13. Rumor

497 37 2
                                    

🌹

Sebuah jarum merah dari satu mobil partikular nan sedikit bergetar, menunjuk diantara angka 120 dan 130, telah menjadi indikasi khusus bila Joy memang sangat, sangat tergesa.

Barangkali sepasang mata berkilaunya yang sama sekali tak melirik ke bawah untuk memeriksa lagi seberapa cepat Ia melaju, merupakan alasan mengapa mobil hitam mahalnya bertahan pada kecepatan yang sama.

Atau mungkin fokusnya pada jalanan di hadapan pun adalah sesuatu yang bisa dikatakan baik.

Joy memang fokus.

Ada beberapa saat dimana Ia takut pada jalanan sehingga tak bisa membagi dua pikirannya.

Tapi bahkan dengan jarum speedometer nan semakin bergerak ke kanan pun, nyatanya konsep tersebut tak dapat diaplikasikan untuk saat ini.

Pikirannya tersebar di segala tempat.

Mulai dari rumor yang menyebut bahwa Irene tanpa sengaja benar-benar berciuman dengan Seulgi ketika melakukan photoshoot debut sub-unit mereka, 'monster', yang disebarkan oleh satu akun twitter nan tak lain tak bukan adalah pendukung kapal seulrene. Belum lagi penampilan panas Irene diatas kursi kecil saat konser La Rouge yang direkam oleh fansite dan Joy tonton berulang kali di YouTube, lalu diper-intens oleh ingatan bahwa dirinya sudah cukup lama tak bertemu dengan Irene mengingat mereka memiliki kesibukan masing-masing.

Dan semua itu masih ditambah hasrat yang tahu-tahu muncul, menggelitik perutnya, sehingga Ia tak bisa menunda waktu lagi untuk bertemu dengan sang leader.

Kemudian ketika mobil Joy telah sukses terparkir rapi di lapang luas basement apartemen tempat Irene tinggal, derak sepatu seketika menggantikan bunyi mesin; bersahutan diatas lantai apartemen nan tampak cukup sepi mengingat virus corona memaksa penduduk untuk tetap tinggal di unit masing-masing.

Ting tong.

Sampai di detik Ia menghentikan langkah di depan pintu familiar dengan nomor 329 terpampang di depannya, Joy masih menunjukkan keresahannya lewat ketukan jari di dalam sepatunya.

Dan disinlah waktunya.

"Sooyoung? Ada ap—hmph!"

Tepat ketika Irene membuka pintu, Joy tanpa ragu menyerobot masuk lantas memeluk erat pinggang Irene dengan satu lengannya selagi tangan lain menarik tengkuk si mungil hanya supaya Ia dapat menabrakkan bibir tebalnya ke garis tipis milik Irene usai Ia menggeret turun maskernya.

Diatas keterkejutan Irene yang memang masih berusaha mencerna apa yang sebenarnya tengah terjadi, ternyata ciuman Joy lebih dari memabukkan sampai-sampai Irene terbawa suasana; ikut menutup mata untuk sepenuhnya menerima tiap-tiap lumatan Joy sementara kedua tangannya meremas kaos si jangkung di bagian pinggangnya.

Remasan Irene yang berangsur mengerat juga menjadi isyarat bahwa setengah dari dirinya memaksa logika untuk bekerja supaya Ia bisa mendorong Joy lantas menanyakan ada apa, sementara setengah bagian dirinya yang lain telah tenggelam dalam nafsu nan terbangun sedikit demi sedikit.

"Ngh~"

Kemudian ketika Joy melepaskan pagutannya Irene mencoba sekuat tenaga untuk membuka matanya yang sudah sayu; berpikir Joy sungguh telah menyudahinya.

Nyatanya insting Irene sudah kacau pula akibat nafsu. Sebab ternyata, bukannya berhenti, Joy sekedar mencoba mengubah sudut kepalanya ke sisi lain sebelum melumat bibir Irene lagi dengan lebih dalam.

"Sooyoung —A!"

Barulah ketika Joy memindahkan fokusnya ke bagian lain wajah Irene seperti pipi dan rahang, Irene dapat mengeluarkan suaranya. Namun hal itu pun tak berubah banyak karena di saat nada lemah dan bernafsu Irene lolos dari bibir tipisnya, detik selanjutnya Irene dikejutkan lagi oleh aksi Joy nan mencengkeram belakang pahanya untuk digendong rapat.

"Aku..."

Sungguh, Joy hanya benar-benar tidak bisa menahan dirinya sendiri. Ia lebih memilih menggantungkan kalimatnya dahulu untuk lanjut menciumi sisi leher Irene daripada menjeda kegiatannya.

Dan seiring waktu terus berjalan, Joy sepertinya begitu bersemangat untuk membangun hasrat di diri Irene juga. Terbukti dari bibir tebalnya yang menjepit serta menggesek telinga Irene sebelum sepenuhnya berhenti di sisinya.

"Aku menginginkanmu, unnie."

Tak menunggu jawaban, Joy memutuskan untuk mengarah ke kamar mandi Irene; menikmati tiap-tiap bunyi desahan serta lenguhan yang menggaung di ruang cukup luas di kamar Irene, serta ekspresi nikmat dari yang lebih tua.

🌹

Ato adegannya dijabarin sekalian aja? Kalo ada yang mau, aku bikin di chapter setelah ini deh wkwkwk

What's BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang