"Ini apa? Bentuknya bagus."
"Terarium."
"Ini terarium juga? Tapi kok tertutup gini?"
"Ya, terarium ada yang terbuka dan tertutup. Kamu mau nyoba buat?" tanya Oranye antusias.
Soga langsung menggeleng kuat. Namun, tatapan lelaki itu masih terlihat penasaran. Ia berkeliling lagi di ruangan Oranye.
"Nanya doang. Kamu gak ada kerjaan apa?" tanya Oranye yang mulai pusing dengan Soga.
"Aku bakal pulang kalau kamu habisin sarapan kamu dulu."
Oranye berdecak frustrasi sembari melirik kotak makanan yang sudah terbuka. Salad sayur terpampang indah, sayangnya Oranye tidak berselera sedikit pun. Belum lagi dengan smoothie bayamnya. Satu-satunya yang lolos ke tenggorokannya adalah air putih dalam gelasnya yang nyaris kosong.
"Aku bakal makan, kok, kamu bisa balik duluan."
"Kamu ngusir aku?"
Soga bersedekap dada dan kemudian duduk di depannya. Berniat mengawasi.
"Aku udah sarapan, Ga. Baru aja," ucap Oranye dengan nada memelas.
"Banyak ngeles. Kamu pikir sehat makan fast food?"
"Kamu tahu?" Wanita itu terkejut.
"Iya. Dan, seharusnya sebagai atasan, kamu harus kasih contoh yang baik buat bawahan kamu dan tentunya adil."
"Maksud kamu gimana? Aku gak adil?"
"Kalau kamu mau bayarin sarapan, ajak semua karyawan. Jangan pilih kasih."
Soga seperti sudah memata-matainya. Ia bahkan tahu bahwa Oranye sarapan bersama Okky. Cara menyindirnya sangat profesional. Ia ingin menuduh Soga cemburu. Namun, tampang lelaki itu masih datar, tanpa emosi. Lelaki itu juga tampaknya takakan melepaskannya kali ini sebelum Oranye menghabiskan makanan yang dibawanya.
Wanita itu merapikan jilbabnya terlebih dahulu lalu menyakinkan diri bahwa ia bisa menghabiskan salad itu. Dengan gerakan lincah, ia memasukkan salad tersebut ke mulutnya. Belum selesai mengunyah, ia memasukkan salad lagi ke mulutnya. Takada unsur menikmati. Terakhir, ia menghabiskan smoothie bayam dalam sekali teguk. Lalu, habis.
"Aku gak tau kalau kamu suka salad dan smoothie bayam. Besok aku buatin lagi."
"Uhuk!"
Oranye terbatuk dan tersedak. Ia ingin segera menyanggah ucapan lelaki itu, tetapi isi mulutnya masih penuh.
"Seseneng itu dibuatin sarapan sama suami, 'kan?" tanya Soga dengan nada menyindir.
Sial, lelaki itu mulai membuat masalah lagi. Setelah isi mulutnya habis, ia berniat untuk menyanggah, tetapi di sisi lain melawan isi hati. Siapa yang tidak senang dibuatkan sarapan oleh suami? Walaupun bentukannya seperti Soga, tentu saja ia sangat senang. Namun, bukan makanan seperti itu yang dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE: Because Love U Everyday (Tamat)
Romance#Romance-Comedy #Ambassador's pick Bulan Januari #Cerita Pilihan Bulan Januari oleh @WattpadChicklitID Jika Oranye suka kotor-kotoran, maka Soga benci setitik debu menempel di tubuhnya. Jika Oranye jarang mandi, maka Soga paling tidak nyaman jika se...