25

4.8K 564 0
                                    

Sinar hangat menerpa kulit halus Xiao Lin. Burung berkicau membangunkan. Cuacanya indah untuk pagi pertama Xiao Lin sebagai pengembara.

Xiao Lin membangunkan Rong Wei dengan mengguncang-guncang tubuhnya, namun tak dihiraukan. Xiao Lin tertawa geli. Ternyata Wei-wei kesayangannya itu sangat susah untuk bangun tidur.

Sementara Rong Wei masih tidur, Xiao Lin mencari air. Tak jauh dari tempatnya memang terdengar gemericik air. Xiao Lin mendekatinya dan menemukan air terjun kecil beserta kolam yang jernih.

Ada bangau putih cantik yang terbang mengelilinginya. Sadar diperhatikan, bangau itu kemudian mendekati Xiao Lin.

Aura dewi alami yang ada ditubuh Xiao Lin membuat bangau itu membungkuk hormat memberi salam.

"Perkenalkan, hamba adalah roh penjaga kolam ini. Apakah dewi membutuhkan sesuatu?" Bangau putih itu berbicara melalui telepati yang hanya bisa didengar Xiao Lin.

"Aku membutuhkan air untuk minum. Bolehkah aku mengambil disini?" Tanya Xiao Lin hati-hati.

"Tentu, silahkan. Anda juga bisa mandi disini. Hamba akan membuat pelindung agar tak terlihat." Bangau putih itu terkekeh geli dengan pertanyaan Xiao Lin. Biasanya orang-orang berstatus akan sombong dan acuh tak acuh saat menggunakan kolam ini. Namun berbeda dengan dewi satu ini.

"Terimakasih, aku akan kembali lagi nanti." Xiao Lin mengambil air dan pergi untuk membangunkan Rong Wei yang ternyata sudah bangun.

Rong Wei tersipu malu mengingat kelakuannya tadi. Biasanya memang ia susah dibangunkan, bahkan ibu pelayan sampai sering menyiram air agar dirinya bangun.

Rong Wei tadi terbangun karena ada serangga yang menggelitik hidungnya. Dan ia sadar kalau tadi nona-nya sudah membangunkan.

Habislah aku, batin Rong Wei.

Xiao Lin datang membawa air. Mengetahui kedatangan nona-nya, Rong Wei langsung sibuk membereskan barang-barang dan menyiapkan keperluan makan.

"Wei-wei, setelah makan nanti kita langsung mandi. Aku menemukan kolam dekat sini." Ucap Xiao Lin sebelum mulai memakan sarapan yang disiapkan Rong Wei.

"B-baik nona."

Rong Wei terkejut dengan ajakan nona satu ini. Tunggu tunggu, mandi? Bersama nona?, Batin Rong Wei sedang berkecamuk. Ia tak sadar sudah menghabiskan makanannya begitu cepat.

"N-nona.. mungkin lebih baik nona dulu yang mandi. Hamba nanti saja." Rong Wei membuka suara. Xiao Lin kemudian menggelengkan kepalanya. "Lebih cepat kalau berdua, lagipula kolamnya besar."
Rong Wei hanya bisa pasrah menuruti apa kata nona-nya.

Mereka berdua kini ada ditepi kolam. Bangau putih penjaga kemudian terbang memutari area kolam membuat pelindung. Xiao Lin dan Rong Wei memulai ritual mandi mereka tanpa suara.

Rong Wei tak berani melihat tubuh nona-nya, ia bergeser jauh dan memunggungi Xiao Lin. Melihat tingkah Rong Wei, Xiao Lin hanya geleng-geleng kepala dan terkekeh geli.

Perjalanan kembali dilanjutkan. Xiao Lin sudah memasuki hutan area Kerajaan Hui. Saat matahari tepat diatas kepala, Xiao Lin dan Rong Wei memilih beristirahat.

Xiao Lin merenungkan sesuatu. Sesuatu yang sangat mengganggunya sejak perjalanan ini dimulai.

Apakah aku harus memberi tahu Wei-wei tentang statusku sebagai dewi? Kalau dia tau, bagaimana reaksinya ya? Duh, memikirkan hal seperti ternyata membuat pusing saja, pikiran Xiao Lin terus bersuara. Ditengah kebingungannya, sayup-sayup terdengar suara minta tolong. Namun suara itu seperti telepati yang berarti suara itu berasal dari hewan.

[Drop] The Legend Of Xiao Lin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang