Lima

22 1 0
                                    

"Allahuakbar!" Spontan Qilla mengucap ketika melihat Adzril yang sedang membuka kancing kemejanya, Qilla berbalik badan dan langsung masuk lagi ke dalam kamar mandi.

"Kenapa?" Adzril yang melihat tingkah istrinya itu bertanya dari luar kamar mandi.

"Kak Adzril ngapain buka baju disini?" Teriak Qilla dari kamar mandi.

"Emang gak boleh?"

"B-bukan gitu, m-maksudnya... Kak Adzril mau satu kamar sama Qilla?" Qilla bertanya ragu-ragu.

"Emang gak boleh? Kita kan pasangan suami istri, udah halal ini." Ucap Adzril acuh.

"M-maksudnya Qilla belum siap buat itu...buat satu kamar sama kak Adzril."

Adzril paham maksud Qilla, kalau istrinya inginkan itu Adzril tidak akan mempermasalahkannya, dia tidak akan memaksa.

"Yaudah kalo lo pengennya gitu, gue gaakan maksa. Kalo lo udah beres, kita solat isya bareng terus udah itu kita makan."

"Iya." Qilla menghela nafas lega karena Adzril sudah pergi dari kamarnya.

.
.
.

"Kak Adzril mau makan apa?" Setelah solat isya bersama kini Adzril dan Qilla berada di ruang makan.

"Emang lo bisa masak?" Adzril meremehkan Qilla, membuat Qilla menatapnya sinis.

"Jahat banget sama istri sendiri." Qilla berbicara dengan sangat pelan, namun Adzril masih bisa mendengarnya.

"Apa? Sekali lagi bilang apa tadi?" Adzril menggoda Qilla sambil mendekat ke arahnya.

"Nggak,bukan apa-apa. Udah ah Qilla mau masak, kak Adzril gaada alergi sama makanan kan?" Tanyanya mencoba menghindar. Adzril menggeleng cepat, Qilla pergi ke dapur dan mulai memasak.

Adzril menghampiri Qilla yang sedang memotong tempe, dia berdiri di sebelah Qilla sambil terus mengamati istrinya itu yang sedang fokus memasak.

"Mau masak apa?" Tanyanya penasaran.

"Tempe oseng sama sayur sop." Adzril ber-oh ria.

"Istriku ini makin cantik aja kalo lagi masak." Perkataan Adzril itu membuat jantung Qilla berdebar kencang, tangannya menjadi gemetar sehingga tidak sengaja membuat jarinya terkena goresan pisau.

"Awww" Qilla meringis kesakitan, Adzril yang melihat itu seketika panik dia mengambil tangan Qilla dan mencuci lukanya.

"Bentar aku ambil P3K dulu." Adzril pergi mengambil P3K sambil berlari-lari kecil, Qilla yang melihat itu merasa aneh dia kan dokter bagaimana bisa hanya karena luka kecil ini dia sangat panik?

Adzril mulai mengobati jari Qilla dengan sangat teliti "Makanya hati-hati, luka kan jadinya."

"Suruh siapa bikin baper." Qilla mengucapkannya dengan pelan, tapi yah mau bagaimana lagi pendengaran Adzril tajam jadi otomatis dia mendengarnya.

"Ohh gara-gara itu, jadi kamu baper ceritanya?" Adzril menggoda Qilla tapi mata dan tangannya tetap fokus mengobati luka di tangan Qilla.

"Apasih kak Adzril, udah belum ngobatinnya? Qilla mau lanjut masak."

"Emang kuat? Aku bantuin yah?"

"Nggak usah, Kak Adzril diem aja biar Qilla sendiri yang masak, luka kecil gini doang gaada apa-apanya buat Qilla." Qilla mulai kembali lagi memasak dan Adzril hanya mengamati istrinya itu.

Dan... "Jadi deh." Qilla menyajikan makanan yang ia masak di hadapan Adzril.

Adzril dengan cepat mengambil nasi dan sendok, lalu menambahkan lauk yang Qilla masak, dia melahap satu sendok suapan ke dalam mulutnya. Matanya terpejam sambil menikmati makanan yang memanjakan mulutnya.

Tidak disangka Qilla sangat pintar memasak, masakannya ini sangat enak bagaikan candu di mulut Adzril.

"Gimana? Enak?" Melihat Adzril yang hanya fokus makan, Qilla bertanya bagaimana komentar Adzril tentang makanan yang ia buat.

Adzril mengacungkan jempol ke arah Qilla "Enak bangett, top deh." Qilla terlihat sangat gembira karena Adzril menyukai masakannya. Tak mau kalah Qilla mengambil piring lalu mengalaskan nasi dan lauk pauk ke atas piringnya.

"Alhamdulillah." Ucap Adzril dan Qilla serempak setelah mereka menghabiskan makanannya.

"Terimakasih humaira-ku." Tangan Adzril mengusap pucuk kepala Qilla yang tertutupi hijab, Qilla mematung ketika tangan hangat itu mengusap kepalanya.

"H-humaira?"

"Iya, panggilan sayang aku buat kamu. Sama kayak Nabi Muhammad yang manggil istri kesayangannya Aisyah dengan panggilan humaira." Adzril tersenyum manis sambil menatap ke arah Qilla.

"Qi-qilla mau cuci piring." Qilla berdiri lalu mengambil piring yang kotor dan pergi ke dapur.

Kekehan Adzril keluar ketika melihat tingkah istrinya "Kenapa bisa selucu itu sih?" -batin Adzril.

Tangan Qilla terus mengusap dadanya "Kenapa sih bikin anak orang baper mulu." Ocehnya.

.
.
.

ASYA (ON GOING)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang