Ch. 27 : Kedatangan Sekte Scorpion King

3 0 0
                                    

"Wah, Kultivator jenius yang dijuluki Kaisar Inskripsi memang luar biasa, bisa menghalau tujuh Tombak Racun Kalajengking dengan mudahnya. Padahal aku yakin tameng terkuat buatan Kaisar Pusaka sekalipun tidak akan mampu menahan tombak ku dengan baik. Luar biasa"

Dari balik pohon muncul beberapa orang yang tidak lain adalah Xie Gong beserta tujuh tetuanya.

"Patriach Scorpion Prince terlalu memuji. Saya tidak menghalau serangan anda, tapi menghilangkannya. Lebih tepatnya adalah saya menyerap jurus anda untuk nanti saya pakai atau jual. Talisman yang berisi jurus tingkat tinggi yang hanya bisa dilakukan oleh Patriach dari sekte Scorpion King tentunya akan memiliki harga jual yang lumayan."

Xie Gong tersenyum kecut karena merasa dipermainkan. Secara tidak langsung Feng Ying telah mencuri jurusnya untuk diperjual belikan secara ilegal. Sementara Feng Ying hanya tertawa, tidak ada rasa takut dari ekspresinya. Namun, Xie Hai menyadari sesuatu.

"Ehem, Kaisar Inskripsi, sepertinya kau sudah meningkatkan kultivasimu menjadi Tingkat Spirit Realm tahap Alam Nether. Aku telah mencarimu selama dua bulan terakhir, namun tidak ada hasilnya seakan kau hilang ditelan bumi. Sepertinya alasannya sudah terjawab, kau berkultivasi. Padahal kami sempat berfikir bahwa kau bersembunyi ketakutan karena apa yang telah kau lakukan pada anakku dua bulan yang lalu.."

Para tetua mulai menyebar mengepung Feng Ying, sebagian bahkan berdiri di atas sungai.

"Namun aku merasa beruntung karena beberapa jam yang lalu sesuatu terjadi. Salah satu murid sekte kami sedang dalam misi memburu Rajawali Gunung Batu. Dia berhasil melukai rajawali tersebut dengan racun, namun sebelum sempat dilumpuhkan rajawali tersebut terbang melarikan diri. Murid dari sekte kami tersebut berusaha mengejarnya. Di saat dia akan menyerah karena tidak bisa menandingi kecepatannya, rajawali tersebut malah jatuh dipanah seseorang. Setelah mendekati tempat rajawali tersebut jatuh, alangkah terkejutnya dia saat mengetahui bahwa orang yang memanah buruannya adalah Kaisar Inskripsi, orang yang paling dicari di sekte Scorpion King. Dia pun mengirimkan pesan dengan cepat ke sekte, lalu aku dan tujuh tetua langsung bergegas ke sini begitu pesannya diterima. Ternyata selama ini kau tidak begitu jauh dari kami. Aku terkejut."

Xie Gong tersenyum penuh kemenangan.

"Hahaha, sepertinya aku sedang sial."

"Baguslah kau sadar akan kesialanmu. Bersujudlah padaku sekarang sambil menangis mohon ampun. Dengan begitu akan kupikirkan untuk memberikan kematian yang mudah untukmu."

"Hmm? Ah, sepertinya kau salah sangka. Maksudku adalah aku sedang sial karena sesaat lagi harus membuang banyak talisman dan kartu sihir berharga untuk membunuh kalian semua. Aku harus kerja siang dan malam untuk mengganti semua sumber daya yang akan kugunakan dalam pertarungan ini."

Xie Gong naik pitam mendengar keangkuhan Kaisar Inskripsi

"Feng Ying! Kau tahu siapa aku? Aku Scorpion Prince, Patriach Scorpion King, Xie Gong! Aku adalah salah satu dari sepuluh kultivator terkuat di benua ini. Kau pikir bisa selamat setelah menyinggung ku seperti itu?"

"Patriach, kau masuk jajaran sepuluh kultivator terkuat di benua karena ayahmu Scorpion King mati dalam peperangan sebelumnya. Kau hanya mengisi posisi kosong. Terlebih lagi, peperangan sebelumnya juga pastinya mengurangi kekuatan sektemu dengan drastis. Aku yakin sebagian besar posisi tetua di sekte mu adalah wajah baru. Gelar sekte aliran hitam terkuat di kekaisaran tidak membuatku takut sekarang."

Sejujurnya Feng Ying juga sedikit merasa ragu. Saat ini dia tengah berhadapan dengan tujuh kultivator Immortal Realm tingkat atas, sementara dia sendiri baru saja memasuki tingkat Spirit Realm tahap Alam Nether awal. Dia sudah sama gilanya dengan Senior Zhe yang berencana melawan satu sekte seorang diri. Feng Ying berencana jika keadaan tidak memunginkan dia akan memilih untuk kabur.

Tapi sebelumnya, Feng Ying akan menyelamatkan Ming Hao dahulu. Dia menempelkan beberapa talisman ke punggung Ming Hao

"Hao, lari sekuat tenaga"

Feng Ying mendorong Ming Hao sekuat tenaga. Ming Hao yang paham akan situasi saat ini melesat dengan sangat cepat melewati beberapa tetua dengan lancar. Dorongan dari Feng Ying ditambah beberapa lembar Talisman penambah kecepatan meningkatkan kecepatannya setara Kultivator Immortal Realm.

Salah satu Tetua yang dilewati Ming Hao tersadar dan langsung berusaha mengejarnya. Namun Tetua tersebut tidak menyadari bahwa beberapa talisman mengikutinya dari belakang.

"Pertarungan kalian ada di sini, tidak perlu melibatkan orang lain"

Beberapa saat kemudian terdengar beberapa ledakan beruntun dari arah Tetua yang mengejar Ming Hao.

"Perlukah kita kejar, Patriach?"

"Tidak usah, bocah itu hanya budak yang tidak terlalu penting, fokus saja pada keparat di depanmu"

"Baik, Patriach"

"Kalaupun berniat mengejarnya sekarang kalian tidak akan bisa. Dia lebih cepat dari kalian sekarang."

Xie Hai menatap Feng Ying dengan tatapan tajam.

"Kau tidak berniat untuk lari?"

"Aku? Ah, talisman teleportasi ku sudah habis. Aku baru saja membuatnya sih, namun perlu waktu untuk bisa menggunakannya. Sedangkan talisman penambah kecepatanku tinggal sedikit, dari pada menggunakannya untuk lari, lebih baik kugunakan untuk mengurangi kekuatan kalian sekarang. Ketahuilah, bahan untuk membuat talisman tidak mudah untuk di cari. Aku tidak tahu pertemuan kita "

Xie Hai memijat keningnya, ujung bibirnya sedikit terangkat.

"Feng Ying, kau tahu, walaupun sekarang kau hanya tingkat Spirit Realm tahap Alam Nether, aku rela turun sendiri dan mengerahkan seluruh Tetua sekte ku untuk membunuhmu. Banyak tetua yang mempertanyakan kekhawatiranku yang berlebihan. Itu karena aku menganggapmu sebagai lawan yang tangguh. Aku mengakui kemampuanmu yang bisa mengalahkan enam orang sesepuh dari sekte ku dalam waktu singkat. Namun sepertinya hanya aku yang menganggapmu sebagai lawan yang perlu diperhitungkan. Kau terlalu menganggap remeh lawanmu. Seharusnya kau tahu bahwa di dunia kultivator, menganggap remeh lawan adalah kesalahan besar. Kau punya kesempatan untuk lari, namun tidak kau gunakan. Sesalilah hal itu nantinya di neraka sana"

Senyum Feng Ying sedikit berkurang, namun hanya sebentar.

"Aku bukan menganggap remeh, aku hanya merasa Percaya Diri."

Salah satu tetua yang sedari tadi menahan diri mendengar keangkuhan Feng Ying tak lagi bisa menahan amarahnya. Dia mengeluarkan pedangnya dan langsung menyerang Feng Ying dengan kemampuan terbaiknya.

"Biar kulihat sampai mana kepercayaan dirimu akan bertahan!"

Legenda Dewa InskripsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang