Plak!!
"kamu kira kamu aja yang stres?!! aku juga!! kamu nggak masuk kerja berminggu-minggu tanpa kabar!! sekarang perusahaan kita dinilai turun Ayla!! kamu dengar?!!" bentak pria itu di depan semua pegawai.
Pegawai disana ingin mencoba membantu Ayla dan menenangkan sang manajer, namun tidak ada yang berani. Heeseung saja berpura-pura tidak dengar karena tidak bisa melakukan apa pun.
"gara-gara kamu!! semuanya karena mu!! kita akan bangkrut jika seperti ini!! kenapa kamu nggak mati aja sih?!!"
"cukup!!"
Semua orang di ruangan itu langsung menuju pada pria yang masuk ke kantor. Sang manajer langsung terkejut atas kedatangannya yang tiba-tiba, tidak hanya manajer saja, semuanya.
"b- bos "
"ternyata kamu memperlakukan pegawai-pegawai ku seperti ini?" ujar pria itu sambil mendekat. Pria muda memakai jas dan kaca mata itu memperhatikan Ayla dan merasa sangat kecewa. Bukan dengan Ayla, tapi dengan pria yang dia kerjakan sebagai manajer.
Ayla perlahan melihat tag nama di jas nya walaupun sedikit blur karena menahan air mata, "Seo Namjoon" . Ayla langsung membulatkan matanya lalu membungkuk sebagai tanda sopan santun.
Manajer itu panik, dia mencoa menjelaskan apa yang terjadi, "d- dia-"
"aku mempekerjakan mu karena aku percaya pada mu, ternyata aku salah" ujar Namjoon.
Heeseung tiba-tiba berdiri dari kursi nya lalu meminta izin, setelah itu dia membawa Ayla pergi setelah mendapat perizinan dari Namjoon.
Heeseung memberikan segelas air pada Ayla yang sedang duduk, "kamu nggak apa-apa kan? gimana pipimu? apa masih sakit?"
"nggak, itu cuma tamparan. Aku nggak apa-apa" balas Ayla pelan setelah meminum airnya.
"aku tidak merasa khawatir padamu, jadi jangan anggap aku membawa mu kesini karena aku kasihan"
Ayla menatap atasannya itu tidak suka, "ya, terserah. Maaf aku nggak masuk kantor berminggu-minggu"
Heeseung menatap Ayla lalu mengangguk, "aku memaklumi nya, aku tau kondisi mu" ujarnya lalu berjalan ke pintu keluar.
"jangan lupa deadline mu, ya. Oh iya, aku nggak akan kasih tau orang kantor atau sebarin hubungan mu sama client kita yang itu" lanjut Heeseung lalu pergi.
Ayla mengerutkan keningnya tidak mengerti, sampai dia berpikir berulang-ulang dan baru menyadari apa maksudnya. Tentu saja hubungannya dengan Sunghoon, "sial.." gumamnya.
Ayla berjalan keluar dari perusahaan. Ini sudah jam 7 malam, dia mendapat waktu pulang lebih awal dari Namjoon. Setelah insiden di kantor tadi, manajernya di pecat. Sementara sambil mencari manajer baru, Namjoon lah yang menggantikan.
Dia benar-benar beruntung pria itu di pecat. Bahkan satu kantor bersorak senang dan membuat perayaan atas dipecatnya manajer gila itu. Ternyata yang memanggil Namjoon itu adalah Heeseung. Dia mengadu pada bos perusahaan itu tentang bagaimana sang manajer bekerja.
Benar-benar tidak di sangka Heeseung akan seberani itu.
Saat sudah di depan perusahaan, Ayla memberhentikan langkahnya saat melihat pria tinggi di sana dengan jaket coat coklat.
Awalnya Ayla kira dia bermimpi atau berhalusinasi, tapi sampai akhirnya laki-laki itu berbalik dan tersenyum ke arahnya.
"kamu bakal diem di situ aja? nggak mau pulang?"
Pupil mata Ayla langsung membesar saat mendengar suaranya, dia berlari dan mendarat di pelukan Ryu Sunghoon, "Itu nyata, dia nyata, dia benar-benar ada di sini", batin Ayla senang.
Sunghoon mengerutkan keningnya saat merasa tubuh gadis itu hangat, "hmm.. liat siapa yang demam karena hujan-hujanan semalam?" ucapnya membuat Ayla langsung mengangkat kepalanya.
Tapi tidak mengatakan apapun, hanya menatap Sunghoon seperti menatap sesuatu yang indah.
"kamu denger aku?" tanya Sunghoon.
