1

14.9K 1.1K 19
                                    

Seorang gadis berambut hitam yang diikat kuncir kuda dengan ber-jas lab dan masker terlihat sangat serius mengutak-atik apa yang ada didepannya.

Matanya yang bening seperti kristal dengan wajah giok itu terlihat sangat fokus tanpa cela. Garis matanya yang tajam membuatnya seperti perempuan arogan.

Ya, gadis itu adalah Xiao Lin. Dia adalah salah satu murid muda yang berbakat dikelasnya, karena umurnya baru 17 tahun. Xiao Lin bisa mendiagnosis jenis racun dengan cepat sekaligus mengetahui apa penawar yang tepat.

Saat ini ia sedang meneliti salah satu racun yang langka dan mematikan. "Hey Lin-lin, apa kau tak mau istirahat? Bukankah kamu belum makan seharian?" Tanya Ruo, satu-satunya temannya dikelas. "No, ini udah ketemu penawarnya. Tinggal tahap akhir," jawab Xiao Lin tanpa memalingkan wajahnya.

"Tahap akhir? Maksdmu percobaan racunnya? Tapi aku ga liat hewan atau media lain buat percobaannya. Jangan bilang kamu mau minum racunnya..."

Namun diabaikan oleh Xiao Lin. "Kamu bukan asura yang kebal racun Lin-lin..."  Ruo hanya menghembuskan nafas kasar.

"Tenang aja, aku udah sering tapi gapapa tuh. Kamu pulang duluan gih, nanti dimarahin gege-mu," Xiao Lin akhirnya angkat bicara.

"Oke oke, tapi kalau ada apa-apa langsung telpon aku ya." Xiao Lin hanya mengangguk.

Ruo memang teman terbaiknya, hanya dia yang bisa mengajak Xiao Lin bicara. Walaupun kadang Xiao Lin terlihat acuh tapi dia tetap mendengarkan apa yang dibicarakan temannya itu.

Namun tak ada yang menyangka hari itu adalah hari terakhir Xiao Lin melihat teman terbaiknya itu.

Tak lama setelah Ruo pergi, Xiao Lin mulai bersiap melakukan percobaannya. Dia menyiapkan semua yang dibutuhkan termasuk racun dan penawarnya.

Racunnya hitam pekat namun tak berbau, sedangkan penawarnya bening seperti air tapi berbau menyengat.

Sebelum memulai dia berdoa agar diberi keselamatan oleh dewa. Namun sepertinya keberuntungan sedang tak memihaknya. Setelah meminum racunnya, Xiao Lin langsung kejang-kejang.

Xiao Lin berusaha tetap tenang lalu mengambil penawarnya. Badannya terasa aneh, awalnya kaku kemudian kebas seperti ada ribuan semut berjalan ditubuhnya. Dia-pun langsung meminum penawar yang sudah dibuatnya itu, tapi tak berefek apapun.

Xiao Lin mencoba mengambil hpnya disaku jas lab dan menekan tombol darurat. Dia menghubungi nomor Ruo, belum sempat dijawab Xiao Lin sudah tumbang ke lantai, busa keluar dari mulutnya.

Seketika ia ingat kakeknya yang sudah membesarkannya sejak umur 5 tahun, kakek yang sedang mengajarinya tanaman obat dan racun, kakek yang sangat fokus memanah saat mereka berdua berburu, kakek yang selalu bilang untuk tidak pernah balas dendam kepada orang lain.

Dan ingatan terakhir yang dia lihat adalah saat ibu kandungnya menyiksanya dengan rotan.

Perlahan butiran air keluar dari mata indahnya. Wajahnya sangat pucat seperti susu dan akhirnya penglihatannya memburam sampai dia benar-benar tak melihat apapun selain kegelapan.

Hari itu, takdir membawanya ke kematian yang tragis. Namun ini bukanlah akhir, melainkan awal untuk hidupnya yang sesungguhnya.

_____

Holaaa... Terimakasih telah membaca cerita ini dan silahkan klik tanda bintang dibawah agar penulis semangat melanjutkan cerita ini:)

Silahkan beri tanda jika ada typo ataupun kalimat yang kurang kalian pahami.

Cerita ini adalah cerita fiksi yang murni berasal dari hasil imajinasi penulis dan tidak terikat dengan kisah legenda atau cerita sejarah manapun. -araR

Next (☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞

[Drop] The Legend Of Xiao Lin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang