35

2.7K 321 52
                                    

Saat ini Xiao Lin tengah dalam ruangan khusus yang isinya segala jenis racun. Entah kenapa gurunya itu punya tempat semacam ini.

"Guru.."

"Kyaa dengar alunan merdu itu." Entah kenapa Xiao Lin selalu kesal saat memanggil orang ini.

"Huh.. saya ingin menanyakan sesuatu."

"Silahkan tanya apapun pada gurumu ini, muridku tersayang." Xiao Lin mengeryit."Uwahh, sampai kapan aku bisa terbiasa dengan cara bicaranya itu."

"Mengapa guru punya ruangan seperti ini, bukankah guru juga pengembara? Saya kira ini hanya rumah sementara."

"Hoho, tentu saja ini bukan rumah sementara. Disini adalah rumah asli saya, yahh setidaknya gurumu ini menghabiskan masa kecil yang menyenangkan disini." Mao Xi berpose keren yang entah kenapa malah terlihat konyol.

"Seperti itu rupanya, dan prajurit yang membawa saya itu.. apakah dia baik-baik saja? Sepertinya saya harus menyampaikan rasa terima kasih saya." Xiao Lin baru mengingatnya setelah sekian lama.

"Ahh maksudnya si penjaga gerbang itu? Dia baik-baik saja, sepertinya dia sudah bertugas di gerbang lagi."

Xiao Lin merasa ada hal yang janggal, kalau dia penjaga gerbang kenapa dia ikut perang? Kenapa juga guru memanggilnya begitu? Apa karena terlalu sedikit prajurit sehingga penjaga gerbang pun ikut perang? Ahh, sepertinya ada gambaran cerita yang muncul dikepalanya.

"Guru, jangan-jangan anda sering masuk keluar istana untuk melakukan sesuatu yang buruk dan bekerja sama dengan prajurit itu ya?" Xiao Lin memicingkan matanya curiga.

"Ehhh, apa maksudnya itu! Yahh aku memang sering keluar masuk istana, t-tapi bukan untuk melakukan hal yang buruk. Si penjaga gerbang itu namanya Dai Mu, dia sering membantuku masuk istana untuk mengecek keadaan seseorang. Itu saja!"

"Hee, s-e-s-e-o-r-a-n-g ?"

"Ahh, guru besar ini lupa harus bergi ke suatu tempat. Dah.."

Xiao Lin menyipitkan matanya curiga, tapi batinnya mengatakan itu bukan urusannya. Ia pun melanjutkan eksperimen extrem nya sampai hari gelap.

Seminggu berlalu sejak Xiao Lin menjadi seorang 'murid'. Tak banyak hal yang diajarkan Mao Xi kepadanya, juga gurunya itu sangat sibuk jadi tak banyak waktu luang untuk mengajar. Namun, entah kenapa Xiao Lin merasa sedikit lega. Ia tak akan diganggu lagi seperti saat awal-awal.

Mao Xi pernah menambahkan bubuk tanaman pemurnian pada racun yang dibuat Xiao Lin.

"Apa yang kau lakukan pak tua!" Saat itu Xiao Lin marah besar, namun ia tahan agar tak jadi masalah dan saat akan membuangnya Xiao Lin merasa ada yang aneh. Racun itu bukannya murni malah menjadi racun yang sangat mematikan.

Terkejut, Ia dan Mao Xi langsung menyegel 'racun kematian' itu dan menguburnya dalam-dalam.

Sejak hari itu kalau Xiao Lin sedang kesal kepada gurunya, ia sering menggunakan kata 'pak tua' karena Mao Xi juga kesal jika dipanggil seperti itu.

Hari ini Xiao Lin memutuskan untuk keluar ke pasar dan mencari sesuatu yang menarik. Ia dang Rong Wei sudah bersiap pergi sampai tiba-tiba Li An dan Li Fei berlari menghampiri mereka.

"Li An, Li Fei kami akan ke pasar. Kalian jaga rumah baik-baik oke?" Serigala bongsor itu pun merengut dan memaksa dengan cara mengelus-elus kaki Xiao Lin.

"Nonaaa.. hiks" Li An dan Li Fei kompak.

"Ahh kenapa mereka sangat imut." Batin Xiao Lin. 

"Kalau aku bawa kalian akan terlihat sangat mencolok, kalian tunggu dirumah saja ya. Aku akan bawa banyak buah kering, sepakat?"

Dengan berat hati pasangan Li pun mengangguk dan mundur pelan-pelan.

"Buah kering itu kan kesukaan nona, astaga~" Rong Wei hanya bisa tersenyum kecil. "Ah benar, apa nona sudah pamit kepada Tuan Mao Xi? Saya tidak melihatnya sejak pagi."

"Ahh, pak tua- maksudnya, guru sedang sibuk.. tenang saja aku sudah menaruh catatan di meja kerjanya."

"Baiklah, mari nona kita berangkat."

"Ayo."

------------

Jangan lupa vomment, share juga boleh (「'・ω・)「

[Drop] The Legend Of Xiao Lin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang