Jam istirahat kedua di SMA Cendrawasih hari ini dikejutkan dengan perkelahian antar dua most wanted siapa lagi jika bukan Mario dan juga Bima yang masih tergolong murid baru namun sudah mencuri perhatian disekolah itu
lapangan Basket tampak sangat ramai dengan kerumunan siswa siswi yang ingin melihat adegan baku hantam itu. untung saja guru-guru sedang rapat untuk membahas ujian kelas XII
Gizha, Wisnu, Samuel dan juga Devita berlari membelah kerumunan setelah diberitahukan oleh salah satu siswa. Samuel dan Wisnu berlari lebih dulu untuk memisahkan kedua insan yang tampak tidak mau mengalah
Samuel meringis melihat keadaan keduanya. sama-sama babak belur yang artinya keduanya punya kekuatan yang seimbang
"Udah bego. lo mau bunuh orang hah !" Samuel berusaha menarik Mario yang tampak ingin menendang Bima
"lo berdua berhenti " Wisnu pun mencoba melerai dengan menarik Bima yang tampak sangat emosi, terbukti dengan kepalan tangannya
"jauhin Gizha !" Tunjuk Mario dengan napas yang memburuh telunjuknya menunjuk tepat di muka Bima
"lo cuma sahabatnya bukan suami ataupun orang tuanya yang ngelarang siapapun buat dekatin Gizha. gak selamanya Gizha harus ada di dalam genggaman lo" Ujar Bima datar
Mario hendak maju menyerang Bima namun ia urungkan ketika tatapannya bertubrukan dengan Gizha yang baru saja datang bersama Devita
napas gadis itu memburu, mungkin karena berlari cukup jauh dari lantai dua ke lapangan yang lumayan jauh
Gizha menatapnya datar namun Mario bisa melihat tatapan kekecawaan dari gadis itu, membuatnya seolah kehilangan kekuatan.
"Giz,,gue____"
"Nu, tolong bawah Bima ke UKS. Pastiin lukanya di obatin" Potong Gizha cepat lalu beralih menatap Bima yang menatapnya dengan senyum kecil seolah ia baik-baik saja
"lo ke UKS dulu sama Wisnu ya, obatin luka lo. Maaf." Sambung Gizha yang dibalas anggukan oleh Bima
Banyak yang merasa bingung, mengapa Gizha meminta maaf padahal Mario lah yang seharusnya meminta maaf, namun sahabat-sahabatnya paham mengapa Gizha harus meminta maaf mewakili Mario
lalu Wisnu membantu Bima untuk berjalan menjauhi kerumunan itu ke UKS"Semuanya bubar" Usir Devita pada murid- murid yang masih berkerumun di lapangan. ada yang mendesah kecewa karena tidak ada adegan baku hantam part 2
"Gue susulin Wisnu dulu" Ujar Samuel lalu menepuk pundak Mario pelan, tak lupa ia pun membawah Devita pergi dari situ. Devita yang paham pun mengikuti Samuel tanpa berkomentar. mereka paham Gizha dan Mario butuh waktu
Tanpa banyak kata Gizha menggandeng tangan Mario lembut membuat cowok itu sempat terkejut, lalu gadis itu membawahnya ke pergi dari lapangan. Mario hanya pasrah mengikuti langkah gadis itu, walaupun sambil menahan perih karena darah yang mengering di wajah dan juga tangannya
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Ternyata Gizha membawah Mario ke rooftop, sebelumnya gadis itu ke kelas untuk mengambil kotak P3K yang selalu ia bawah ditas sekolahnya.Gizha dengan telaten membersihkan luka pada wajah dan juga tangan Mario. sesekali cowok itu meringis ketika Gizha membersihkan lukanya dengan alkohol.
keduanya hanya diam, tak ada yang membuka suara. hanya saling duduk berhadapan dengan kegiatan masing-masing.
Mario menatap gadis didepannya dengan lekat. sudah berapa banyak ia mengecewakan gadis sebaik ini. Mata Gizha berkaca-kaca membuat Mario semakin merasa bersalah, ia tahu Gizha sedang menahan tangisnya. ingatkan Mario bahwa gadis didepannya ini punya rasa gengsi yang tinggi
Gizha yang merasa ditatap pun mencoba untuk terlihat biasa saja, padahal ia ingin sekali memeluk Mario. Jujur ia begitu rindu pada pria dihadapannya ini
setelah selesai mengobati luka Mario, Gizha memilih duduk disamping Mario dan melihat pemandangan didepannya.
Mario masih memandangi wajah gadis itu dari samping tanpa berkedip
Ditengah keheningan itu, Gizha menitikkan airmatanya yang bisa di lihat oleh Mario. sontak Mario langsung beranjak dan berdiri didepan gadis itu
"Hei Kenapa?" Tanya Mario cemas ia memegang pundak Gizha lembut menatap gadis itu khawatir
Gizha mengangkat wajahnya agar bisa memandang Mario dengan jelas walaupun airmatanya kian berjatuhan.
"Kamu yang kenapa"
Mario terpaku ditempatnya, ketika Gizha mengganti panggilan mereka dengan "Aku-kamu" berarti gadis itu sedang dalam mode serius
"Aku gak kenapa-kenapa Giz" Ujar Mario pelan
Gizha berdiri, ia menatap lekat wajah pria bodoh didepannya ini
"Kamu berubah, kamu gak bisa kontrol emosi kamu sekarang, kamu pecundang, kamu deketin banyak cewek, tiba-tiba kamu berantem kayak tadi sampai babak belur, kamu bukan Mario-nya aku. Kamu kenapa ? kamu punya masalah ? Thalia gak jagain kamu ? pacar-pacar kamu gak perhatian sama kamu ? kamu marah sama aku ? kamu mau buat aku nangis karena lihat wajah kamu penuh lebam gini ? kamu mau buat aku jantungan ? kamu kenapa ? kenapa cuma kamu yang ada di pikiran aku, Mario " Ucap Gizha dengan penuh emosional, gadis itu sudah menangis, dadanya ia pukul berulang-ulang meluapkan rasa sesak
Mario menangkup wajah cantik yang berurai air mata karena ulahnya, lalu mendekap Gizha dengan erat sangat erat. Tanpa Gizha tahu, Mario juga meneteskan air mata. Hatinya seperti diremas melihat gadis dalam dekapannya menangis, apalagi penyebab utama adalah dirinya
Gizha semakin terisak dipelukan Mario, ia pun membalas pelukan cowok itu tak kalah erat
"Maaf,,maafin aku. maaf udah buat kamu nangis, maaf udah buat kamu kecewa" Ujar Mario lirih
"Jangan sampai tubuh kamu lecet sedikit pun, aku takut"
Mario tersenyum dibalik pelukkan mereka
"Ia. janji, Mario-nya Gizha Afhela Maheswara gak bakal luka lagi"
mereka masih berpelukan tanpa ada yang berniat melepaskan pelukan hangat itu. Mario mengecup puncak kepala Gizha berulang kali, ia terlalu rindu pada gadis ini.
kali ini biarkan Gizha egois karena sudah memeluk calon tunangan orang lain. karena ia tahu, setelah ini mungkin ia akan sangat sulit untuk memeluk pria yang sudah menguasai dunianya sejak lama
Dibalik pintu yang terhubung ke rooftop, ada ketiga sahabat mereka dan juga ada Thalia yang mematung melihat pemandangan itu
Wisnu, Samuel dan Devita tersenyum haru melihat itu. Mereka meninggalkan Bima yang sedang beristirahat di UKS setelah di obati
"Lo mungkin bakal dapatin raganya Mario, tapi sampai kapanpun Hati dan perasaan Mario cuma buat Gizha, begitupun sebaliknya" Ujar Devita sambil menatap Thalia yang kini beralih menatapnya
"Jangan rebut kebahagiaan orang lain, kalau lo benar-benar pengen bahagia dimasa depan" timpal Wisnu
Thalia terdiam, berusaha mencerna perkataan dua orang didepannya ini.
Wisnu, kini ia ikhlas untuk tidak lagi mengejar Gizha, ia tahu mau kemanapun Gizha pergi ia hanya akan pulang ke pelukan Mario. Rasa sayangnya pada Gizha akan ia tunjukkan dengan menjaga gadis itu, sebagai sahabat.
walau cintanya bertepuk sebelah tangan, ia akan mencoba mengiklaskan. karena ia sadar mengambil kebahagiaan orang lain untuk kebahagiaan diri sendiri tidak akan bertahan lama
KAMU SEDANG MEMBACA
Prolog Untuk Gizha
Ficção AdolescentePersahabatan antar lawan jenis, jarang yang berhasil tanpa melibatkan perasaan. Sudah biasa untuk hal tersebut, apalagi dikalangan remaja Mario dan Gizha sama halnya remaja lain, bersahabat, saling mengenal satu sama lain selama bertahun-tahun, must...