Part 15

178 15 10
                                    


Suasana kelas yang ramai seperti biasanya, dan euforia penghuni kelas sudah nampak sejak beberapa murid mudah memenuhi ruang kelas. Semua murid di kelas itu nampaknya santai-santai saja bahkan ada yang berani teriak segala. Jelas sekali karna hari ini saja di kelas itu dibebaskan dari jam pelajaran pertama dan kedua. Alasannya sensei mereka sedang menghadiri rapat dinas antar provinsi yang diselenggarakan oleh pihak dinas pendidikan, yang kebetulan sensei mereka yang ditunjuk menjadi anggota dalam rapat itu sebagai perwakilan dari sekolah.

Entah memang senseinya itu begitu menyukai rapat dinas yang diadakan atau bagaimana, sampai beliau lupa untuk memberikan tugas bagi kelas itu, yang bahkan tidak dititipkan oleh guru lain sebagai permintaan bantuan. Alhasil kelas pun jadi begitu ramai bukan main.

"Eh!, katanya hari ini diskon setiap pembelian kosmetik ini lho!. Sakura!, mau mampir gak?"ujar Ino semangatnya bukan main. Kalau masalah fashion dan kecantikan, dia tidak mau ketinggalan barang sedikit pun.

"Hm...boleh juga tuh. Memang diskon berapa persen?"

"Hm....kayaknya sekitar 30% deh. Bedak dan mascara. Terlebih kalau kita sampai beli lipstik dari merk yang sama, kita bisa dapat potongan lagi, 20%!"seru Ino, malah makin histeris. Sakura yang mendengar hal itu ikut histeris. Mereka ikut berteriak girang karna akhirnya merk kosmetik kesukaan mereka bisa diskon besar-besaran begitu.

"Ck!. Berisik kalian!. Apa tidak bisa pada diam sedikit?!. KALIAN MAU TANGGUNG JAWAB BUAT RASA KANTUKKU, HAH?!"

Seruan, teriakan serta obrolan yang saling bergerombol itu bisa secara ajaib berhenti. Terlebih bagi Sakura dan Ino yang dari tadi terus heboh masalah kosmetik. Rasanya seperti baru dibentak oleh sensei mereka secara langsung. Sementara itu Naruto yang tadi berseru kembali meringkuk diatas meja, menutupi wajahnya diantara kungkungan kedua tangan. Begitu si 'harimau' sekolah diam, beberapa murid mulai bisik-bisik.

"Dia yang dapet masalah, kenapa malah melampiaskannya pada kita?"ujar salah satu murid yang berbisik, takut kedengeran dan kembali mendapat amukan. Beberapa murid lain mengiyakan ucapan itu. Bahkan ada yang merasa tidak terima, tapi tidak bisa berbuat lebih karna lebih peduli nyawanya sendiri. Kabar jika Naruto merupakan preman sekolah sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Semenjak sosok itu memasuki halaman sekolah untuk pertama kalinya, hampir seluruh murid sudah men-capnya sebagai preman. Mulai dari memulai masalah dengan murid baru lain, disusul dengan urusan dengan sensei mereka hingga dirinya harus ditahan di ruang guru untuk diceramahi. 

Lalu keesokan harinya dirinya kembali terlibat perkelahian dengan salah satu kakak kelas 12, yang anehnya kakak kelas yang berbahan besar itu bisa kalah dan babak belur, kalah telak dengan sosok Naruto yang bertubuh lebih kecil. Selanjutnya adalah urusan Naruto yang terlibat dengan tawuran dengan sekolah lain. Bahkan ada yang membuat gosip jika Naruto adalah satu anak ketua Yakuza hingga dirinya harus terlahir tidak lepas dari pemberontakan kelompok dari Yakuza lain ataupun perkelahian di sekolah. Sasuke hanya diam di kursinya mendengar ucapan bisik teman-teman sekelasnya. Ah, mungkin yang lebih tepat murid sekelas karna dia toh tidak pernah diakui sebagai murid di kelas itu. Mereka semua menganggap Sasuke seperti orang tembus pandang atau mungkin patung di kelas itu. Tidak ada yang benar-benar mau berteman dengannya, kecuali Naruto.

Ya, dia yakin sekali dibalik semua rumor yang disebut dan dia dengar selama ini, Naruto bukanlah orang seperti itu. Dia yang paling mengenal Naruto, walau cuman sedikit. Naruto yang bahkan mau menampung sementara seorang bayi orang asing yang tidak sengaja mereka temukan, tinggal di apartemen bobrok dengan biaya sewa yang murah. Lalu menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja sambilan disebuah mini market dekat tempat kerja. Sasuke tidak tau sudah berapa lama Naruto menjalani kehidupan yang seperti itu, tapi yang jelas Sasuke sempat rendah diri ketika berhadapan dengan apa yang sudah Naruto jalani sampai saat ini. Naruto sudah mandiri, mungkin sebelum masuk SMA. Sedangkan dirinya masihlah anak SMA biasa, hanya mengandalkan kecerdasannya yang bisa mendapat beasiswa di sekolah elit ini. Naruto sudah bisa menghidupi dirinya sendiri sedangkan dirinya masihlah mengandalkan orang tuanya untuk bertahan. 

Tomato OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang