Setelah malam itu, Gizha menjaga jarak dengan Mario. Ia menghindari percakapan panjang dengan Mario ataupun interaksi yang lebih lama dengan Mario.
Bukannya Gizha kekanak-kanakan, hanya saja ia belajar untuk terbiasa tanpa kehadiran Mario nantinya. Gizha sadar cepat atau lambat, Ia dan Mario akan memiliki kehidupan masing-masing. Apalagi mereka akan naik kelas XII dimana Ia sudah harus memikirkan kemana ia harus melanjutkan pendidikannya, yang pasti ia akan pergi jauh dari Kota Kelahirannya dan Mario.
kini Gizha berjalan di koridor sendiri setelah selesai mengembalikan buku yang ia pinjam di perpustakaan. Ia ingin ke kantin menyusul sahabat-sahabatnya yang lain. Namun di perjalan Ia mendengar beberapa siswi yang sedang membicarakan Mario, membuat langkahnya terhenti.
"Mario lagi pacaran sama Vanya anak kelas sepuluh, gue lihat sendiri mereka di taman kemarin"
"loh bukannya Mario lagi dekat sama Laura juga ya, anak IPS 2"
"kok Mario jadi Playboy gini. Setau gue mantannya cuma Amora dan Mario juga cuma dekat sama Gizha sahabatnya"
"Padahal Mario mau tunangan sama Thalia anak baru itu"
"Gak nyangka Mario ternyata playboy. Tapi gak Masalah deh, Mario Perfect gitu mana ada cewek yang nolak"
Gizha tertawa miris dalam hatinya. Apa menjaga jarak dari Mario beberapa hari ini membuat ia ketinggalan berita sebesar ini. Mario yang ia kenal menjadi sepecundang ini.
Gizha lalu melanjutkan langkahnya ke kelas. seketika rasa laparnya hilang. ia ingin mengistirahatkan pikirannya sejenak. Namun saat mendekat ke kelasnya, ia melihat Bima yang sedang berdiri didepan pintu kelasnya dengan tangan kanannya menenteng kresek hitam, sambil tersenyum kearah. manis sekali
Bima menyodorkan kresek itu kepada Gizha. kening Gizha berkerut.
"Apaan?" Tanya Gizha
"Roti sama susu cokelat kesukaan lo. gue gak lihat lo di kantin, jadi yaudah gue beliin"
GIzha diam dan menerima pemberian Bima, lalu beralih menatap cowok itu.
"Padahal gue gak minta tapi thanks Bim"
Bima tersenyum lantas mengacak puncak kepala Gizha gemas, membuat gadis itu tampak kesal namun sepersekian detik keduanya tertawa bersama dan itu tak luput dari banyak pasang mata yang menatap mereka, bahkan ada yang mengabadikan moment itu karena jarang mereka melihat Gizha yang tertawa lepas didepan umum.
Bima menatap Gizha lekat. Gadis didepannya ini sungguh manis. Namun tak bisa dipungkiri sorot mata gadis ini menyimpan luka, dan entah mengapa Bima bertekad akan mengganti sorot mata itu dengan binar bahagia.
"Gue balik kekelas dulu. Jangan lupa dimakan,. Gue gak mau lo sakit" Ujar Bima tulus lalu berbalik beranjak dari depan Gizha, namun baru beberapa langkah ia berhenti kala Gizha memanggilnya
"Bima"
Bima berbalik menatap gadis itu, alisnya terangkat seolah bertanya, kenapa pada gadis itu.
Namun ia malah dibuat serangan jantung tiba-tiba, dengan seyuman termanis dan tulus dari seorang Gizha Afhela Maheswara. Gadis itu tersenyum padanya. sangat manis
"Sekali lagi thanks Bim, nanti gue makan" Ucap Gizha sangat tulus masih dengan senyuman yang menghiasi bibir ranumnya.
banyak pasang mata yang melihat itu tampak terhipnotis dengan senyuman manis Gizha.
Tak menunggu balasan dari Bima, Gizha langsung masuk kelasnya menyisakan pekikan heboh dari beberapa siswa yang mengidolakannya.
sedangkan Bima jangan ditanya. pria itu sudah salah tingkah ditempatnya. mungkin sekarang pipinya sudah semerah tomat
"Lo bikin gue gila Gizha" Gumam Bima lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya. Ia kaget ketika mendapati sahabat-sahabat Gizha dibelakangnya namun ia tak ambil pusing dan berjalan melewati mereka begitu saja.
Apalagi Mario yang menatapnya dengan tatapan permusuhan.
"Gilaaa..baru kali ini gue liat Gizha kayak gitu sama cowok lain" Ujar Samuel dengan tampang cengohnya
"Kita sahabatan dari udah lama banget dan tadi gue lihat Gizha senyum sama cowok yang notabennya orang baru dalam hidup dia. dan senyumnya tulus banget anjir" Seru Devita tak kalah heboh
"Gue yakin itu cowok pasti baik banget sama Gizha kalau gak mana mungkin reaksi Gizha kayak gitu..sama kita aja dia masih kek kulkas berjalan" Sambung Samuel
sedangkan Mario, tangannya terkepal keras. hati dan otaknya terasa panas melihat pemandangan itu.
"Bacot" Ujar Mario lalu pergi meninggalkan ketiga sahabatnya
"lah ada yang panas" seru Samuel lalu tertawa lepas begitupun Devita
Mereka lalu melangkah ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi. Mario entah kemana pria itu pergi mereka tidak ambil pusing
Wisnu. Pria tampan itu hanya tersenyum, walau tak dipungkiri hatinya sakit. Namun, melihat Gizha tampak bahagia seperti itu, tak urung ia juga merasa lega. walau cinta dalam diamnya tak berbalas setidaknya gadis itu berada di hati orang yang tepat. Dan insting Wisnu tak menampik bahwa Bima ialah rumah bagi Gizha nantinya. Rumah yang selama ini Gizha cari
"Bahagia ya Giz" Ujar Wisnu dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Prolog Untuk Gizha
Teen FictionPersahabatan antar lawan jenis, jarang yang berhasil tanpa melibatkan perasaan. Sudah biasa untuk hal tersebut, apalagi dikalangan remaja Mario dan Gizha sama halnya remaja lain, bersahabat, saling mengenal satu sama lain selama bertahun-tahun, must...