Ayla tersenyum, "denger. Aku nggak sakit"
Sunghoon mengangguk-angguk, "orang sibuk emang nggak pernah tau ya kapan kondisi tubuhnya tidak baik?" godanya.
Sunghoon melepaskan pelukannya untuk melepas jaket coat itu. Dia memakaikannya pada Ayla, karena terlalu besar, Ayla jadi terlihat sangat mungil. Dan itu membuat Sunghoon gemas sampai tertawa.
Ayla hanya mendengus kesal saja karena di tertawakan. Mereka berjalan ke mobil untuk segera makan malam bersama.
Sebenarnya Ayla kurang ingat apa yang terjadi setelah dia berhujan-hujanan dengan Sunghoon. Tapi Sunghoon bilang kalau Ayla tidak sengaja tertidur karena lelah menangis. Dan Sunghoon memakai kekuatannya untuk mengganti pakaian gadis itu dan menidurkannya di kamar.
Jangan salah paham, Sunghoon tidak membuka pakaian Ayla. Hanya dengan mengayunkan jari saja Ayla sudah menjadi kering kembali, tidak basah kuyup lagi.
"kamu putus asa karena aku nggak ada?" tanya Sunghoon sambil menggenggam tangan Ayla. Mereka sedang berjalan di lorong kamar apartemen. Tadi mereka sudah makan malam di restoran yang sedang ramai di bicarakan.
Dan tentu saja di tambah jalan-jalan romantis sebentar.
Gadis itu tersenyum, "menurut mu? aku hampir bunuh diri lagi karena kamu udah nggak ada di sebelah ku"
Sunghoon tersenyum tipis, dia sebenarnya tau. Tau semua yang dilakukan Ayla. Dia selalu ada di dalam kamar gadis itu tengah malam. Dimana saat Ayla tertidur pulas, dia pasti akan memakaikan gadis itu selimut.
Karena biasanya Ayla tertidur karena habis menangis di ranjangnya tanpa memakai selimut. Dan Ayla akan mengira yang memakaikannya selimut itu Seokjin saat dia bangun di pagi hari. Ah iya, Seokjin jadi menginap di apartemen Ayla selama gadis itu mencoba bunuh diri.
"waktu aku liat kamu hampir di cium Jake, sejujurnya aku marah. Ayo kita bilang aku cemburu. Tentu aja, kamu kan pacar ku. Tapi setelah aku pikir-pikir.. dia keliatan sayang banget sama kamu" ujarnya membuat Ayla langsung berhenti berjalan dan menatap Sunghoon.
Laki-laki itu juga ikut berhenti, senyuman Ayla yang tadi sudah hilang.
"apa maksud mu?" tanya gadis itu.
Sunghoon diam sebentar lalu menarik nafas dalam-dalam lalu menghadapkan tubuhnya ke arah Ayla, "dia itu sayang sama kamu, apa kamu nggak liat?"
"ngapain aku sadar dia sayang sama aku? kenapa kamu bilang kayak gitu?"
"karena aku merasa aku sudah salah mengencani mu" ucap Sunghoon.
Mata Ayla mulai berkaca-kaca, pupilnya bergerak kesana kemari menatap Sunghoon tidak menyangka.
Sunghoon sadar kalau Ayla akan menangis, "aku sebenarnya tidak mempunyai perasaan untuk mu. Aku hanya.. obsesi.. obsesi dengan mu, melihat mu pertama kali itu membuat ku gila. Aku tidak dapat mengontrol perasaan ku sendiri"
Ayla mengerutkan keningnya, "nggak.. itu nggak benar, aku bisa liat sendiri kamu menyayangi ku. Bahkan lebih dari Jake! jangan bercanda, Sunghoon!" ujar Ayla sambil mendorong laki-laki itu.
Sunghoon jadi merasa bersalah mengatakannya. Tapi dia harus. Benar-benar harus mengatakan apa yang ada di dalam dirinya. Hati Sunghoon rasanya semakin terbelah karena gadis itu menangis.
Ayla memalingkan pandangannya sekilas, "terus kamu mau apa setelah ngomong semua itu?" tanyanya dengan suara yang gemetar.
Sunghoon menunduk sebentar, mencoba dengan berani mengatakan kalimatnya, "mengakhiri hubungan ini" ujarnya membuat Ayla bungkam, "ayo akhiri hubungan kita, hubungan sebagai pasangan, dan sebagai teman"
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
This is SUNGHOON [✔]
Fanfiction"i can be your lover, but can be your devil too" - SUNGHOON - Ryu Sunghoon di lahirkan dengan spesial. Sihir yang dia keluarkan itu bisa menjadikan dirinya dua orang yang berbeda. Ahn Ayla adalah gadis terpilih oleh laki-laki itu. Jangan sampai ter...