Tan 90° ; 6

5.8K 763 1
                                    


6. Anak pertama dan tanggungannya

---

Lee Taeyong sedang pusing-pusingnya karena masalah skripsi. Ini tahun terakhirnya kuliah, setelah selesai mengerjakan skripsi lalu dia akan wisuda dan mungkin akan berlanjut mencari pekerjaan.

Hidupnya terasa hampa setelah kejadian empat tahun silam yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.

"Tiwayy," panggil seseorang.

"Apa?"

"Skripsimu gimana?"

Taeyong berdecak mendengar pertanyaan Yuta–orang yang memanggilnya barusan, yang merupakan sahabatnya. "Aman," jawabnya.

"Dah kelar?"

"Satu bab lagi."

Yuta bertepuk tangan seraya duduk di hadapan temannya itu. Taeyong terlihat stress, wajahnya sangat kusut.

"Kenapa?"

"Apa?"

"Adikmu lagi?" tanya Yuta.

Taeyong menghela nafas lelah yang ke sekian kalinya. "Hm."

"Kenapa lagi emang?"

"Dia keluar dari rumah sakit."

"Bagus dong, kasihan juga di rumah sakit terus," ujar Yuta. Yuta memang tahu masalah yang menimpa sahabatnya.

"Bukan ke rumah."

"Hah maksudnya gimana?"

Yuta tidak mengerti, bukan ke rumah? Maksudnya ke panti asuhan apa bagaimana? Terkadang Yuta memang perlu kesabaran extra dalam menghadapi Taeyong yang seperti ini.

"Haechan dibawa pulang sama Kak Jaehyun," ucap Taeyong.

"Hah?"

Taeyong mengusap wajahnya kasar. Sial, dia kepikiran dengan ucapan Taeyong kemarin saat di rumah sakit.

Iya dia memang kakak yang kejam. Tega membiarkan adiknya sendiri yang sedang sakit itu di rumah sakit. Tapi, Taeyong punya alasan untuk itu.

"Tunggu deh, maksudnya gimana?" tanya Yuta tidak mengerti. "Haechan keluar dari rumah sakit tapi bukan dibawa ke rumahmu? Melainkan ke rumah Kak Jaehyun?" tanya Yuta, mencoba mengkonfirmasi.

"Hmm."

Yuta terperangah. Itu artinya bagus dong, kasihan Haechan yang sudah bertahun-tahun diam di rumah sakit. Toh, Yuta juga tahu kalau Taeyong mengenal baik bagaimana Jaehyun.

"Terus kenapa?"

Taeyong melirik ke arah Yuta, tidak mengerti maksud pertanyaannya. Sekakan mengerti, Yuta kembali melanjutkan ucapannya. "Ya kenapa kamu murung gitu? Bukannya bagus Haechan dibawa Jaehyun?"

"Maksud lo apa hah?"

Oke, Yuta salah karena memancing emosi Taeyong yang sedang tidak stabil.

"Ini ga seperti yang kamu pikirkan, Taeyong. Coba lihat dari sisi Haechan."

"Lo ga bakal ngerti," ujar Taeyong. Sebelum meninggalkan Yuta di kantin sendirian.

Yuta menghela nafas lelah melihat pola pikir Taeyong yang sangat sempit. "Aish, anak itu," gumamnya.

Taeyong sendiri kini tengah bergegas mengambil mobilnya, kelasnya sudah selesai. Dia berencana menjemput Jeno pulang dan membawa adiknya itu untuk jalan-jalan sebentar.

Lima belas menit menunggu, Taeyong melihat Jeno keluar dari gerbang seraya memainkan ponselnya. Taeyong segera memanggil Jeno.

"Jen," panggilnya.

Tan 90° • Lee Haechan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang