Hari ini para siswa dan sisiwi kelas 10 diwajibkan memilih ekskul yang akan mereka ikuti untuk satu tahun kedepan. Begitu juga dengan riyo dan juan. Dua anak itu sibuk membicarakan ekskul apa yang akan mereka pilih.
Sebenarnya hanya juan sih yang banyak bicara.
"Riyo kamu mau ikut ekskul apa? Juan mau ikut taekwondo" kata juan antusias, memperlihatkan selembar kertas ekskul pada riyo.
"Bagus tuh kamu ikut taekwondo supaya bisa ngelawan kalo ada yang ngatain kamu pendek" riyo terkekeh kecil. Spontan hal itu membuat juan mengerucutkan bibirnya kesal.
"Ihh kan kamu yang suka ngatain aku pendek! Berarti kamu yang harus aku pukul!"
Riyo menahan tawanya agar tak meledak. Menjahili juan ternyata menyenangkan juga.
"Bercanda juan"
Anak laki-laki berlesung pipit itu mendengus kesal. Menurutnya akhir-akhir ini riyo berubah sangat menyebalkan.
"Jadi riyo mau masuk ekskul apa?"
Riyo melihat daftar ekskul yang tertera di lembar kertas yang dibagikan oleh ketua osis. Setelahnya dia menjentikkan jari.
"Musik. Aku mau ikut musik"
"Kirain kamu bakal ikut dance, keliatannya kamu jago tuh"
Riyo terdiam sejenak "nggak. Aku lebih suka musik daripada dance"
"Ah gitu"
***
Sepulang sekolah ketua osis memberi pengumuman agar siswa dan siswi kelas 10 berkumpul di ruang ekskul masing-masing. Disinilah riyo berada, di ruang ekskul musik.
Riyo melangkah masuk dengan gugup lalu mendudukan diri di kursi yang tersedia. Dia hanya diam karna tidak mengenal siapapun. Dan juga... sedikit malu.
"Hai"
Riyo menoleh ke samping kanan dan mendapati seorang siswa laki-laki tersenyum padanya.
"H—hai" riyo tersenyum kaku.
"Kenalin aku kwon ayden" ucapnya mengulurkan tangan.
Riyo menjabat tangan anak itu gugup "r-riyo jung"
Ayden tertawa kecil "kok tanganmu gemetar sih? Santai aja"
Riyo tersenyum canggung. Sudah dibilang kalau riyo jung tidak pandai bergaul.
"Kamu bisa main alat musik apa ri?"
Riyo menunduk lalu menggeleng pelan "Kalo kamu?"
"Aku bisa main biola"
Mendadak riyo jadi bekecil hati, apa hanya dia yang tidak bisa apa-apa?.
Puk puk
Riyo sedikit terkejut saat tiba-tiba ayden menepuk pundaknya dua kali "nggak pa-pa riyo, sekarang kamu belum bisa kan tujuan kita masuk ekskul buat belajar"
Kedua sudut bibir riyo terangkat "makasih ayden"
***
"Aku pulang—— PAPA!"
Seorang pria paruh baya yang tak lain adalah papa hoseok tersenyum lebar, merentangkan tangannya. Riyo berlari kecil menghambur ke pelukan ayah terhebatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE | Ni-Ki✔
Fanfiction𝗦𝗘𝗤𝗨𝗘𝗟 𝗢𝗙 𝗗𝗘𝗔𝗥 𝗚𝗢𝗗 "Seandainya aku bisa memilih, aku tidak ingin dilahirkan dengan wajah yang mirip seperti dia."