"Aku gak tahu kalau kamu dan Sian temen sewaktu SMA."
Oranye tidak jadi minum air putih. Diliriknya sang suami yang duduk di hadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Oh, itu. Aku juga gak tau kalau kamu dan Karla pernah pacaran."
Soga tampak sedikit kaget dan berdeham kecil. Tentu saja, reaksinya begitu. Oranye tahu hubungan Soga dan Karla dari Olivia. Kata adik iparnya, satu-satunya pacar Soga yang bertahan agak lama adalah Karla. Namun, penyebab putusnya hubungan mereka tidak diketahui.
"Sian dan aku gak deket-deket amat pas SMA. Tapi dia agak memorable, sih."
"Terutama karena dia nembak kamu, ya?"
Oranye merasa ucapan Soga sedikit ketus. Lelaki itu tampaknya penasaran dengan hubungan Oranye dan Sian. Mengingat kejadian beberapa waktu lalu, Oranye berpikir bahwa Soga barangkali cemburu. Apalagi ketika mendengar sendiri dari mulut Sian tentang kejadian di masa SMA.
"Kamu banyak berubah, ya, Ga. Pantes, sih, kamu dapat cewek yang belum sempat kudapatin. Dulu aku sempat nembak dia, tapi ditolak. Dari dulu, aku selalu kalah dari kamu."
Dan dengan percaya dirinya, Soga menjawab, "Karena orang baik selalu dapat yang baik. Wajar Oranye sulit kamu dapatin. Lihat dulu suaminya siapa."
Soga berhasil membuat wanita berumur 26 tahun ini ingin meloncat-loncat di sana saat itu juga. Namun, ia tidak bisa berekspektasi terlalu tinggi terhadap Soga. Lelaki itu selalu punya hal yang bisa membolak-balikkan hatinya. Buktinya, ketika Oranye berpikir Soga cemburu, tetapi setelahnya Sian mendadak harus pergi, Soga kembali menjadi lelaki berhati dingin bermulut pedas.
"Gak usah kegatelan. Udah nikah juga. Aku balik dulu."
Dia mengatai istrinya sendiri. Bagaimana bisa Oranye tak spaning tinggi?
"Aku pikir gak ada gunanya bahas ini sama kamu, kan, Ga? Berantem mulu bikin capek. Karena kamu udah sembuh, jangan kasih penyakit ke orang lain." Oranye berujar ketus lalu pergi meninggalkan Soga yang tampaknya tidak puas.
Oranye sedikit lelah. Terutama pada Soga. Hari ini ia merasa sakit hati karena ucapan Soga dan mungkin karena sebab lainnya. Pulang dalam keadaan lelah setelah mengerjakan proyek kafe baru, Soga malah menudingnya dengan pertanyaan tentang Sian. Ketika ia balik bertanya tentang Karla, lelaki itu tidak berniat membahas apa pun. Seperti ingin menyembunyikannya. Memangnya adil jika hanya Oranye yang membahas masa lalu?
Oranye hendak membuka pintu kamarnya, tetapi tiba-tiba dari arah belakang datang Soga menutup kembali pintu kamarnya. Dalam jarak yang begitu dekat, lelaki itu berbisik dengan suara serak.
"Aku udah masak di dapur. Kamu makan dulu."
Bulu kuduk Oranye meremang. Ia tidak berani menoleh sedikit pun. Ia mendorong Soga dan mempercepat langkah menuju meja makan. Matanya membelalak melihat semangkuk sayuran hijau di atas meja. Menelah ludah pun terasa pahit. Apa maunya lelaki itu menumis sayuran ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE: Because Love U Everyday (Tamat)
Romance#Romance-Comedy #Ambassador's pick Bulan Januari #Cerita Pilihan Bulan Januari oleh @WattpadChicklitID Jika Oranye suka kotor-kotoran, maka Soga benci setitik debu menempel di tubuhnya. Jika Oranye jarang mandi, maka Soga paling tidak nyaman jika se...