|9| Menjadi Lebih Dekat Kini?

514 94 9
                                    

Pupil Nene bergetar mendengarnya. Sedangkan, "Misaki palsu" terlihat memasang wajah yang mungkin... muak?

"Kamu...!" Nene berseru bergetar.

"Yang ingin ku kumpulkan itu tubuh Misaki." Supranatural itu tak berhenti mendekat, "Bukankah lebih mudah kalau kupinjam Namanya?"

"Demi membuat Misaki, Kamu tega berbuat jahat ke Aoi dan semuanya!?"

"Benar."

Nene merinding saat merasakan kerumunan boneka yang membuatnya tak bisa bergerak.

"Yashiro!" Kei menggerakkan tangan, tapi terhenti. Dia ingin menggunakan kekuatannya, tapi kalau keliatan?

Boneka juga mengurungnya. Ah, sial dia lupa. Mesti dia bisa melawan hukum alam, tapi pemilik perbatasanlah yang terkuat.

Nene berseru panik, "kau, kau menyukai Misaki, kan?! Kalau berbuat begini... misaki takkan senang..."

"Wah wah." Berheti berjalan, "Aku sudah tau itu."

No. 2 Menendang perut Nene.

Bisa silat neng?

"YASHIRO!" Kei berusaha sekuat mungkin melawan boneka, tanpa pikir panjang langsung berlari ke No. 2.

Tapi, gunting yang sekarang ada di gadis itu memukul lehernya.

Kei terbanting ke belakang. Ga ngaruh sama kekuatannya sih.

TAPI SAKIT BANGSAT.

"(Y/n)!"

Gua yang sakit!  Kei meringis.

Nene tak sempat bangkit untuk menolong, No. 2 menjebaknya dalam gunting yang terbuka.

"Misaki selalu melingdungi murid-muridnya, kalau dia tau aku berbuat seperti ini, dia pasti akan marah. Tapi tak masalah buatku..."

Dia menunduk, "Karna aku, ingin di marahi sekali lagi oleh Misaki."

No. 2 mengangkat lagi guntinnya, menghunjamkannya ke leher Nene.

Berseru soal "melakukan apapun".

Kei menggigit bibir. Gimana kalo Hanako ga dateng? Gimana kalo Hanako datengnya telat?

Srt!

No. 2 terperanjat. Gadis merah yang masih kesakitan tadi tiba tiba di depan guntingnya, menahannya. Terlebih lagi... dia menahan dengan...

Benang? Aura Supranatural ini?

"Apa yang kau lakukan? Siapa kau?!"

"(Y-y/n)?"

Kei mendenguskan halus napasnya. Lehernya masih perih.

Kei berusaha mungkin untuk menutupi penglihatan Nene melihat benang benang dari jemarinya melilit erat gunting. Dia berbalik.

Gunting itu melawan, berusaha memutis benang benang itu dengan No. 2 yang menggeryak gigi.

"Panggil Hanako, Yashiro!" Seru Kei.

Nene tersentak, "apa-"

"PANGGIL HANAKO! CEPAT!!!"

"H-HANAKOO!!!"

Ctang!

Benang putus keseluruhannya, bersamaan dengan sesuatu yang menepis keras gunting No. 2.

"Syukurlah, kerja bagus."

"Hanako!" Wajah Nene menjadi cerah.

No. 2 setengah tak terima, "Si nomor 7? Kenapa bisa disini?!"

JSHK ; 𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐒𝐭𝐫𝐢𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang