Masih pukul enam pagi, Mario sudah rapi dengan seragam sekolah di meja makan milik Keluarga Maheswara.
Ia sengaja menjemput Gizha lebih pagi agar gadis itu tidak berangkat duluan
"Ngapain lo disini pagi-pagi" Ujar Geovano dari belakang Mario yang sibuk dengan game di handphonenya
"Numpang sarapan"
"Om William sama Tante Lily bangkrut, makanya lo jadi gembel numpang makan dirumah orang ?" Seru Geovano yang sudah duduk diseberang Mario sambil meneguk susu air putih
"Sorry, sultan mana ada bangkrut" Kata Mario sombong
"Sultan kok numpang sarapan dirumah orang" Cibir Geovano
"Bunda aja gak larang, kenapa lo larang?"
"Yaa gue anak Bunda"
"Gue juga anak Bunda" jawab Mario tak mau kalah
"Anak pungut,lo!"
"Lo kali. Gak ada mirip-miripnya sama keturunan Maheswara" Mario mencibir balik Geovano
"Kalian berdua kalau ketemu akur dikit kenapa sih, heran Bunda tiap kali ketemu pasti aja ribut" Ujar Bunda yang datang dari arah dapur membawah nasi goreng
"Bang Geo yang mulai Bun" aduh Mario
"Lo, duluan bocah"
"Lo yang ngusir gue duluan" sungut Mario kesal menatap Geovano. Kakak dari sahabatnya yang sudah ia anggap kakak sendiri, walaupun setiap bertemu selalu seperti kucing dan tikus
"Udah. Diem. Bunda gak mau dengar perdebatan lagi. Ayok sarapan, Bunda mau panggilin Gizha dulu" Lerai Bunda
Saat ingin berbalik untuk memanggil Gizha, ternyata gadis itu sudah turun dari lantai dua dengan seragam yang sudah melekat di tubuhnya.
"Pagi Bun" Ujar Gizha lalu mengecup pipinya Bundanya sekilas dan duduk di samping Geovano
"Pagi Bang" sambung Gizha pada Geovano yang tampak melahap nasi gorengnya
"Lo, gak salam sama gue, Giz? " tanya Mario dengan tampang kesalnya
"Pagi Mario" Ucap Gizha, ia tak ingin paginya berantakkan karena sifat cemburuan Mario yang sangat kentara
Mario tersenyum senang
"Pagi juga Gizha Afhela Maheswara""Dih sok imut" timpal Geovano
"Suka-suka gue dong"
"Bisa diem gak, gue pengen sarapan dengan tenang, bukan mau dengar bacotan lo pada" Sarkas Gizha.
Seketika kedua biang keributan itu langsung diam dan kembali pada sarapannya masing-masing. Bunda menghela napasnya pelan, Anaknya dan Anak sahabatnya memang selalu seperti itu. Ayahnya, Gizha dan Geovano tidak ada karena masih berada diluar negeri untuk urusan pekerjaan seminggu kedepan. Untuk itu Bunda Sherly, harus menyetok banyak sabar untuk menghadapi tingkah Mario dan Geovano kedepannya.
Gizha turun dari motor, Mario setelah pria itu memarkirkan motornya.
Selagi membuka helm, Mario terus memperhatikannya."Cantik banget sih, lo" Ujar Mario lebih ke arah mengeluh
"Emang" Jawab Gizha lalu berjalan mendahului Mario yang memandangnya takjup
Sungguh untuk berhadapan dengan Gizha, siapapun harus memiliki rasa sabar yang tinggi. Gadis itu terlalu dingin
"Sabar Mar, sabaaar" Ucap Mario sambil mengusap dadanya dan kemudian berlari menyusul Gizha yang sudah jauh didepannya
Di dalam kelas ternyata sahabat-sahabatnya yang lain sudah ada. Hari ini ada ulangan harian jadi mereka tidak ingin telat dan berujung ulangan susulan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prolog Untuk Gizha
Teen FictionPersahabatan antar lawan jenis, jarang yang berhasil tanpa melibatkan perasaan. Sudah biasa untuk hal tersebut, apalagi dikalangan remaja Mario dan Gizha sama halnya remaja lain, bersahabat, saling mengenal satu sama lain selama bertahun-tahun, must...