19. Visit

380 31 3
                                    

🌹

Lirikan pertama yang Joy berikan terarah pada warna jingga yang semakin gelap jauh di hadapannya. Tidak heran Irene memilih spot ini sebagai tempat campingnya. Lain subjek yang mengundang senyuman Joy ialah sikap teledor sang leader.

Kekehan samarnya berkali-kali lolos kala Irene tak henti menciptakan suara-suara keluhan lucu layaknya balita.

Hembusan angin yang mengundang kedua tangan untuk disembunyikan di kedua saku jaket tipisnya, tak menghentikan Joy dari kegiatan observasinya. Baginya, menyandarkan sisi lengan di pohon kelapa yang berjarak sekitar 50 meter dari area dimana kamera-kamera tertata menyorot satu perempuan, sudah cukup bagi Joy.

Kemudian sebuah teriakan menggelegar namun masih meletakkan kesan pengertian, menyuarakan kata 'cut' dengan lantang. Dan Joy menganggap adegan tersebut sebagai kode baginya untuk menampakkan diri, mengungkap kedatangan.

"Oh?!" Begitulah respon keterkejutan dari pada pekerja dibalik layar ketika sampai pada pemikiran bahwa sesosok gadis yang berjalan santai dari arah utara menuju ke sekitar mereka adalah seorang Park Sooyoung.

Malah semakin lucu bagi Joy sebab Irene sama sekali tak menyadari dirinya. Astaga, Irene bahkan tak menyadari reaksi-reaksi dari para staf di depannya. Terlalu sibuk dengan daging dan tteokbokki-nya.

"Annyeonghaseyo. Unnie-deul, Staffbun-deul, aku membawa banyak latte dan juga sandwich di bagasi mobilku. Jika ingin, kalian bisa mengambilnya sesuka kalian disana."

Sepertinya sudah diduga juga bila Irene baru akan menoleh kala sebuah suara familiar menggelitik telinga.

Sementara Joy sibuk membungkuk sebagai bentuk kesopanan pada manager dan para pekerja sekaligus menawarkan apa yang Ia siapkan beberapa jam lalu, Irene malah terdiam menatapnya.

Merupakan kesenangan tersendiri bagi Joy untuk terkikik menyaksikan ekspresi Irene. Beberapa staf memilih untuk me-review kembali hasil rekamannya dan sebagian berbondong-bondong menuju mobil Joy.

Tak ada keraguan juga di pihak si jangkung ketika mendekat sambil membuka lengan selebar mungkin; menerima hempasan beban tubuh Irene yang menabraknya dengan pelukan.

"Yah~ apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau sibuk? Kenapa tidak menghubungiku?"

Joy tahu dua manager perempuan yang kini terkikik sambil mengabadikan kegiatan Joy dan Irene kini, pasti tengah berkomentar di kepala mereka bahwa sepasang sejoli tersebut tampak seperti Teletubbies.

Bagaimana tidak? Begitu tangan mungil Irene sukses melingkar di pinggang Joy bertepatan dengan bibir yang teredam jaket tipis sang kekasih, Ia langsung bergerak ke kanan dan kiri.

Well, Joy tidak peduli pada yang lain untuk saat ini. Lagipula Ia sadar bahwa semua orang sudah mengetahui hubungannya dengan Irene yang sesungguhnya. Tak satupun dari mereka mengecam ikatannya dengan Irene.

Yang Joy rela selami di waktu ini adalah harum rambut Irene sekaligus fabric softener yang menyeruak dari topi beanie rajutan di kepalanya.

"Aku memiliki waktu luang dan aku dengar ini hari perdana syutingmu untuk konten YouTube itu. Jadi aku datang. Ingin melihat kecerobohanmu tentunya, Unnie."

"Yah~ Aku tidak seberantakan itu tahu!"

Jika sudah seperti ini, Joy memilih mengalah. Yeah, walaupun masih dengan menjabarkan tentang bagaimana Ia melihat dari kejauhan, Irene begitu heboh beberapa menit lalu, tapi tetap saja akhirnya Joy mundur juga.

Lantas entah seperti apa caranya, sekarang mereka sudah duduk di dua kursi kayu yang Irene susun, dengan telapak Irene menggesek lengan Joy; berusaha menghangatkannya.

Joy begitu bersyukur bisa mempertahankan hubungannya sampai sejauh ini. Irene yang tiba-tiba berdiri hanya untuk mengambil selimut dari dalam mobil lantas menyampirkannya ke bagian depan tubuh Joy, juga merupakan salah satu alasannya.

Rasanya menenangkan. Sudah lama Joy tidak melakukan camping dikarenakan persiapannya yang melelahkan.

Kini kembali merasakannya membuat Joy sadar bahwa kegiatan ini merupakan alternatif paling ampuh selain piknik, untuk mendalami momen-momen yang tak bisa didapatkan di hari-hari biasa.

Beberapa menit berlalu dengan Irene memeluk lengan Joy sembari menyandarkan kepala kecilnya di pundak Joy. Vista tak jauh berbeda di pihak Joy. Ia juga meletakkan sisi wajah ke pucuk kepala Irene.

"Indah sekali, kan?" Tanya Irene tiba-tiba.

Memandangi setengah lingkaran warna oranye yang semakin tenggelam, bersembunyi ke balik lautan nyatanya tak terlalu buruk.

Namun sesungguhnya bukanlah bayangan tentang matahari yang mempertontonkan kelemahannya dengan menutup diri ke bagian lain bumi, yang terputar di otak Joy ketika kata itu disebutkan.

Memori-memori masa lalu hingga kini yang melibatkan Irene serta senyuman dan tawanya-lah yang tengah Joy hayati lagi dan lagi.

"Ya. Sangat indah."

🌹

AAKK AKKK SENENG DEH...

What's BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang