Tan 90° ; 23

3.7K 519 5
                                    


23. Haechan, harus kuat ya!

---

Haechan baru saja mengerjapkan matanya guna menetralisir penglihatannya saat sosok yang Haechan kenali berlari terpogoh menuju bangsalnya.

"Haechan? Kenapa bisa gini?" tanyanya beruntun.

Jung Jaehyun.

Jaehyun teramat sangat panik saat mendengar Haechan berada di IGD. Begitu prakteknya selesai, Jaehyun segera berlari menghampiri Haechan.

"Haechan bisa denger Dokter?" tanya Jaehyun lagi.

Haechan mengangguk pelan, badannya terasa lemas. Meski matanya masih menatap ke arah langit kamar, telinganya masih mendengar Jaehyun yang terus memastikan kondisinya.

"Dokter Jaehyun?"

Taeil datang dan mengernyit melihat rekan kerjanya berada di bangsal pasiennya. "Sedang apa?"

"Dokter Taeil, Haechan kenapa?"

"Saya harus memeriksanya dulu."

Jaehyun menyingkir dan memberikan space pada Taeil untuk memeriksa Haechan. Jaehyun melihat dengan detail setiap gerakan Taeil.

"Kak Taeil kita perlu bicara," tandas Jaehyun.

Taeil mengangguk lalu mengajak Jaehyun pergi keluar ruangan. Kedua dokter tampan tersebut memilih tempat di kantin, well keduanya memang teman semasa kuliah. Hanya saja Taeil merupakan kakak tingkat Jaehyun.

"Jadi, Haechan kenapa?"

"Dia sakit."

"Semua orang juga tahu kalau dia sakit kali, Kak," ketus Jaehyun sebal.

Taeil terkekeh lalu menyesap kopi panasnya sebentar. "Haechan ... sakit gagal jantung Jae," ucap Taeil pelan.

"MWO?"

"Bener, itu fakta. Kamu bisa lihat hasil pemeriksaannya nanti," kata Taeil. "Saya pergi dulu, saya tahu ini berat karena kamu udah menganggap Haechan sebagai Adik. Karena itu, bantu bujuk dia buat jalani pengobatan ya?" lanjutnya.

Jaehyun masih diam, berusaha mencerna semua ucapan yang barusan dia dengar. Taeil sendiri menepuk pundak Jaehyun untuk menguatkan lalu segera pergi dari sana, menyisakan Jaehyun yang masih terdiam.

Sedangkan di ruang rawat inap lain, Haechan masih terdiam. Dia baru saja dipindahkan dari IGD, katanya Haechan perlu dirawat beberapa hari. Padahal Haechan tidak merasa sedang sakit.

Kecuali ya kemarin dia merasa pusing saat sedang berdoa. Haechan tersentak lalu mengambil ponselnya untuk melihat tanggal. Sudah dua hari berlalu, itu artinya Haechan tidak sadarkan diri selama dua hari. Lalu kakak-

Jeno! Bagaimana keadaan Jeno?

Dengan tergesa Haechan mencabut infus di tangannya tanpa memperdulikan darah yang keluar. Dia harus melihat keadaan Jeno, harus.

Di koridor, Haechan bertemu dengan seorang perempuan yang sangat dikenalnya. "Hana!" panggilnya.

"Eh? Haechan?" Hana terkejut melihat Haechan yang menggunakan baju pasien.

"Hana tahu ruangan Kak Jeno?" tanya Haechan langsung.

"Tahu, ini aku mau ke sana. Kok kamu di sini? Kemana aja? Jeno udah dua hari dirawat tahu, kok malah ngilang?" tanya Hana beruntun.

Pertanyaan biasa, tapi Haechan bisa mendengar nada ketus dari pertanyaan Hana. Ah, jadi tidak ada yang memberitahu perihal kondisinya ya. Duh Haechan, orang-orang mana peduli sih sama kamu.

Tan 90° • Lee Haechan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang