

Sasuke terus mengikuti kaki siswa itu melangkah, kearah jendela paling depan di pojok. Dan disanalah siswa itu diam, tidak bergerak kemanapun untuk sementara ini. Sasuke mencoba mengintip lagi. Dia mencoba untuk melihat siapa yang baru masuk itu dengan jelas.

Salah satu tangan Sasuke gemetar, disusul nafas memburu seperti baru lari dari lapangan. Naruto?. Apa yang dia lakukan pagi-pagi begini?.

.

.

Naruto menatap keluar jendela diam. Dia tidak tau harus melakukan apa lagi agar bisa mengindari Neji. Kemarin ketika waktu pulang, Neji terus bersikeras ingin main ke tempatnya. Yang tentu saja langsung ditolak Naruto tanpa embel-embel kata tapi. Ketahuan adanya Menma saja sudah membuatnya pusing, apalagi kalau sampai Neji bertanya hal-hal lain mengenai Menma. Dia tidak suka jika nanti ayahnya sampai ikut campur juga. Kalau sampai terjadi, maka Naruto akan menghajar Neji duluan.

Sudah ada masalah Neji, sekarang dia tambah pusing karna akhir-akhir ini Sasuke menghindarinya. Mungkin karna kejadian waktu itu. Bagi Naruto, dia tidak memusingkannya sama sekali. Dia selalu berpikir positif jika sebenarnya Sasuke hanya tidak sengaja saja. Dia tidak menganggap kecelakaan ciuman itu membuatnya malu atau apa. Tapi mungkin berbeda bagi Sasuke. Mungkin Sasuke berpikir yang tidak-tidak. Seperti Naruto akan menghajarnya sampai babak belur ketika mereka bertemu.

Menyadari kesalahpahaman itu, Naruto bahkan ingin menjelaskannya pada Sasuke. Tak sesuai rencana, Sasuke malah terus menghindar, maka sulit baginya. Terlebih dia juga jadi repot karna Sasuke tidak membantunya mengurus Menma. Otaknya makin pusing karna harus membagi waktunya untuk Menma, sekolah, dan kerja sambilan. Satu hal lagi, Sasuke juga masih berhutang untuk mengajarinya pelajaran sekolah. Banyak pelajaran yang belum dia mengerti, dan seenaknya saja Sasuke menghilang.

Tomato OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang