𝔐𝔦 ℜ𝔢𝔦𝔫𝔞 《𝔐𝔶 𝔔𝔲𝔢𝔢𝔫》¹⁰ The Truth

101 20 1
                                    

"Hyeongjun kau tak apa?" Ujar panik Taeyoung.

"Cepat telpon para mendis!" Kangsung.

Taeyoung bergerak cepat menyampirkan mantel ketubuh simanis dan Seongmin yang panik segera menghubungi pihak medis.

"Hyeongjun maafkan aku, aku hampir saja membuatmu mati"

Ujar sosok sang pengendara mobil tadi dengan penuh rasa bersalah. Sedangkan sang korban, Hyeongjun nampak linglung akan kejadian beberapa detik lalu. Dia seperti melihat kang minhee yang memeluknya dan menghalau mobil yang hampir saja membuatnya terluka.

.
.
.
.
.

Tuan Song membuka kasar pintu perawatan sang putra kesayangan saat mendengar kabar jika putranya hampir saja merengang nyawa.

Disana, diranjang pesakitan sang putra nampak terlihat baik baik saja dan malah melemparkan senyum lucunya kepada sang ayah.

"Hyeongjun, sungguh aku tak sengaja.."

"Heh diam kau!" Tunjuk Tuan Song dan lantas memeluk sang putra sematawayangnya.

"Kau tak apa? Sungguh sayang?"

Tuan song menyusuri setiap jengkal tangan serta kaki sang putra.

"Tuan song, putra anda selamat dari maut berkat bantuan putraku."

"Hyeongjun sungguh aku benar benar tak sengaja.."

'Srek

Tuan song yang kesal lantas segera menutup tirai membatas dan mendapat kekehan kecil dari simanis.

"Papa, kau tak akan percaya ini. Aku benar benar melihat dengan mata kepalaku sendiri jika.."

Ssyyuuuuttt

"Sudah jangan bicara dulu dan lebih baik kita segera pulang."

"Tapi pa.."

Hendak protes namun tatapan tuan song membuatnya kikuk dan berhasil bungkam.

.
.
.
.
.

Hyeongjun duduk tenang sembari menunggu sang papa menyeselsaikan administrasi. Mata bulatnya mengendar kesegala penjuru sampai tak sengaja, dari arah kejauhan simanis melihat sosok yang membuatnya masih bisa merasakan indahnya dunia serta bernafas. Kang minhee.

"Minhee, kau tak bisa berlaku seperti itu didepan orang banyak."

"Terus aku harus apa? Membiarkan dia mati?"

"Tapi Minhee, 20 mahasiswa melihatnya. Bersukurlah Taeseung tepat waktu menghentikan mereka."

"Tapi Kak.."

"Ini bukan hanya mengenai dirimu, tapi kita semua Minhee.."

Omelan Hyewon seketika menggantung saat iris kecoklatannya menampak siluet Hyeongjun yang sepertinya hendak menghampiri mereka.

"Emm.. bisa kita bicara?

Taeseung menepuk pundak Hyewon tanda untuk mereka meninggalkan Minhee dan memberikannya waktu berdua dengan Hyeongjun.

"Baiklah, sepertinya ada yang butuh penjelasan. Kami tunggu dimobil."

Hhh..

"M-minhee.."

"Ikut denganku."

.
.

Dan disinilah mereka berada, didekat perbukitan rimbun nan sejuk yang mana sinar mentari ajan sesikit susah untuk bisa menembus lebatnya pepohonan.

"Apa?"

"Siapa kau? Aku melihatmu menghentikan mobil itu Minhee, k-kau mendorongnya dengan tanganmu."

"Tak akan ada yang percaya dengan penjelasanmu itu Hyeongjun jadi.."

Ucap Minhee yang terlihat merubah rautnya menjadi dingin. Namun bukan Hyeongjun namanya jika tak bersikeras akan apa yang dialihat.

"Jujurlah padaku, aku tak akan membicarakannya pada siapapun Minhee."

"Ck. Bisakah kau melupakannya dan hanya berterima kasih?"

"O-okay.. thank you."

"Great, kau tak akan melupakan hal ini bukan?"

"Hu'um"

.
.
.
.

Hyeongjun melepaskan jaketnya dan segera bergabung bersama teman temannya yang tengah memakan makan siang mereka.

"Hey hyeongjun, mau ikut berwisata pekan ini?"

"Kemana?"

"Iya tempat wisata yang akan kita kunjungi, Cheomseongdae."

"Okay akan aku fikirkan."

Lalu berlalu guna mengambil beberapa makan siangnya.

Saat hendak mengambil beberapa buah apel, 1 buah apel itu malah mengending jatuh dan entah bagaimana caranya buah apel itu malah berbalik dan kembali naik keatas meja saji. Ulah Minhee itu tentu membuat  segala rasa penasarannya Hyeongjun semakin menjadi jadi.

Hyeongjun mendongak dan mendapati Minhee yang tersenyum kearahnya.

"Oh, thank."

"Hey, jangan mengacuhkanku."

"Pergi sana.."

Hyeongjun berjalan mengitari meja saji dengan Minhee yang selalu mengikutinya.

"Hyeongjun, jangan mencoba mengingat tentang kejadian tempo hari."

"Emm yeah, aku hanya sedang memikirkan tentang seekor laba laba radioktif dan batu kripton." Minhee terkekeh samar akan ucapan simanis.

"Kau berfikir aku pahlawan? Bagaimana jika aku bukanlah pahlawan dan malah seorang penjahatnya?" Hyeongjin menghadap sosok itu lalu menggeleng.

"Tidak, aku tau kau berpura pura Minhee."

.
.
.
.

Hyeongjun dan teman temannya sudah berada ditempat wisata yang bernama cheomseongdae. Sebuah menara observasi bintang yang dibangun pada masa Kerajaan Silla tepatnya pada abad ke-7. Dan juga dijadikan sebagai ikon kota Gyeongju ini.

Hyeongjun yang terpukau lantas mengambil beberapa gambar disana sampai seseorang menepuk pundaknya.

"Hey, Hyeongjun sedang apa disini? Berwisata?"

"Oh Wonjin, teman teman ini Wonjin."

"Hai/hai." Wonjin dan beberapa temannya menghampiri simanis.

Seongmin yang hendak melanjutkan acara mari ber- wisatanya segera undur diri dan membiarkan sosok manis itu bersama Wonjin.

'Cling

Wonjin samar samar melihat sebuah kerlipan samar pada jari jemari Hyeongjun saat mereka berjalan menyusuri beberapa tempat wisata.

"Hyeongjun, cincin apa itu?"

"Ah, hanya cincin warisan turun temurun. Dan papa bilang ini seperti sebuah jimat berbentuk cincin. Why?"

"Ah, tidak hanya penasaran."
.
.
.
.

TBC

Revisi

[4] 𝔐𝔦 ℜ𝔢𝔦𝔫𝔞《𝔐𝔶 𝔔𝔲𝔢𝔢𝔫》Minisong Ver. (On Going And Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang