Oranye baru mengembalikan jiwa sepenuhnya ketika pintu kamarnya digedor dari luar. Ia merasa sedikit emosi, walaupun tahu bahwa sang pelaku adalah suaminya sendiri. Dengan gerakan berat, ia beringsut turun dari kasurnya dan membuka pintu.
Di depan pintu, Soga dengan setelah rapinya terlihat bersedekap.
"Kenapa, Ga?" Suaranya masih serak.
"Siap-siap sana."
"Hah?"
Jangan bilang Soga akan mengajaknya ke sebuah pesta. Dengan setelan semi formal, Oranye sudah bisa menebaknya. Ia mendengkus sedikit frustrasi. Soga selalu mendadak seperti ini. Apa lelaki itu tidak tahu bahwa wanita perlu persiapan yang lama?
"Mau ke mana?"
"Acara ulang tahun anak rekanku."
Seperti dugaan. Bahkan acara ulang tahun yang membutuhkan kado. Jika terburu-buru, bagaimana dengan kadonya?
"Soga, kenapa baru bilang sekarang, sih?"
Lelaki itu memilih acuh dengan melirik jam tangannya. "Kamu punya waktu satu jam buat siap-siap."
"Soga!"
Percuma. Lelaki itu tidak akan peduli. Oranye menebak, kado yang beberapa waktu lalu mereka beli di toko bayi dipersiapkan untuk hari ini. Sampai sekarang Oranye tidak tahu siapa rekan yang dimaksud. Jujur, Oranye tidak begitu dekat dengan teman atau rekan kerja Soga. Ia bahkan belum pernah menginjakkan kakinya di kantor lelaki itu. Lagipula, ia masuk ke circle pertemanan Soga, Akash dan lainnya karena Gladiol.
Karena kamar mandi Oranye tidak bisa digunakan, wanita itu membawa peralatan mandinya ke kamar Soga. Sang pemilik kamar sudah tidak ada di sana sehingga ia bebas. Soga sendiri yang mengizinkannya untuk menggunakan kamar mandinya dengan syarat; selalu bersih.
Oranye keluar dari kamar mandi setelah kegiatannya berakhir hanya dengan berbalut handuk. Ia kaget melihat Soga yang duduk di sisi ranjang, sedang menunggunya.
"Soga, ngapain kamu di situ?" tanya Oranye sedikit panik.
Bukannya sengaja seperti semalam, Oranye pikir Soga tidak akan masuk ke kamar lagi sehingga ia berniat mengganti pakaiannya di sana. Namun, siapa yang menduga lelaki itu malah duduk santai?
"Sini!"
Soga menyuruh Oranye untuk mendekat dengannya dan membawanya ke depan lemari. Dibukanya lemari yang berisikan dress yang sempat dipertanyakan Oranye hingga terlupa. Melihat Soga membuka lemari itu, Oranye kembali bertanya-tanya.
Lelaki itu memindai tubuh Oranye sesaat, lalu mengambil salah satu dress dan menyodorkannya pada Oranye.
"Pakai ini."
"Ga, kamu yakin? Gamis selebar ini bukan aku banget."
Perbedaan nyata antara selera Soga dan Oranye terletak pada kerumitan desainnya. Jika Soga suka pakaian yang berglamor dan elegan, maka Oranye suka yang simpel. Kalau bisa gamis polos saja sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE: Because Love U Everyday (Tamat)
Storie d'amore#Romance-Comedy #Ambassador's pick Bulan Januari #Cerita Pilihan Bulan Januari oleh @WattpadChicklitID Jika Oranye suka kotor-kotoran, maka Soga benci setitik debu menempel di tubuhnya. Jika Oranye jarang mandi, maka Soga paling tidak nyaman jika se...