67. bahagia

276 63 47
                                    

Lantas, Mereka semua langsung masuk ke dalam mobil dan mobil itu pun langsung melaju dengan kecepatan yang cukup kencang membuat Caca dan Dewi kaget.

Setelah Aji menelfon Bokap Adit, ia mendapatkan alamat rumah sakit itu. Ia segera menuju ke rumah sakit yang di tunjukan oleh Pak Rangga.

Mereka semua pun sampai di depan rumah sakit, Dewi segera menuju ke ruang resepsionis untuk menanyakan keberadaan ruangan Eca dimana.

"Ada yang bisa Saya bantu Mba?" Tanya Suster itu.

"Mau tanya ruangan persalinan untuk ibu hamil di sebelah mana yah?" Kata Dewi.

"Ohh ruangan itu....Mba lurus aja terus ada pertigaan Mba belok ke kanan di pojok itu ruangan persalinan Mba" Terang Suster yang menjaga ruangsn resepsionis.

"Oh makasih ya Mba."

"Iya sama-sama."

Mereka semua langsung segera ke ruangan persalinan yang di tunjuk Suster penjaga itu. Setelah cukup lama mencari ruangan tersebut, akhirnya ketemu saat tidak sengaja bertemu dengan Bunda Wanda yang sedang pergi ke toilet.

"Tante keadaan Eca gimana yah?" Tanya Caca kepada Tante Gina.

"Dia masih di dalam Nak."

Di dalam ruangan.

"Sayang! Sakit yaampun!" Teriak Adit, yang sudah mulai menyerah karena menahan rasa sakit kepalanya yang di jambak oleh Eca.

"Diam bisa gak!" Jawab Eca.

"Ayo Bu...kepala Bayinya sudah keluar" Kata Dokter tersebut.

"Dok! Saya sudah gak kuat."

"Sabar Bu...terus mengejannya" Kata Dokter itu.

"Adittt!"

Teriakan Eca sangat melengking dengan kuat di ruang bersalin itu. Setelah itu, suara tangisan bayi pun, langsung mengisi ruangan tersebut membuat Adit yang mendengarnya ingin segera menggedong Anak pertamanya.

"Selamat ya Pak, Anaknya Laki-laki."

Adit di buat terdiam, ia tidak percaya impiannya untuk mempunyai Anak Laki-laki itu terkabulkan ia langsung menghampirinya dan menggendongnya dengan pelan-pelan.

"Ganteng yah Mas Anak Kita" Kata Eca yang masih terbaring lemas.

"Iya Sayang....Dia mirip kaya Aku."

Eca yang mendengar itu, langsung melirik tajam ke arah Adit "Gak mirip sama sekali! Dia itu Anak Aku jadi Dia mirip sama kaya Aku" Kata Eca.

"Iya-iya Sayang terserah."

"Maaf ya Mas, tadi Aku jambak Kamu tiba-tiba" Kata Eca merasa bersalah.

"Iya Sayang...gapapa Kok."

Tidak lama kemudian, Orang Tua Adit dan Orang Tua Eca masuk ke ruangan itu untuk melihat Cucu pertamanya.

"Wah Cucu Papi Ganteng sekali" Kata Papi Rangga.

"Iya Pi ganteng hidungnya juga mancung" Jawab Mami Gina.

"Iya lah Mi ganteng...Orang Dia mirip kaya Aku" Kata Adit.

"Sayang...Kamu masih sakit?" Tanya Bunda Wanda.

"Sedikit Bun..tapi gapapa yang penting Anak Aku selamat" Jawab Eca.

"Ya udah Kamu Istirahat aja dulu."

Setelah Orang Tua Adit dan Orang Tua Eca keluar sekarang gantian Sahabat-sahabatnya yang ingin melihat keponakan pertamanya itu.

"Wahh ganteng banget Ca" Kata Caca kepada Eca.

"Kok Ponakan Gue mirip sama Gue yah" Ucap Gara.

"Najis banget mirip Lo" Celetuk Adit.

"Ya elah kek gitu amat Lo."

"Selamat ya Ca sudah jadi Ibu" Kata Dewi.

"Iya makasih Wi."

"Selamat Bro! Lo sekarang jadi Bapak Anak satu" Kata Aji.

"Bukan Bapak Anjir."

"Terus apa?"

"Daddy."

Mereka semua pun keluar, karena Eca dan Adit ingin beristirahat dan ingin menikmati moment-moment bersama Anak pertamanya itu.

Adit langsung duduk di kursi menemani Istrinya yang sedang memberikan ASI kepada Baby Boynya, Adit di buat gagal fokus oleh Eca "Enak yah Sayang, Daddy juga suka kok hehehe" Gumam Adit lirih yang masih di dengar samar-samar oleh Eca.

"Apa Kamu bilang?" Tanya Eca yang melirik ke arah Adit dengan tatapan tajam.

"Ehh enggak kok Sayang..."
"Sayang..." Panggil Adit.

Eca pun langsung menengok ke arah Adit "Apa?"

"Makasih ya sudah memberikan Aku keluarga kecil yang bahagia."

"Iya Mas sama-sama."

"Aku janji kelak sampai Tua nanti sampai Kita punya cucu banyak, Kita tetap bahagia dan tidak pernah terpisahkan" Kata Adit.

"Anak Kita mau di kasih nama siapa?" Tanya Eca.

"Bahlendra Abinaya Putra Prajana." Jawab Adit.

"Loh kok panjang amat?"

"Gapapa Sayang...Kamu juga suka yang panjang-panjang kan?" Ledek Adit.

"Apaan sih!"
"Brarti Anak ini ikut marga Kamu?" Tanya Eca.

"Iya Sayang."

"Marga Aku kok gak ada?"

"Ini Laki-laki Sayang..."

"Oke-oke."

"Abi...semoga Kamu menjadi Anak yang berbakti kepada Orangtua yah Baby Boy" Gumam Adit.

Moment itu membuat Eca menangis, sungguh hari ini adalah hari kebahagiaan Mereka berdua. Tuhan sudah menitipkan Anak yang sangat tampan dan pintar buat Mereka. Terima kasih Tuhan sudah memberikan Kita Anak dan mempercayai Kita untuk menjaganya sampai dewasa nanti.

Kami janji akan menyayanginya dengan tulus dan sepenuh hati Kita. mengajarnya untuk mengerti arti tentang kehidupan yang sesungguhnya.

_END_

When Psychopath Fall In Love [END] || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang