Enam

21 1 0
                                    

02.40 Adzril bersiap-siap untuk solat tahajud dia berencana untuk membangunkan Qilla lalu solat bersama.

Tok...tok...tok...

Adzril sudah berkali-kali mengetuk dan mencoba memanggil Qilla dari luar kamarnya, tapi tidak ada sedikitpun balasan dari Qilla. Ragu-ragu Adzril meraih knop pintu dan membukanya dengan perlahan, dia berjalan masuk ternyata benar Qilla tertidur sangat pulas.

Adzril duduk di samping Qilla, dia melihat wajah cantik istrinya itu dengan seksama baru kali ini ia melihat Qilla tanpa memakai kerudung "Ternyata lo gak inget sama gue." Bisik Adzril. Dengan ragu-ragu Adzril menyelipkan rambut yang menghalangi wajah Qilla ke belakang telinganya.

Lalu Adzril dengan perlahan menggoyang-goyangkan tangan Qilla, berusaha membangunkannya.

"Qilla bangun, tahajud yuk." Tutur Adzril dengan lembut, Qilla bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk, tapi matanya masih terpejam, tiba-tiba...

Adzril terkejut dia diam mematung, karena Qilla yang tiba-tiba memeluk dirinya, 'Hangat' itu yang kini dirasakan Adzril.

Suasana dan udara yang dingin membuat pelukan itu terasa hangat dan nyaman.

"Ayah...5 menit lagi, Qilla masih ngantuk." Qilla bergumam, kini Adzril mengerti. Qilla pasti masih terbiasa dengan kebiasaan dirumah orang tuanya.

Adzril tersenyum jail, dia membalas dan mengeratkan pelukannya "Cup cup cup, bobo lagi yah sayang. Nina bobo oh nina bobo kalo tidak bobo digigit jenglot." Adzril bernyanyi bak menidurkan anak kecil sambil menepuk-nepuk pelan punggung Qilla.

Membuat Qilla terbangun, dia terkejut karena sadar bahwa yang ia peluk itu adalah Adzril bukan ayahnya, "Allahuakbar!" Buru buru Qilla melepaskan pelukannya, lalu dia memegang kepalanya yang tidak tertutupi hijab, "Astagfirullah!" Qilla mengambil selimut lalu menyelimuti seluruh tubuhnya.

Adzril yang melihat itu tertawa renyah, kenapa istrinya bisa selucu ini "Lo kenapa? Kita udah halal ngapain kayak gitu?" Adzril kembali tertawa, membuat Qilla malu.

"Kak Adzril ngapain masuk kamar Qilla?"

"Lo sih daritadi dipanggil-panggil dari luar buat solat tahajud gak bangun bangun, yaudah gue masuk aja."

Perlahan-lahan Qilla keluar dari dalam selimut ia melirik Adzril "Kenapa? Mau dipeluk lagi? Sini." Adzril membuka lebar tangannya menggoda Qilla, membuat wajah Qilla kembali memanas.

"Ih apasih Kak Adzril, udah ah Qilla mau wudhu dulu." Qilla turun dari kasur lalu berlari ke kamar mandi, Adzril kembali tertawa melihat tingkahnya.

Setelah selesai wudhu kini Qilla sudah siap diatas sejadahnya dengan menggunakan mukena membuatnya terlihat sangat cantik.

Tidak lama Adzril datang membawa sejadah dia mengenakan kaos hitam polos dan memakai sarung, wajah dan rambutnya yang basah membuat dia terlihat sangat tampan, pancaran kesolehannya semakin terlihat.

'Sempurna' kata itu yang ada di dalam pikiran Qilla ketika melihat Adzril seperti ini.

Adzril membentangkan sejadahnya di depan Qilla "Ayok." Seketika lamunan Qilla buyar.

"Allahuakbar." Kini Adzril dan Qilla memulai solatnya.



"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, assalamualaikum warahmatullah."

Kedua tangan Adzril dan Qilla menengadah ke atas, masing masing mereka meminta kepada Sang Pencipta.

"Yaallah jika Qilla memang jodoh dunia akhiratku maka bantulah aku untuk membimbingnya ke jalan yang diridhai oleh-Mu satukanlah kami kembali di surga-Mu, dan berikanlah selalu karunia dan ridha-Mu kepada pernikahan kami aamiin yarabbal 'alamin." Lirih Adzril dalam hatinya, begitupun dengan Qilla.

"Yaallah maafkan Qilla, karena Qilla sudah melanggar perintah-Mu, jangan seret kedua orang tua Qilla ke dalam neraka karena Qilla pacaran yaallah, maafin Qilla yaallah. Bimbinglah Qilla untuk menjadi istri yang solehah buat kak Adzril, dan limpahkanlah semua karunia-Mu kepada kami berdua, aamiin yarabbal'alamin."

Serempak keduanya mengusapkan tangan mereka ke wajah. Adzril berbalik menghadap Qilla, Qilla yang sadar akan hal itu perlahan mengambil tangan Adzril lalu menciumnya dengan lembut.

Deg!

Untuk kedua kalinya bibir hangat Qilla membuat seluruh tubuh Adzril menegang. Perlahan-lahan Adzril membisikkan sebuah kalimat yang membuat jantung Qilla berdebar kencang.

"Kini kamu akan selalu jadi makmum dalam setiap solatku dan selalu menjadi tempatku untuk pulang." Qilla mengangkat kepalanya dan...

Cup!

Bibir hangat Adzril tepat menyentuh jidat Qilla, Qilla yang merasakan itu semakin berdebar dibuatnya.

.

.

.







ASYA (ON GOING)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang