Part 6

4 3 0
                                        

Jika biasanya jam istirahat kelima sahabat itu selalu bersama ke kantin. Kini pemandangan baru terlihat begitu kontras bagi siswa siswi SMA Cendrawasih.
Kali ini Mario cs tidak hanya berlima namun kedatangan seorang murid baru, Thalia.

Hal tersebut tentu menjadi pertanyaan, karena sepengetahuan mereka, Gizha, tidak mudah menerima orang baru dalam perkumpulan mereka.

Seperti saat ini, walaupun mereka terlihat berenam yang berjalan beriringan ke kantin, namun empat orang diantaranya sudah benar-benar jengah dengan kehadiran sosok baru itu

Thalia yang jalan bersisian dengan Mario, tentu menjadi buah bibir siapapun yang melihat mereka. Karena biasanya hanya Gizha, satu-satunya gadis yang Mario terima untuk berjalan disisinya.

"Kalian mau pesan apa, biar gue yang pesanin" Tanya Devita saat keenam orang itu sudah tiba dimeja kantin yang biasa mereka tempati

"Samain aja kayak biasa" Ujar Samuel yang diangguki lainnya kecuali Thalia

"Gue mau pesan Salad buah, ada gak ? Gue lagi diet" Kata Thalia memandang Devita yang memicingkan matanya menatap gadis itu

"Gue gak nawarin lo. Gue nawarin sahabat-sahabat gue. Kaki sama tangan lo, masih lengkap kan. Jadi lo bisa pesan sendiri" Kata Devita sarkas

"Gue kan, juga sahabatnya Mario"

"Tapi bukan sahabat kita" cerca Samuel yang sibuk dengan ponselnya

Devita tersenyum meremehkan lalu beranjak untuk memesan makanan baginya dan juga sahabat-sahabatnya

Gizha, gadis itu hanya memandangi gadis didepannya dengan datar. Begitu juga Wisnu.
Mario diam, sedari tadi memandang Gizha yang tampak sangat dingin dari biasanya.

"Mar, kamu bisa pesanin aku " Tanya Thalia lalu memegang lengan cowok itu

Mario mendesis tak suka

"Lo bisa pesan sendiri" Kata Mario

"Tapi kan aku murid baru disini, belum terbiasa sama keadaan disini. Aku malu"  cicit Thalia dengan tampang ingin menangis

Mario berdecak, lalu memanggil salah satu siswa yang lewat dan menyuruhnya untuk memesankan makanan bagi Thalia. Ia tak ingin repot-repot. Terlebih ia tidak ingin yang lain salah paham

Devita datang dengan pesanannya begitupun siswi yang memesan punya Thalia
Keenam orang itu makan dengan tenang sebelum Thalia mulai membuka suara

"Mar, nanti pulang bareng aku ya. Aku belum hafal daerah sini"

"Lo, bukan anak kecil. Ada taksi dan angkutan umum lain"

"Tapi aku itu tanggung jawab kamu kan selama disini. Jadi wajib sama aku kemana-mana" Ujar Thalia dengan nada manja

"Kewajiban ?" Tanya Gizha dengan suara datarnya. Mario menelan salivanya susah payah

"Kewajiban apa yang lo maksud " timpal Devita

"Lo, bukan istri Mario. Ngapain lo harus jadi kewajiban sohib gue" cerca Samuel

"Loh,, Mario belum cerita kekalian" Tanya Thalia

"Lo jangan aneh-aneh" Kata Mario memperingati Thalia tapi gadis itu acuh

"Ekhem,,,Kenalin Thalia Zemira. Calon tunangan dari Mario Pranaja" Ujar gadis itu

Brakkk

Mario menggbrak meja mereka keras sehingga yang lain pun terkejut. Kini Mario dan yang lainnya menjadi pusat perhatian penghuni kantin

"Gue udah peringatin sama lo. Jangan aneh-aneh. Dan satu lagi gue bukan calon tunangan lo" Kata Mario keras didepan wajah Thalia

Gadis itu sempat terkejut dan takut dengan aura Mario namun ia berusaha mengendalikan dirinya.

Prolog Untuk GizhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang