2

13K 1K 17
                                    

Seorang gadis muda berusia sekitar 12 tahun kini sedang mengamuk di paviliun nya. Semuanya berantakan.

Pecahan guci berserakan, semua barang-barang mewahnya berantakan tak berbentuk.

Gadis itu adalah Xiao Lin, nona muda dari Kediaman Xiao. Keelokannya yang bisa meruntuhkan benua kini sudah tinggal nama.

Wajah indahnya rusak karena matanya yang sembab dan kantung mata terlihat seperti panda. Rambutnya berantakan dan hanfu sutranya sudah tak berbentuk.

Kini dia sedang meringkuk di pojokan dan menutupi telinganya. "Bukan, aku tidak membunuhnya. Tidak mungkin aku membunuhnya," kalimat itu terus ia lontarkan.

"Kau membunuhnya," bisikan aneh itu terus menghantuinya. Sekeras apapun ia menyangkal tetapi bisikan itu terus terdengar.

Xiao Lin yang frustasi akhirnya merobek selimutnya dan menggunakannya sebagai tali untuk gantung diri.

Pengawal yang mengetahuinya langsung memanggil selir pertama dan tabib. Semua ini terjadi karena insiden yang begitu memilukan menimpanya.

Flashback on

"Ibunda Ibunda..." Xiao Lin berlari kecil sambil membawa sesuatu di tangannya.

"Jangan lari-lari nak, nanti kamu bisa jatuh," Permaisuri Lan yang sedang menyulam terkejut dengan kedatangan anak tercintanya ini.

"Ibunda lihat, Lin-lin membuat kue untuk Ibunda. Ini kue bulan kesukaan Ibunda,"

Xiao Lin sambil memberi kuenya. "Wahh kelihatannya enak, sejak kapan Lin-lin belajar memasak?" Permaisuri Lan terkejut karena setiap Lin diajari masak selalu ada saja alasannya.

"Tentu saja Lin-lin belajar dari Ibunda Selir Pertama untuk mengejutkan Ibu," jawabnya membanggakan gurunya memasak dadakannya itu.

"Tapi yang ini murni buatan Lin-lin sendiri. Ayo dimakan bunda," lanjutnya. "Baiklah, terimakasih ya nak." Permaisuri Lan kemudian memakannya.

Tak berselang lama, permaisuri tiba-tiba seperti kesakitan dan kemudian kejang-kejang. Xiao Lin panik lalu berteriak memanggil pengawal.

Tabib memeriksa sebentar, lalu dia menggeleng menyatakan kalau permaisuri sudah tak bisa diselamatkan.

Xiao Lin shock dan langsung menangis. Selir Pertama kemudian berusaha menenangkannya dan membawanya ke paviliun teratai.

Selir pertama juga langsung menemui pengawal kepercayaan keluarga untuk memberikan berita ini kepada Tuan Xiao yang sedang berada di kediaman kerajaan.

Flashback off

Xiao Lin mengerjapkan matanya. Samar-samar ia mendengar orang menangis. "Huhuhu... Nona jangan mati nona— hiks. Pelayan ini tidak bisa hidup tanpa nona," ucap orang itu sambil meremas tangannya.

"Uhhh.. aku masih hidup? Apa ini surga?"

"Yaampun nona.. nona sudah sadar, hamba senang sekali. Hamba akan panggilkan Tuan Xiao," orang itu heboh sendiri lalu langsung lari keluar.

"Heyy apa tadi?? Apa halusinasi? Tapi ada yang aneh. Kenapa aku masih hidup? Dan dimana ini? Kenapa aku pakai hanfu, tapi cantik sih hanfunya dan heyy kenapa tubuhku terasa ringan sekali? Kemana perginya lemak-lemak didadaku?" guman Xiao Lin.

Tiba-tiba pintu dibuka dan menampakkan seorang lelaki paruh baya, sepertinya dia orang terhormat dilihat dari pakaiannya dan disebelahnya ada wanita. Wanita itu langsung memeluknya.

"Lin-lin kau baik-baik saja? Kau koma selama tiga hari. Apa kau lapar?" Tanya wanita itu cemas.

"Selir Zu, biarkan tabib memeriksanya dulu", lelaki berwibawa itu angkat bicara.

______

Holaaa... Terimakasih telah membaca cerita ini dan silahkan klik tanda bintang dibawah agar penulis semangat melanjutkan cerita ini:)

Silahkan beri tanda jika ada typo ataupun kalimat yang kurang kalian pahami.

Cerita ini adalah cerita fiksi yang murni berasal dari hasil imajinasi penulis dan tidak terikat dengan kisah legenda atau cerita sejarah manapun. -araR

Update minggu depan 2 chapter.

Salam hangat dari penulis ( ◜‿◝ )♡

[Drop] The Legend Of Xiao Lin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang