Part 5

5 3 0
                                    

Mario memandang kaleng soda ditangannya dengan diam, sambil sesekali menghela napasnya pelan

Ia sedang berada di rumah Samuel, lebih tepatnya mereka berdua sedang berada di pinggir kolam renang. Mario kesini karena ia merasa harus membagi kesegelisahannya pada sahabatnya ini. Biasanya ia akan bercerita pada Wisnu namun kali ini ia lebih memilih bercerita pada Samuel

"Lo kenapa ? Perasaan dari tadi bengong. Kelaparan lo" Ujar Samuel dengan nada meledek

Mario mendengus menatap Samuel

"Salah gak kalau gue punya pikiran negatif sama sahabat sendiri?"

"Haa, sama siapa? Gue ?"

"Bukan"

"Jangan bilang sama Wisnu" tebak Samuel dibalas anggukan pelan Mario

"Men, kita udah sahabatan berapa lama. Jangan bilang karena Gizha minta diantarin tadi siang"

"Salah satunya itu"

Samuel meraup wajahnya kasar lalu memandang Mario. Ia tak habis pikir mengapa Mario langsung menilai negatif pada Wisnu hanya karena Gizha lebih memilih Wisnu untuk mengantarnya pulang

"Itu hal sepeleh, Mar. Wisnu gak mungkin nikung lo."

"Gak mungkin gimana. Gue tadi langsung kerumah Gizha habis dari sekolah. Pas gue nyampe rumahnya Bundanya bilang Gizha belum balik. Ternyata dia masih jalan dulu sama, Wisnu. Salah kalau gue mikir negatif ? Lo, tau sendiri Wisnu gak pernah dekatin cewek selama kita kenal dia, dan ini pertama kalinya dan orangnya itu Gizha"

"Mar, lo cuma lagi emosi" Kata Samuel mencoba menenangkan Mario

Mario meletakkan kaleng sodanya dan memilih untuk berdiri sambil memasukkan kedua tangannya disaku seragamnya. Ia kembali menghela napasnya kasar

"Gue sama Wisnu gak ada bedanya di mata Gizha, Sam"

"Maksud lo?"

"Tau ah, gue balik dulu udah dicariin Bunda Lily" Kata Mario lalu beranjak dari sana untuk pulang

"Kampret lo" Cetus Samuel melihat tingkah sahabatnya

Samuel menatap kepergian Mario dengan perasaan yang sama tak karuan

"Jangan sampai pikiran gue ini jadi kenyataan. Gue gak mau persahabatan kita berlima hancur gitu aja" Gumam Samuel, lalu melangkah kaki ke dalam rumah menuju kamarnya

Pagi ini SMA Cendrawasih digemparkan dengan kedatangan Mario Pranaja dengan seorang gadis cantik. Bukan hal biasa, pasalnya selama ini Mario hanya mau membonceng satu gadis yang tak lain ialah Gizha. Namun kali ini ia mengbonceng gadis lain selain Gizha

Mario dan gadis itu berjalan bersisian dikoridor, dengan sang gadis yang menggandeng tangan Mario, dan Mario yang terlihat biasa saja. Hal tersebut tentu menjadi perbincangan siswa siswi yang melihatnya

"Itu siapanya Mario?"

"Bukannya Mario gak suka bonceng cewek lain selain Gizha?"

"Ganjen banget, pake gandeng tangan Mario lagi"

"Murid baru bukan sih? "

"Apa dia pacarnya Mario. Kan Mario sama Gizha juga hanya sahabatan"

"Cantik sih, tapi lebih cantikkan Gizha kemana-mana"

Bisik-bisik siswa siswi membuat gadis itu berdecak kesal

"Pada kenapa sih, salah ya kalau gue gandeng tangan kamu" Ucapnya pada Mario

Mario hanya memandangnya sekilas dan melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan gerutuan gadis disebelahnya. Kalau bukan karena Bundanya ia tidak akan membuang waktu untuk mengantar gadis manja disampingnya ini

Mereka sampai diruang Kepala Sekolah. Mario memandang gadis itu datar dan melepaskan gandengan tangan mereka

"Lo bisa masuk sendiri kan. Gue punya urusan. Jangan manja, gue bukan babu lo" Kata Mario lalu berjalan meninggalkan gadis itu yang menatapnya kesal

Bel pertanda pelajaran pertama di mulai

Di kelas Gizha yang tampak sangat rebut tiba-tiba hening ketika Wali kelas mereka melangkah masuk ke kelas diikuti seorang gadis cantik.

"Selamat Pagi anak-anak. Pagi ini kalian kedatangan teman baru pindahan dari London. Thalia silahkan perkenalkan diri" Kata Bu Susi Wali Kelas XI IPA 1

Gadis itu tersenyum manis sebelum memperkenalkan dirinya

"Hai, kenalin nama gue Thalia Zemira, Panggil aja Thalia atau Lia. Pindahan dari London, semoga kita bisa berteman baik" Ujar Gadis yang barusan memperkenalkan dirinya. Tak sengaja matanya menangkap keberadaan Mario disalah satu bangku yang juga sedang menatapnya, dingin.

"Baik kamu bisa duduk dibangku kosong, samping Samuel. Samuel ancungkan tangan" Spontan Samuel mengacungkan tangan agar gadis itu melihat keberadaannya

Thalia tersenyum sopan pada sang Guru lalu melangkah ke arah Samuel. Namun saat ia susah berada disamping Samuel, ia malah berbalik menghadap ke meja Mario.

"Bu maaf sebelumnya, apa saya bisa duduk dengan Mario. Saya agak sulit bersosialisasi dengan orang baru. Kebetulan hanya Mario yang saya kenal sekarang" Ujar Thalia dengan nada memelas

Bu Susi Nampak terdiam sebentar lalu menganggukkan kepalanya

"Wisnu, kamu pindah duduk sama Samuel. Thalia kamu bisa duduk dengan Mario"

"Terima kasih banyak Bu" Ucapnya girang

"Nyusahin lo" Cetus Mario

Wisnu lalu merapikan buku-bukunya dan beranjak duduk disamping Samuel

"Itu cewek siapa sih. Ngebet banget harus duduk sama Mario" Kata Samuel pada Wisnu ketika pria itu menduduki bangku sebelahnya

"Gak tau"

Sedangkan dimeja Gizha. Ia seperti biasanya hanya diam dan tidak terlalu sibuk, namun kali ini ia sedikit terusik dengan kehadiran murid baru itu. Terlebih ia terlihat dekat dengan Mario

"Gue punya firasat gak enak sama tu cewek" bisik Devita pada Gizha yang diam sedari tadi

"Jangan nething"

"Lihat aja tingkahnya. Sebelas duabelas sama si ular" lanjut Devita sambil menatap sinis Thalia yang duduk tepat dibelakang Gizha

Gizha hanya diam. Namun tak lama ia berbalik dan menatap Mario yang duduk disamping Thalia tepat dibelakang Devita jadi ia tidak perlu memutar badanya 180 derajat untuk menatap pria itu

Gizha menatapnya datar namun Mario bisa lihat pancaran binar mata itu menyimpan banyak resah, atau mungkin cemburu. Mario juga menatapnya dalam, seakan berbicara bahwa ia akan menjelaskan siapa gadis disebelahnya ini.

Semua itu tidak luput dari pandangan Thalia yang menarik sudutnya bibirnya, lalu menatap punggung Gizha yang sudah berbalik

"Gue punya saingan disini ternyata. Lihat aja siapa yang bakal menang " batin Thalia

Prolog Untuk GizhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang