Perjodohan dokter muda tampan dengan gadis SMA.^
Perjodohan? Nikah muda? Tidak pernah terpikirkan sama sekali oleh Qilla.
Semuanya begitu tiba-tiba bagi Qilla, namun bagi Adzril ini adalah hasil dari semua penantiannya.
Namun seiring berjalannya wa...
Giselle bestai Lancar lancar yah bund sampe hari H🤣
Y.
Jihan lemot Nama cowoknya siapa qill?
Mana gue tau,tanya emaknya
Jihan lemot Emaknya yang mana? Gue gatau:(
Giselle bestai Perlu di update tu otak,dahlah semangat Syaqilla kalo nikahan undang-undang yahh💓
Qilla melempar hpnya ke kasur,dia menghela nafas kasar sambil mengacak rambutnya frustasi. Tiba-tiba bunda membuka pintu kamar Qilla,membuat Qilla terkejut.
"Yaallah kamu masih belum siap? Cepet siap-siap keluarga laki-laki sebentar lagi datang." Ucap bunda Qilla ketika melihat anaknya masih berbaring dan belum bersiap-siap.
"Bundaa, Qilla gamau bun..." Qilla memelas, berusaha meyakinkan bundanya agar tidak menjodohkannya.
Namun nihil usahanya itu sia-sia saja. "SYAQILLA HUMAIRA AZZAHRA!" Bunda Qilla meninggikan suaranya, membuat Qilla turun dari kasur dan langsung lari terbirit birit masuk ke kamar mandi.
"Cepetan mandinya, dandan yang cantik bunda tunggu kamu dibawah." Bunda keluar kamar membiarkan Qilla bersiap-siap.
"Berharap ini semua cuman mimpi." Lirih Qilla sambil mengambil sikat gigi pasrah.
30 menit kemudian...
"Qilla udah belum? Keluarga laki-laki udah dateng, bunda manggil lo!" Galih sedikit berteriak diluar pintu kamar Qilla berharap adiknya cepat-cepat keluar, kalau tidak bundanya bisa marah.
Klekk...
Pintu kamar terbuka, Qilla kini sudah terlihat sangat cantik dengan dress berwarna hijau army dan pashmina berwarna hitam, dengan sedikit polesan make up.
"Cepetan bunda nunggu lo daritadi, eh ngomong-ngomong calon lo cakep Qill yah meskipun masih cakepan gue sih." Oceh abangnya membuat Qilla sedikit jengkel ketika abangnya memuji cowok itu.
"Gak nanya."
Qilla yang berjalan turun ke bawah dengan didampingi oleh Galih menarik perhatian semua orang yang ada di ruang tamu, Adzril melihat Qilla sekilas dan langsung menunduk sambil menarik sedikit kedua sudut bibirnya.
Perhatian Qilla tertuju pada seorang lelaki berkoko putih dengan celana terusan hitam, rambut yang dibiarkan agak berantakan dan jam tangan di sebelah kiri membuatnya tampil cool, wajahnya tidak terlalu jelas namun Qilla tidak ambil pusing toh dia juga tidak peduli.
"Masyaallah cantiknya..." ucap wanita paruh baya yang ada disebelah Adzril ketika Qilla sudah duduk di sebelah bundanya.
"Alhamdulillah makasih tante, tante juga cantik." Qilla tersenyum manis.
"Nak Adzril kenalkan ini Syaqilla, anak kedua tante Airin dan om Fadil." Bunda memperkenalkan Qilla, dan kini giliran mama Adzril yang memperkenalkan anaknya.
"Syaqilla kenalkan ini Adzril, anak tunggal tante Sarah dan om Gilang." Qilla hanya mengangguk pelan dengan senyum yang dipaksakan.
Setelah berbincang-bincang sedikit tentang ini dan itu, akhirnya papa Adzril membuka suara.
"Gimana Adzril? Apa kamu siap menerima perjodohan ini? Dan siap menerima Syaqilla sebagai calon istri kamu?" Tanya om Gilang, membuat Qilla menegang.
"Insyaallah Adzril siap menerima perjodohan ini dan menerima Syaqilla sebagai pendamping hidup Adzril, menerima segala kekurangannya dan Insyaallah Adzril akan menjadi suami yang baik yang siap membimbing Syaqilla ke jalan yang diridhai oleh Allah menuju surga-Nya." Ucap Adzril dengan mantap dalam satu tarikan nafas, membuat semua orang terkagum-kagum kecuali Syaqilla yang mengharapkan cowok itu untuk menolak perjodohan ini.
"Kenapa dia gak tolak aja sih," batin Qilla jengkel.
"Alhamdulillah." Semua serempak mengucapkan hamdalah, kecuali Adzril dan Qilla.
"Kalau Qilla gimana? Kamu siap menerima lamaran ini? Dan menerima Adzril sebagai calon suami kamu?" Kini giliran om Fadil bertanya kepada anaknya, Qilla bingung ingin menjawab apa dia melirik sedikit ke arah bundanya, dan mendapati ekspresi bunda yang tidak Qilla mengerti.
Akhirnya dengan pasrah Qilla menjawab, "Insyaallah Syaqilla menerima lamaran ini dan menerima Adzril sebagai pendamping hidup Qilla." Meskipun tidak terlalu panjang seperti jawaban Adzril namun tenggorokan Qilla seperti tercekat ketika mengucapkannya.
"Alhamdulillah." Ucap semua orang yang ada di ruangan itu.
Qilla melihat Adzril sedikit tersenyum, membuat Qilla jengkel dibuatnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.