Junghwan kembali ke cafe setelah mengantarkan Riyo pulang. Kali ini dia memaksa karena dia tidak mungkin membiarkan anak itu pulang sendiri dengan keadaan habis menangis. Apalagi jarak dari cafe ke rumah keluarga Jung cukup jauh.
Dia menghampiri ketiga sahabatnya yang masih terlarut dalam keheningan. Ya, membuka luka lama memang seberat itu.
"Maaf gue membuka luka lama lagi" ucapnya setelah memposisikan duduk di kursi.
"Nope. Lo melakukan hal yang benar" jawab Zeyu.
Junghwan menghembuskan nafas pelan. Lalu setelahnya hanya ada keheningan menyelimuti mereka berempat.
"Gimana reaksi lo waktu pertama kali ketemu dia?" Tanya Dahyun pelan.
"Of course, kaget banget. Apalagi gue ketemu dia di pemakaman"
"Hah sumpah?! Kalo gue diposisi lo kayaknya pingsan di tempat" ucap Zoa terkejut.
Junghwan tersenyum tipis "Gue sempet limbung juga waktu itu"
"Dia mirip banget nggak sih sama Niki? Gue aja tadi nggak sanggup ngeliat wajahnya lama-lama" ucap Zeyu pelan seraya memainkan ujung dasinya.
Ketiganya mengangguk setuju. Riyo dan Niki sangat-sangat mirip. Yang membedakan hanya gaya rambutnya dan juga postur tubuh Riyo yang sedikit pendek.
"Day, lo nggak ada niatan pindah? Belasan tahun udah berlalu Day" ucap Zoa hati-hati. Dia takut melukai hati sahabatnya.
Dahyun tersenyum getir "gue belum siap Zo"
Sedikit cerita kehidupan empat sahabat setelah belasan tahun berlalu. Junghwan, Zoa, dan Zeyu sudah berkeluarga, hanya Dahyun yang masih setia menyendiri. Jika kalian berfikir bahwa Junghwan menikah dengan Zoa itu salah. Dulu memang sempat ada hubungan spesial diantara keduanya, hanya saja tidak bertahan lama. Akhirnya mereka memilih berjalan di jalan masing-masing. Zeyu, anak lelaki yang sangat bawel itu sekarang sudah menjadi seorang direktur. Sedangkan Dahyun, perempuan itu menjadi dokter spesialis kanker. Tentu saja, semua itu karna pria yang sangat ia cintai. Niki Jung.
Zeyu menghembuskan nafas pelan "gue tau, kalian —bahkan gue sekalipun masih belum bisa menyembuhkan luka lama. Tapi gue juga nggak mau setiap kumpul suasana jadi sedih begini" ucapnya menunduk.
Junghwan yang melihat ketiga sahabatnya muram hanya bisa menghela nafas "gue cuma berharap kalian udah ikhlasin dia" ujarnya.
"Bukannya gue sok nasehatin kalian, tapi setelah liat adiknya Niki gue rasa kita harus mulai mengawali semuanya dengan senyuman. Gua tau ini berat, tapi dengan begitu artinya kita udah benar-benar ikhlasin kepergian dia kan?" Lanjutnya menatap satu persatu sahabatnya.
Zoa, Dahyun dan Zeyu mendongak secara bersamaan.
Bertahun-tahun sudah berlalu dan mereka sudah bergerak di jalan masing-masing. Tapi nyatanya... hanya raga mereka yang bergerak, tidak dengan hatinya.
Junghwan benar, seharusnya mereka sudah mengikhlaskan dia.
***
Dahyun melangkah pelan memasuki apartement yang sudah ia huni selama beberapa tahun terakhir. Zeyu, sahabat cerewetnya itu dengan senang hati mengantarnya pulang. Yaa, meskipun dulu dia tidak pandai mengendarai sepeda motor tapi siapa sangka sekarang dia sudah bisa mengendarai mobil mewah.
Dahyun meletakkan tas selempangnya di atas ranjang. Lalu tangan putih itu bergerak membuka laci nakas, mengambil selembar foto yang masih terlihat bagus meskipun sudah dimakan waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE | Ni-Ki✔
Fanfiction𝗦𝗘𝗤𝗨𝗘𝗟 𝗢𝗙 𝗗𝗘𝗔𝗥 𝗚𝗢𝗗 "Seandainya aku bisa memilih, aku tidak ingin dilahirkan dengan wajah yang mirip seperti dia."