Tetua Yu menghela napasnya.
"Hmph, kami dalam perjalanan ke Seven Heavens Empire untuk mengikuti Turnamen Tiga Kaisar. Sungguh miris sekali karena kami terlibat perkelahian dengan salah satu ketua penyelenggara acara tersebut dalam perjalanan ke sana."
"Turnamen Tiga Kaisar? Bukankah itu seharusnya diselenggarakan setahun lagi?"
"Hah? Kau yakin adalah salah satu dari Tiga Kaisar Ahli penyelenggara turnamen ini? Tentu saja kami kesana lebih cepat agar bisa mengikuti latihan bersama. Bukankah setahun sebelum turnamen dimulai akan ada masa latih tanding yang bisa diikuti sekte manapun?"
Feng Ying mengelus dagunya. Dia baru ingat ada kegiatan yang seperti itu dalam Turnamen Tiga Kaisar. Selain bertujuan mencari generasi emas setiap 50 tahun sekali, turnamen ini juga bertujuan melatih generasi baru melalui pengalaman latih tanding dengan berbagai sekte.
Setahun sebelum acara utama dimulai sebagian peserta yang ingin mencari pengalaman akan melakukan latih tanding bersama. Latihan dengan berbagai macam sekte dengan berbagai ciri khas masing masing tentunya akan sangat bermanfaat bagi perkembangan seorang kultivator. Dalam kurun waktu setahun itu perkembangan peserta akan meningkat dengan sangat pesat, sehingga walaupun tidak menang, peserta turnamen ini tetap akan membawa ilmu yang berharga saat kembali ke sektenya masing masing.
Namun sebagian peserta yang dijagokan biasanya tidak mengikuti latih tanding bersama dan memilih berlatih di sekte mereka sendiri. Latihan bersama hanya akan mengungkapkan kemampuan dan teknik bertarung mereka sehingga akan menyulitkan saat bertanding.
Setiap orang dari berbagai sekte dan aliran yang belum berumur 18 tahun boleh mengikuti turnamen ini. Hanya disinilah terdapat pemandangan sekte aliran putih, hitam, dan netral dari seluruh penjuru daratan bisa bertarung secara adil memperebutkan gelar dan hadiah yang menggiurkan.
"Jadi begitu, kau dalam perjalanan untuk melakukan latih tanding selama setahun di Seven Heavens Empire. Sungguh sial kau bertemu denganku, hahaha."
"Sekarang aku paham betapa berharganya hadiah yang disediakan dalam turnamen ini setelah melihat kemampuanmu. Hanya tingkat Mastery namun bisa mengalahkan kultivator tingkat Immortal Realm, kau pasti memiliki banyak benda inskripsi yang sangat sakti."
"Hahaha, barang bagus hanya akan jadi sampah di tangan orang yang salah. Aku tidak hanya pandai membuat barang inskripsi, namun juga pandai menggunakannya. Orang tingkat Mastery biasa tidak akan mampu menggunakan semua barang inskripsiku dengan maksimal tanpa melewati latihan yang kualami selama ini."
Turnamen Tiga Kaisar menjanjikan hadiah berupa sumber daya yang sangat bermanfaat bagi kultivator. Semua sumber daya tersebut dibuat langsung oleh Tiga Kaisar Ahli. Semua Pill, Elixir, Pusaka, dan Talisman yang dihadiahkan adalah sumber daya tingkat tinggi yang sulit dibuat dan memiliki kualitas terbaik. Bagi peserta yang memenangkan turnamen dapat dipastikan akan memiliki nama besar di masa depan.
"Hmm, sudah cukup basa basinya, kembali ke masalah utama, aku sudah berjanji akan membunuhmu, ayo cari tempat sepi untuk bertarung!"
Tetua Yu merapatkan giginya. Dia berniat melarikan diri bersama Xie Hai, namun saat bersiap siap melarikan diri dia menyadari sesuatu.
"Hmm, sebelumnya kau juga membawa anggota sekteku untuk bertarung denganmu di tempat yang jauh, padahal seharusnya kau bisa langsung bertarung di kota ini. Sekarang kau juga mengajakku bertarung di tempat yang sepi, padahal kita bisa bertarung di sini sekarang. Mungkinkah kau khawatir dengan adanya korban salah sasaran saat bertarung?"
Feng Ying menaikkan alisnya.
"Aku tidak punya kewajiban menjawab pertanyaanmu."
Tetua Yu kemudian tersenyum, dia tahu bagaimana cara untuk keluar dari situasi ini. Tetua Yu dengan sigap menarik tangan Xie Hai dan membawanya kabur melalui lubang di atap yang dibuat anggota sektenya tadi.
Feng Ying mengikutinya di belakang, lalu berhenti saat Tetua Yu dan Xie Hai juga berhenti di udara.
"Sepertinya kau memiliki sifat orang aliran putih, tidak mau membunuh orang yang tidak bersalah. Itu menguntungkan bagiku."
Tetua Yu mengeluarkan sebuah bola berukuran seluas telapak tangan.
"Ini adalah salah satu racun yang kukembangkan, sebuah bom racun berbentuk bola dengan cangkupan ledakan yang sangat luas. Jika bom ini kuledakan sekarang maka seluruh manusia dan kultivator tingkat rendah di kota ini akan mati dalam hitungan menit. Aku penasaran apa yang akan kau lakukan. Jika tidak ingin itu terjadi, maka biarkan kami pergi."
Feng Ying berdecak kesal.
"Aku tidak akan mencabut kata kataku."
"Baiklah kalau begitu. Walaupun sungguh disayangkan menggunakan bom ini sekarang, namun apa boleh buat. Semoga beruntung."
Tetua Yu melempar bola itu ke langit. Feng Ying yang melihat bola itu dilemparkan ke langit langsung mengeluarkan beberapa talisman, sebagian terbang ke arah bom racun, dan sebagian lagi terbang ke arah Tetua Yu dan Xie Hai.
"Teknik racun bola api!"
Xie Hai melempar beberapa bola api pada talisman yang mengarah padanya. Talisman yang digunakan Feng Ying tidak akan terbakar dengan mudah, namun anehnya, saat mengenai bola api yang dilempar Xie Hai kertas talisman tersebut dapat hangus secara perlahan. Sehingga tidak ada jurus yang keluar dari talisman tersebut.
Hal yang sama juga dilakukannya pada talisman yang mengarah ke bom racun yang terbang ke langit. Melihat talismannya terbakar, Feng Ying lalu mengeluarkan sebuah gulungan yang cukup besar.
Tetua Yu dan Xie Hai menggunakan kesempatan itu dengan lari secepatnya.
Feng Ying membuka gulungannya dengan lebar bersamaan dengan meledaknya bom racun di udara. Di tengah gulungan tersebut terdapat sebuah aksara kuno bertuliskan "Lubang". Tulisan itu lalu berputar dan membentuk sebuah lubang besar berwarna hitam di tengah gulungan.
"Teknik Inskripsi Tingkat Tinggi Penciptaan Dimensi, Lubang Hitam!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Dewa Inskripsi
FantasíaSuatu kejadian membuat seorang bocah tujuh tahun menjadi budak. Namun masa depannya terselamatkan karena seorang kultivator jenius membelinya. Saat sang kultivator sekarat dia mengangkat bocah itu menjadi muridnya, dan melepaskan segel budak yang me...