Tan 90° ; 28

3.7K 534 28
                                    


28. Jeno, kamu ...

---

Haechan menggeliatkan badannya saat sinar matahari mengenai wajahnya. Haechan melirik sekitar, ini bukan kamarnya.

Ah, semalam kan dia tidur bersama kakaknya.

Omong-omong Taeyong kemana? Haechan tidak mendapati kakaknya itu, dia tersenyum tipis mengingat semalam. Untuk pertama kalinya lagi, Haechan benar-benar tertidur pulas.

Jam menunjukkan pukul delapan pagi, heol kenapa Taeyong tidak membangunkannya? Rumah sudah sepi, itu artinya semua orang rumah pergi dan Haechan sendirian lagi.

Masih memakai piyama dan wajah bantalnya, Haechan turun ke bawah. Perutnya keroncongan dan untungnya masih ada makanan yang tersisa di meja makan. Haechan mengambil nasi dengan lauk pauknya lalu mulai memakannya seorang diri.

Ini hari Sabtu. Biasanya Jeno libur tapi kemana kembarannya itu? Taeyong sendiri sudah pasti sedang mengurus skripsinya, sebentar lagi kakaknya itu akan sidang.

Selepas makan, tidak banyak hal yang dilakukan Haechan. Hanya mandi lalu bermain ponsel di ruang keluarga. Lama-lama Haechan bosan juga.

Astaga, kenapa dari kemarin Haechan terus dilanda kebosanan?

Ting!

Ting!

Ting!

Suara notifikasi ponselnya membuat Haechan kembali mengambil benda elektronik itu.

Jaemin
Haechan lagi dimana?
Chan
Penting!

Haechan mengernyit melihat pesan dari Jeno. Sepertinya ada hal yang penting, tapi apa dan kenapa? Haechan tidak mengerti. Baru saja tangannya hendak membalas, Jaemin terlebih dahulu menelfonnya.

Jaemin is calling

Haechan buru-buru mengangkatnya. "Halo Jaem," sapanya.

"Halo Chan. Kamu dimana?"

"Di rumah, kenapa?"

"Jeno ada?"

Haechan mengernyit lagi saat mendengar suara Jaemin yang terdengar sangat panik. "Nggak ada, Echan sendiri di rumah."

"Shit," umpat Jaemin.

"Jaemin kenapa? Kak Jeno kenapa?" tanya Haechan. Dia jadi ikutan panik.

"Jeno ilang Chan! Tadi dia bareng aku tapi malah nggak ada."

"T-tunggu, maksudnya g-gimana?"

Haechan tidak mengerti, sungguh.

"Ck, tunggu di rumah. Aku ke sana sekarang."

Lalu sambungan telfon terputus.

Haechan menggigit kuku jarinya, dia panik mendengar Jeno hilang. Apa maksudnya? Kenapa bisa hilang?

Tidak lama, Jaemin datang dengan wajah yang sangat panik dan juga nafas yang memburu. Haechan yakin Jaemin berlari.

"Jaemin!"

"Chan! Beneran Jeno nggak ada?" tanya Jaemin.

Haechan menggeleng. "Nggak ada Jaem, Echan sendiri di rumah."

Jaemin meraup wajahnya kasar, kejadiannya begini. Tadi pagi sekitar pukul enam Jaemin datang ke rumah ini, dia sudah mempunyai janji untuk olahraga bersama Jeno, hanya sekedar jalan-jalan biasa dan itung-itung pendekatan kembali.

Semua berjalan semestinya, sampai mereka istirahat di taman Jaemin pergi membeli makanan dan Jeno menunggu sendirian. Tetapi, saat Jaemin kembali Jeno tidak ada di tempatnya. Jaemin tidak akan panik jika seandainya Jeno menghubunginya, tapi ini tidak dan ponsel Jeno tidak aktif.

Tan 90° • Lee Haechan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang