Bagian 9 : Rumah sakit.

842 163 0
                                    

"nanti.. malem?"

Jay mengangguk lalu bersandar pada sofa, "kemarin waktu aku mau anter kamu pulang, aku ada rencana ajak kamu makan malem juga. Tapi karena laki-laki itu dateng, rencananya batal"

"o- oh.."

"dia beneran pacarmu?"

Ayla mengangkat kedua alisnya, "i- iya.."

Jay mengangguk, "kalo gitu malem ini, ya? kita ketemu di depan kantor nanti"

"aku nggak bisa"

"kenapa? takut pacarmu marah? nggak kok, kita cuma teman kerja, kan?"

Ya ada benarnya, mana mungkin Sunghoon marah, kan? apa mungkin dia setujui saja ajakan Jay? Ayla merasa tidak enak karena kejadian tempo hari.

"boleh"


Sunghoon menatap wanita yang tertidur di bangsal dengan alat bantu pernafasan. Beberapa jam lalu wanita ini baru saja menjalani operasi. Dia harap kali ini wanita itu benar-benar sembuh karena sudah berkali-kali menjalani operasi namun tidak sembuh sama sekali.

Dia menghela nafas lalu keluar dari ruangan untuk mencari udara segar dari pada menunggu wanita itu sadar. Pasti lama kan.

Saat menuju taman rumah sakit, tiba-tiba ada pasien darurat yang datang. Itu anak laki-laki berambut pirang. Darah di kepalanya terus menetes sampai ke lantai, di pundak nya terlihat darah yang sangat banyak sampai pakaiannya benar-benar di basahi oleh darah itu.

SUnghoon yang tadinya mau ke taman rumah sakit itu mengubah pikirannya lalu menjentikan jari membuat semua berhenti. Dia mendekati anak laki-laki yang tertidur di bangsal yang sedang di bawa ke ruang unit gawat darurat.

Dia melihat luka-luka itu dan melihat luka bagian pundak, ternyata itu luka tusukan. Apa terjadi pembunuhan di luar sana?

Dia menjauh sedikit dan kembali menjentikan jarinya. Perawat-perawat itu berlarian dan Sunghoon tidak sengaja mendengar perbincangan salah satu perawat dengan dokter itu.

"dia kenapa?!"

"saksi bilang dia di tusuk pria di sebuah gang yang katanya ingin menculiknya, polisi sedang mengejar sang pelaku tetapi anak ini harus segera di selamatkan"

"bawa ke ruang operasi saja, cepat!"

Sunghoon melirik dokter itu dan melihat nama di jas putihnya, "Go Soobin".  Sunghoon mengangguk kecil, "dia bakal jadi pahlawan hari ini" gumamnya lalu pergi keluar dari rumah sakit untuk mencari pelaku yang di sebut perawat tadi.

Jika pria yang kemarin dia bunuh itu- ah tidak, tidak mungkin. Kan dia sudah mati, mana mungkin melakukan penculikan anak lagi? tapi bisa saja anak buahnya?

Sunghoon ada di depan rumah sakit di dalam mobilnya, dia melihat mobil polisi yang sedang mengejar mobil berwarna hitam, "lama banget, sih" gumamnya lalu menjentikan jari.

Menjalankan mobilnya setelah semua di sekitar nya berhenti, dia memberhentikan mobilnya di depan mobil hitam itu lalu keluar.

Membuka pintu mobil hitam nya dan menjentikan jari di telinga pria itu. Dia sadar, tetapi yang bisa bergerak hanya kepalanya.

"kamu yang nusuk anak itu, ya?" tanya Sunghoon.

Pria itu panik dan ingin pergi tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak, "a- apa?! nggak!!"

"kamu masih bisa bohong?" Sunghoon mengeluarkan sesuatu dengan kekuatannya, di tangannya ada sebuah rantai. 

"apa?! kamu mau lakukan apa dengan itu? kamu kira kamu bisa bunuh aku dengan itu?" pria itu tertawa terbahak-bahak.

This is SUNGHOON [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang