21

6K 591 5
                                    

Seorang lelaki kini tengah mengerjapkan matanya silau. Perempuan cantik disampingnya kemudian beranjak mendekati dan memegang tangannya.

Xiao Feng sudah sadar dari pingsannya kemudian duduk termenung. Ia tadi kehilangan kendali atas kekuatannya, harusnya ia mati karena tak ada tetua disini tapi kenapa ia masih hidup? Kemudian Xiao Feng ingat dengan adik tercintanya. Ia sadar lalu melihat Xiao Lin.

Yang dilihat hanya tersenyum manis tanpa berkata-kata. Tadi setelah melihat Xiao Feng, Xiao Lin panik, namun ia berusaha menenangkan dirinya. Ia tak tau apa yang terjadi pada kakaknya itu tapi sepertinya Xiao Feng punya masalah kultivasi.

Bukan masalah yang dihindari banyak orang, tetapi masalah yang malah diinginkan banyak orang. Xiao Feng bisa menyerap energi secara berlebihan, namun karena tubuhnya tak kuat maka seperti inilah jadinya.

Xiao Lin tak tau masalah kultivasi karena tubuhnya yang kini juga sepertinya bukan kultivator. Tapi ia ingat, ia sudah diangkat menjadi Dewi. Xiao Lin kemudian mengusap-usap kalungnya mencoba mencari informasi.

Kemarin ketika Xiao Lin mulai memikirkan rencananya ia tak sengaja melihat kalungnya. Sepertinya ini bukan kalung biasa, batinnya. Dan benar saja, kalung pemberian ibundanya ini adalah kalung penyimpanan informasi.

Xiao Lin tersenyum senang dan mulai mempelajari bagaimana cara memakainya. Oleh karena itu Xiao Lin tau bagaimana cara menghentikan kakaknya. Ia mengerahkan energi hangat agar Xiao Feng merasa nyaman dan terkendali.

Dan benar saja, Xiao Lin berhasil namun karenanya Xiao Feng langsung pingsan. Kini Xiao Feng sudah sadar dan tengah menatap dirinya dengan lekat.

Saat ini Xiao Feng dan Xiao Lin tengah dalam perjalanan pulang. Xiao Lin bilang ia tak usah diajari berpedang, Xiao Feng yang masih linglung hanya menuruti perkataan adiknya itu.

Sebenarnya Xiao Feng ingin bertanya kenapa dirinya bisa masih hidup, apa Xiao Lin yang melakukannya? Atau orang lain?

Tapi saat Xiao Feng ingin bertanya Xiao Lin terlihat seperti acuh membuatnya tak ingin bertanya soal tadi.

Sore hari yang cerah tiba-tiba turun hujan. Untung Xiao Lin sudah sampai dikediaman, tepat sebelum hujan datang. Tadi Xiao Feng bilang ingin menemui seseorang jadi dia pamit dan mengantar sampai gerbang kediaman.

"Nonaaa... Apa anda tidak apa-apa? Ha, nona basah.. biar saya ambilkan handuk sebentar. Oh ya, nona ingin mandi? Saya sudah menyiapkan air hangat dengan herbal kesukaan nona. Oh apa nona lapar? Saya tadi sudah menyiapkan bubur."

Baru satu langkah Xiao Lin masuk paviliun, ia sudah diteriaki oleh pelayan tercintanya. Rong Wei sangat khawatir dengan nona-nya, ia ingat kalau nona hanya pernah keluar beberapa kali.

"Aku mau mandi dulu, emm.. kamu tolong bawain jeruk kering ke kamar ya."

Rong Wei kemudian tersenyum sumringah dan langsung berlari ke dapur menyiapkan permintaan nona-nya. Xiao Lin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Rong Wei, sepertinya ia sangat membutuhkan gadis pelayan itu.

Xiao Lin mandi sangat lama, bahkan Rong Wei sudah memanasi bubur nona-nya dua kali agar tetap hangat. Xiao Lin kemudian memakan bubur itu dengan senang, karena ya.. rasanya mengagumkan.

"Wei-wei apa kamu yang buat bubur ini?"

Rong Wei kemudian kaget, darimana nona-nya tau kalau itu bubur buatannya. Biasanya memang Rong Wei hanya memesankan makanan kepada koki dan membantunya sedikit.

Rong Wei mengangguk takut-takut. Apa rasanya tidak enak? Apa nona akan marah? Batinnya berkecamuk.

"Wahh ternyata benar, rasanya memang berbeda dengan biasanya." Xiao Lin menyodorkan mangkuknya dan meminta tambah lagi. Melihat reaksi Xiao Lin, Rong Wei senang bukan main.

-------

Holaaa... Terimakasih telah membaca cerita ini dan silahkan klik tanda bintang dibawah agar penulis semangat melanjutkan cerita ini:)

Silahkan beri tanda jika ada typo ataupun kalimat yang kurang kalian pahami.

Cerita ini adalah cerita fiksi yang murni berasal dari hasil imajinasi penulis dan tidak terikat dengan kisah legenda atau cerita sejarah manapun. -araR

Next?

[Drop] The Legend Of Xiao Lin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang