Anggap aja sekarang hari minggu pagi ya gaiss🤣🤣
Biasalah quthor ngaret harusnya up hari minggu kemaren malah baru up sekarang😆😆***
Suasana dingin di hari minggu pagi membuat riyo bergelung lebih lama di dalam selimut. Entahlah jam berapa sekarang, yang jelas anak laki-laki itu malas sekali untuk bergerak.
Sampai sebuah tangan mengelus kepalanya lembut berhasil membuat riyo membuka setengah matanya.
"Selamat pagi sayang! Ayo bangun, papa ngajak kita jogging"
Ya siapa lagi kalau bukan mama eunbi.
"Jam berapa?" Tanya riyo dengan suara serak khas bangun tidur.
"Jam tujuh, ayo bangun"
"Males ma" anak itu kembali menutup mata seraya menenggelamkan tubuhnya di balik selimut.
Terdengar decakan kecil dari mama eunbi "jangan males-males dong ri, biar sehat"
"Masih pengen tidur"
"Ayo ah, tidurnya ntar siang lagi" mama eunbi tak menyerah, wanita paruh baya itu menarik selimut riyo lalu menarik kedua tangan anak itu hingga duduk.
Mau tak mau riyo harus menurut. Jika tidak pasti mama eunbi akan melakukan berbagai cara agar dia bangun. Ya benar sih lari pagi supaya sehat, tapi riyo sangat amat malas melakukannya. Apalagi cuacanya sangat dingin.
Cukup sepuluh menit, riyo sudah siap memakai celana training dengan kaos putih polos dilengkapi dengan jaket hitam, tak lupa topi hitam yang bertengger rapih di kepalanya.
Terlihat papa dan mama sedang melakukan pemanasan di depan rumah. Kedua orang tuanya memang rajin berolahraga berbeda dengan riyo yang lebih suka merebahkan dirinya di atas kasur empuk kesayangan.
"Riyo pemanasan dulu nak" ucap papa hoseok.
Riyo menatap papa hoseok tanpa minat.
"Riyo..."
"Iya mama"
Mama eunbi tersenyum puas saat melihat putranya mulai menggerakkan tangan dan kaki tanpa semangat. Yasudahlah yang penting pemanasan sedikit agar ototnya tidak kaget saat dibawa berlari.
Setelah melakukan peregangan, ketiganya mulai berlari santai meninggalkan pekarangan rumah. Tak lupa menyapa security yang berjaga di depan komplek.
Papa dan mama masih semangat sedangkan riyo mulai melambat. Mungkin efek malas jadi rasanya mudah lelah.
"Riyo kok lambat banget? Semangat dong"
Riyo menghembuskan nafas "papa sama mama duluan aja aku mau mampir ke taman"
Kedua orang tuanya bertatapan sebentar lalu "yaudah kita ikut" kata mama eunbi.
Riyo mengangguk sekilas lalu ketiganya berjalan bersama menuju taman terdekat.
***
"Pa, ma, aku mau duduk disitu ya" ucap riyo menunjuk salah satu bangku taman yang masih kosong.
"Iya, mama mau cari minum dulu. Papa mau ikut?"
Papa hoseok menggeleng pelan "papa nemenin riyo aja, gapapa kan?"
Mama eunbi mengangguk lalu melenggang pergi.
"Riyo"
Riyo bergumam sebagai jawaban.
"Kalo tiap minggu kita jogging bareng begini pasti seru deh. Family goals, ya nggak?"
Riyo melirik papa hoseok "apaan deh, nggak mau lah males"
Papa hoseok terkekeh menepuk pucuk kepala putranya dua kali "ri, papa pengen kayak gitu bukan semata-mata supaya dipandang family goals sama orang lain tapi..."
Riyo menoleh ke arah papa dengan tatapan bertanya.
"Tapi untuk merealisasikan apa yang harusnya dulu papa lakukan" papa tersenyum teduh.
'Ah ternyata tentang kakak lagi' batin riyo, tersenyum sumir.
Riyo merasakan lengan kekar papa merangkul bahunya "tapi dengan hadirnya kamu, tanpa perlu jogging ataupun jalan-jalan kita udah jadi family goals" kata papa hoseok tersenyum lebar.
Sontak hal itu membuat kedua sudut bibir riyo terangkat. Disaat seperti inilah riyo merasa sangat bersalah karna sering berprasangka buruk kepada orang tuanya. Jadi, meskipun mereka sering membahas kak niki tapi mereka tetap menyayangi riyo kan?.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE | Ni-Ki✔
Fiksi Penggemar𝗦𝗘𝗤𝗨𝗘𝗟 𝗢𝗙 𝗗𝗘𝗔𝗥 𝗚𝗢𝗗 "Seandainya aku bisa memilih, aku tidak ingin dilahirkan dengan wajah yang mirip seperti dia."