24. Kenyataan yang membuat luka-lagi---
Sudah satu minggu berlalu sejak Jeno dan Haechan keluar dari rumah sakit. Kini keduanya kembali disibukkan dengan kegiatannya masing-masing. Jeno yang kembali melakukan rutinitasnya ke sekolah dan Haechan yang kembali melakukan pembelajaran privatnya.
Pagi ini Taeyong, Jeno dan Haechan tengah menikmati sarapan. Taeyong dan Jeno sudah berpakaian rapi, hendak pergi ke tujuannya. Hanya Haechan yang masih mengenakan pakaian santainya.
Haechan makan dalam diam, tidak ada yang berubah memang. Kedua saudaranya itu masih bersikap tak acuh dan mengabaikannya. Walaupun terkadang Haechan merasa bahwa Taeyong diam-diam selalu memperhatikannya.
"Kak Taeyong," panggil Haechan.
"Apa?"
"Eungg, aku izin keluar ya."
Taeyong yang sedang menyiapkan bekal untuk Jeno menghentikan gerakannya. Atensinya menoleh ke arah Haechan yang masih duduk di kursinya, mereka sudah selesai sarapan omong-omong.
"Mau ketemu Kak Jaehyun," ucap Haechan pelan. Melihat Taeyong yang kembali acuh, Haechan melanjutkan perkataannya. "Cuman sebentar kok, aku bakal belajar sama Hana hari ini," lanjutnya.
Ingatan Haechan berputar saat dimana dia dan Jaemin di ruang rawatnya kala itu. Saat Haechan bertanya perihal penyakitnya yang sampai sekarang dia belum mengetahuinya.
Taeyong datang dengan wajah memerah saat itu, tanpa aba-aba membentak Haechan meski ada Jaemin di sana.
"Kamu nggak belajar sama Hana?!" bentaknya.
Haechan yang terkejut hanya diam lalu tersadar saat badannya diguncang. "Bilang berapa kali pertemuan kamu nggak belajar sama Hana?" tanya Taeyong penuh penekanan.
"E-empat," jawab Haechan pelan.
Taeyong mendecih, tadi dia sempat berfikir mengapa adik bungsunya itu tidak terlihat belajar sama sekali. Ternyata saat bertanya pada Hana, Haechan melewatkan pertemuan belajarnya sebelum Haechan dirawat.
Taeyong marah karena merasa Haechan tidak menghargainya. Padahal dia sudah berbaik hati membayar biayanya, maka dari itu Taeyong meningkatkan jam belajarnya. Yang awalnya hanya dua jam, tak tanggung-tanggung Taeyong menambahkan dua jam. Untungnya Hana tidak masalah dengan hal itu selama mereka belajar di rumah keluarga Lee itu.
"Jeno berangkat duluan ya, Kak," pamit Jeno.
Haechan tersentak lalu mengejar Jeno yang sudah berjalan ke depan. "Kak Jeno!"
"Apa?" Dengan malas Jeno berbalik.
"Hati-hati ya."
Jeno mendengus dan memilih pergi tanpa menjawab. Haechan memakluminya, semenjak Jeno mengusirnya kala itu Jeno menjadi jarang berinteraksi dengannya.
"Minggir, jangan diem di jalan."
Haechan tersentak saat Taeyong keluar dengan tas di pundaknya. Buru-buru dia menyingkir dan melihat Taeyong yang menggunakan sepatunya.
"Pulang sebelum jam dua belas," kata Taeyong sebelum pergi berlalu.
Haechan mengerjapkan kedua matanya masih belum menangkap maksud perkataan kakaknya. Jarinya ia jentikkan saat sudah paham.
"MAKASIH KAKAK! HATI-HATI YA!" teriak Haechan.
Taeyong yang baru masuk ke dalam mobilnya tersenyum kecil.
---
Haechan sudah berada di rumah Jaehyun sendirian karena Jaehyun sedang dalam perjalanan pulang. Padahal mereka bisa saja bertemu di rumah sakit tapi Jaehyun melarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tan 90° • Lee Haechan [End]
FanfictionButuh waktu empat tahun untuk Haechan supaya penglihatannya bisa kembali normal. Tapi, kenapa setelah penantian panjangnya justru luka semakin banyak datang kepadanya? Bahkan, hanya butuh satu tahun untuk menjatuhkan Haechan ke dalam jurang yang san...