"Hey, apa kau merasa janggal?" Ucap Minhee yang tengan menuntun Hyeongjun menuju lantai 3 kamarnya.
"Entahlah hehe.."
Saat baru menginjakkan kakinya diudakan tangga ke 3, simanis menyadari sesuatu yang terpajang disepanjang dinding. Tersusun dengan begitu apik dalam berbagai warna almamater.
"Wait.. This is a Gradulation cap?"
"Ah... iya, Just a Private Jokes. Kami mendaftar sekolah secara berulang."
Jawaban dari Minhee membuat Hyeongjun tergelitik.
"Owh.. agak menyedihkan, kurasa. Mengulang masa sekolahmu secara berulang ulang."
"Ya, tapi, semakin muda umur kami maka akan semakin lama kami tinggal."
"Ayo, naik kekamar."
Minhee menuntun simanis masuk kedalam kamarnya yang sewarna putih tulang yang dihiasi dengan kaca disetiap sisinya.
"Ini kamarmu? Emm.. maksudku, tidak ada tempat tidur?"
"Aku memang tidak tidur."
.
.
Sosok cantik berkulit pucat nampak berlari secepat kilat. Dan jangan lupakan dirinya dengan kaki telanjang mencoba meninggalkan jejak kaki untuk beberapa kawanan pemburu. Yap, mereka sengaja mengecoh para hunter serta polisi untuk tersesat dan nantikan akan mereka jadikan santapan."Tunggu, aku menemukan jejak kaki."
Tuan Song dan juga Tuan Ham lantas berhenti guna melakukan pengecekkan.
"Jejak kaki manusia?"
Tak tau kah kalian, dari atas pepohonan tinggi 3 orang dengan kulit pucat mereka tengah memperhatikan dengan pandangan lapar.
Siapa tuh?
.
.
.Mobil pick up itu baru saja terparkir disebuah kedai makan. Hyeongjun disambut dengan beberapa temannya termasuk Taeyeong yang langsung menyambutnya heboh.
"Woo.. Seoul, Whats up? Kau pacaran dengan Kang's? Maksudku.. dia nampak memperhatikanmu seolah kau itu makanannya. I don't like it, you know."
"Aish sudahlah.."
Hyeongjun mengabaikan teman tengilnya itu dan lantas berjalan masuk untuk menemui sang papa yang sudah menunggunya disana dengan satu buah sallad dan juga Burger.
"Thank you papa."
"Tuan Song... mereka ingin tahu tentang pencarianmu semalam."
Salah seorang peramusaji mendekati mereka. Tuan Song menjelaskan jika pencarian mereka hanya menemukan 1 buah jejak kaki manusia dan akan ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian.
.
.
."Sayang, mama akan membeli rumah di Seoul dan semoga kau suka dan kembali tinggal di Seoul."
"Yeah~ ma.. aku mulai menyukai tinggal digyeongju."
Jawab sinamja manis itu dengan rona samar dikedua pipinya yang lembut. Sang mama yang mengerti apa maksud dari ucapan sang putra tentu saja berniat menggoda.
"Owh.. benarkah? Apakah ada kaitannya dengan seseorang? Siapa dia? Atlet? Apa dia orang jenius?"
'Srett
"Ma.. ayolah.. heh!"
'Ssttt'
"Ma, kita bicara lagi nanti ya, bye!"
Tanpa menunggu jawaban dari sosok diseberang telponnya, Hyeongjun lekas mematikan sambungan telpon dan langsung menghadap pada sosok yang tiba tiba saja masuk dan duduk disamping ranjangnya sekarang. Kang Minhee.
"Hey, bagaimana caramu bisa masuk Minhee?"
Minhee tanpa menjawab melirik kearah jendela melalui matanya.
"Apa kau sering melakukannya?"
"Hu.um, sekitar beberapa bulan kebelakang."
Keduanya bertatapan cukup lama, menyelami betapa indahnya sosok didepannya sekarang.
"I like watching you sleep, so interesting to me."
Hyeongjun tersenyum merona disana. Lama saling berpandangan, sosok jangkung itu mencoba mendekat.
"Aku ingin mencoba sesuatu..."
"Apa?"
Dengan sedikit berani, Minhee mulai mempersingkat jarak diantara keduanya secara perlahan.
"Bergeminglah dan jangan bergerak."
Hhh~
Yang terdengar hanya deru nafas keduanya yang nampak saling bersahut sahutan seiring dengan menempelnya kedua hidung mereka dan hanya berjarak 1 cm saja kedua belah bibir itu bertemu.
HELO! CIPOKAN LAGI MEREKA
Hyeongjun yang spontan menutup kedua matanya juga mengalungkan kedua tangannya pada tengkuk sang dominan. Tanpa diperintah, simanis bergerak naik keatas pangkuan Minhee tanpa melepaskan pagutan keduanya.
Minhee yang mulai terbawa secara spontan mendorong simanis hingga terbaring dibawah kukungannya. Entahlah, bibir itu terasa sangat candu untuknya sebelum kewarasannya kembali membawanya pada alam sadarnya.
"Stop it!"
'Brak
"Akh!"
"Minhee! I'm sorry!"
Hhh...
Minhee terdorong sampai mengenai tembok kamar simanis. Bukan sengaja, entahlah hanya gerakan refleks dari simanis yang berniat memeluk dan malah membuat sijangkung terpental.
"Kau lebih kuat dari dugaanku Hyeongjun."
"Y-ya.. andai aku bisa mengatakan itu tadi hehe..."
Hembusan nafas berat Minhee terdengar. Pemuda tinggi itu berjalan kearah jendela.
"Aku tidak boleh kehilangan kontrol atas dirimu."
Minhee menatap pekatnya langit pada malam hari melewati jendela itu.
"Minhee, aku mohon jangan pergi. Temani aku sampai... emm tertidur."
Minhee yang awalnya meragu akhirnya mengiyakan permintaan simanis. Dan dirinya benar benar menepati janji untuk menemani Hyeongjun sampai terlelap.
Minhee tak pernah barang sedetik pun melepaskan perhatiannya pada sosok indah yang sedang terlelap beralaskan tangannya. Senyum indahnya mengembang saat jari jemarinya mengelus kulit wajah bak bayi itu. Satu kecupan syarat akan cinta diberikannya dikening simanis, sampai pandangannya tertuju pada jari jemari simanis yang berhiaskan 1 buah cincin yang dia tau apa itu.
"Good Night, sweat heart."
.
.
.TBC
Aaaaaaaa... lemes aku nulisnya... maaf jika banyak Typo. Aku malas nge cek ulang hehe
Salam deullem xixixixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] 𝔐𝔦 ℜ𝔢𝔦𝔫𝔞《𝔐𝔶 𝔔𝔲𝔢𝔢𝔫》Minisong Ver. (On Going And Revisi)
Fantasi"Aku akan memanggilmu.. -Mi Reina" -LITTLE BIT TWILLIGHT REMAKE 📍Minisong/DeullemArea ⚠️ 📍Fantasy 📍Half english 📍BxB 📍Warning 📍⚠️🔞 📍Mpreg