Tan 90° ; 14

4.3K 589 7
                                    


14. Sebuah usaha untuk secuil perhatian

---

Keheningan menyambut keluarga Lee yang tengah duduk di ruang keluarga. Usai perkataan Haechan yang lirih tadi Jeno melepaskan pelukannya dan segera masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Taeyong, Haechan, Jaehyun dan Jaemin yang masih terdiam.

Namun tak lama, Taeyong segera mengatasi situasi dengan mengucapkan terima kasih kepada Jaehyun dan Jaemin yang sudah menolong Haechan. Dan berakhirlah mereka di sini, Taeyong, Jeno dan Haechan. Tiga bersaudara yang tidak ada yang membuka suara.

"Eummm, Echan mau ke kamar dulu," cicit Haechan. Memecah keheningan dengan suara kantung keresek yang dibawanya.

Baik Taeyong maupun Jeno tidak ada yang menjawab, dua-duanya masih saja terdiam.

"Jen," panggil Taeyong setelah Haechan pergi dari sana.

"Hm?"

"Kelepasan?"

Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sedangkan Taeyong terkekeh. "Mau ngakak aja Kakak mah liat kamu khawatir gitu sama si Haechan," ungkap Taeyong.

"Refleks Kak! Aku aja kaget."

Tawa Taeyong lepas saat mendengar penuturan adiknya. Jujur, dia menahan tawa sedari tadi saat melihat Jeno yang tiba-tiba menerjang Haechan dengan pelukan.

Heol, dia tahu Jeno yang sekarang itu bersentuhan sedikit saja tidak mau dengan Haechan. Makannya dia kaget dan berusaha menahan tawa saat Jeno memeluk Haechan.

"Udah Kak ah. Anggap aja aku lagi khilaf," kata Jeno begitu melihat Taeyong yang masih tertawa.

Entah apa yang ada di pikiran mereka berdua, kejadian tadi yang menimpa adiknya- yang sudah diceritakan oleh Jaemin, dianggap lelucon.

Maksudnya, mereka merasa yang awalnya khawatir menjadi berfikir 'ah gitu doang' padahal Taeyong dan Jeno tidak tahu efeknya kepada Haechan bagaimana.

Well, sudah menjadi rahasia umum-untuk sekarang, bahwa kedua kakak kandung Haechan itu membencinya. Ah lebih tepatnya setelah Haechan dan orang tuanya kecelakaan, keduanya mulai berubah.

Oke mereka berdua mempunyai alasan yang belum bisa diberitahu sekarang, nanti ada saatnya.

Hanya saja tanpa Taeyong dan Jeno ketahui, Haechan mendengar semua percakapannya dari ujung tangga atas. Haechan belum sempat masuk ke dalam kamar karena mendengar kalimat Taeyong tadi.

Haechan meremat dadanya karena merasa sangat sakit. Haechan benci menerima fakta bahwa kini kedua kakaknya yang dulu selalu memanjakannya itu membenci dirinya. Haechan tidak tahu atau mungkin tidak sadar atau tidak mengerti mengapa kedua kakaknya berubah tepat setelah kecelakaan empat tahun yang lalu.

Jika itu karena kecelakaan yang menyebabkan orang tuanya meninggal, oke Haechan merasa pantas untuk dibenci, untuk dijauhi. Tapi, mengapa Haechan merasa bahwa alasannya bukan hanya sekedar itu saja?

"Hiks ...."

Runtuh sudah pertahanan Haechan sedari tadi, sebut saja Haechan cengeng. Menangis hanya karena mendengar percakapan itu, tapi sungguh Haechan merasa sakit hati saat tahu bahwa kedua kakaknya tidak khawatir sama sekali.

"Echan salah apa?" lirihnya.

Tubuh Haechan merosot dibalik pintu kamarnya yang baru saja dia tutup. Haechan menangis tergugu, merasakan nyeri yang teramat pada hatinya. Mungkin sebagian orang menganggapnya biasa saja, tapi demi tuhan, bagi Haechan tidak ada yang lebih berharga dari pada keluarga.

Tan 90° • Lee Haechan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang