Ch. 18 : Hal Klise

17 0 0
                                    

"Selanjutnya adalah daging cincang yang dibuat dengan demonic beast Singa Api Purba dari Gua Matahari Timur, tingkatannya adalah..."

"Heei! Makhluk itu bahkan sudah mati setahun yang lalu! Kenapa kau tetap menghidangkannya untukku!? Aku bahkan telah membuat belati dari taring singa itu! Tidak adakah makanan yang lebih segar?"

Si pelayan semakin berkeringat dingin. Pelanggan di depannya juga mengetahui asal usul bahan makanan yang satu ini. Dia mulai berpikir pelanggan tersebut bukan orang biasa.

"Ma-maaf, tuan. Se-seperti yang saya bilang tadi, kultivator kami telah mengembangkan teknik untuk mengawetkan daging dalam waktu yang sangat lama, se-sehingga kesegaran daging kami juga terjamin. Lagipula, berbeda dengan daging hewan biasa, daging demonic beast tidak akan mudah membusuk bahkan jika diletakan di tempat terbuka sekalipun."

"Hmm, kau benar. Restoran terbesar di seluruh daratan pasti mampu melakukannya. Baiklah, lanjutkan"

"Baik, tuan. Selanjutnya adalah makanan olahan daging Beruang Cakar Besi, sate..."

"Aargh, yang benar saja!! Budakku yang sebelumnya mati gara gara beruang terkutuk itu! Padahal dia sudah kuanggap saudara sendiri, dan kau malah mengingatkanku padanya! Kau membuatku sedih di saat aku seharusnya bahagia karena makan enak setelah sebulan di hutan! Kau jahat!"

Jantung si pelayan terasa seperti akan meledak, tubuhnya basah karena keringat dingin yang sedari tadi dikeluarkannya. Dia memaksakan diri untuk tetap tersenyum walaupun kepalanya pusing dan kakinya sudah tidak tahan lagi menopang badannya. Nyawa wanita tersebut seakan berada di ujung tanduk. Hanya menunggu waktu saja sebelum nyawa itu melayang, begitulah pikirnya.

"Haah, sudahlah. Tinggalkan aku sendiri, tidak perlu penjelasan lagi! Saat ini aku hanya ingin makan."

Mata si pelayan hampir keluar dari tempatnya. Dia berterimakasih berulang kali sebelum kembali ke dapur. Dia beruntung karena Feng Ying bukanlah seseorang yang gampang membunuh orang lain hanya karena kesalahan yang tidak disengaja.

Jika yang dihadapi pelayan tersebut adalah orang lain yang gampang marah ataupun seorang kultivator aliran hitam, maka pelayan tersebut tidak akan bisa kembali ke dapur dalam keadaan utuh.

Feng Ying dan Ming Hao kemudian memakan hidangan di depannya dengan lahap. Kerutan di keningnya karena kesal tadi hilang seketika setelah memakan makanan yang enak dan arak yang bagus.

"Aaah, arak ini enak sekali! Hao, saat dewasa nanti kau harus coba, hahaha"

Ming Hao hanya tersenyum. Memang benar makanan yang dimakannya hari ini sangat enak, semua rasa nikmat ini baru di lidahnya.

Beberapa saat kemudian sekelompok orang memasuki lantai tiga. Terdapat beberapa orang sepuh dengan selusin anak muda yang mengikutinya. Diantara mereka semua, ada seorang anak muda yang tampak sombong dan arogan. Bahkan beberapa pria sepuh yang berjalan di sampingnya memaksakan senyum mereka untuk anak muda tersebut.

Sesampainya mereka di lantai tiga, beberapa pemuda berjalan ke arah setiap meja yang berisi pelanggan.

"Hei, paman. Tempat ini sudah dipesan! Cepat tinggalkan tempat ini"

Feng Ying menaikan alisnya pada seorang anak muda kurang ajar yang mengusirnya.

"Hei, bocah! Aku sudah membayar untuk masuk ke sini. Apa hakmu mengusirku? Makananku belum habis, jika kau ingin aku pergi maka kau harus menunggu untuk itu!"

Pemuda tersebut mengerutkan dahi. Tidak menyangka reaksi pria tersebut akan seperti itu. Dia kemudian memanggil manajer tempat itu untuk meminta Feng Ying segera pergi. Namun setelah sang manajer datang, Feng Ying tetap tidak mau beranjak dari tempat duduknya.

"Dengar! Aku disini sebagai pelanggan, dan pelanggan adalah raja, manajer macam apa yang bahkan mau mengusir pelanggannya sendiri?"

"Aduh, tuan. Mohon pengertiannya. Anda tidak perlu membayar atas pesanan anda, tolong kerjasamanya. Tamu yang datang kali ini bukanlah tamu sembarangan."

Feng Ying melirik rombongan yang sudah mulai mencari tempat duduk masing masing. Semua pelanggan sebelumnya sudah turun dari lantai tiga, selain Feng Ying dan Ming Hao tentunya.

"Memangnya kalian siapa sampai manajer tempat ini berani memilih milih pelanggannya?"

Pemuda yang berdiri di depan Feng Ying tersenyum lebar.

"Haha, paman tidak tahu kami siapa? Pantas sikap paman tak kenal takut seperti itu. Baiklah, akan kuperkenalkan. Kami adalah rombongan dari Scorpion King Sect, dan tuan muda disana adalah anak dari Patriach kami, tuan muda Xie Hai."

Feng Ying mengerutkan dahi. Scorpion King adalah sekte aliran hitam terkuat di Jade Lotus Empire, setingkat di atas Dark Phoenix Sect. Sekte itu didirikan oleh seseorang yang menyebut dirinya Scorpion King, dia menamai sektenya dengan menggunakan gelarnya sendiri.

Scorpion King telah lama mati saat perang besar besaran dengan sekte aliran putih. Kedudukan Patriach sekarang dipegang oleh anaknya, Xie Gong, yang menyebut dirinya sendiri Scorpion Prince. Semenjak dipimpin oleh Xie Gong, Scorpion King Sect berkembang dengan sangat pesat hingga menjadi seperti sekarang.

Salah satu pria sepuh dari rombongan Xie Hai berjalan mendekati Feng Ying dan lainnya.

"Ada apa ini? Kenapa pria ini masih disini?"

Pemuda tadi berkeringat dingin saat ditanya.

"Maaf, tetua. Saya sudah berusaha untuk mengusirnya, namun dia keras kepala"

Pria sepuh tersebut menatap Feng Ying dengan tatapan tajam.

"Jika kau sayang nyawamu, angkat kaki sekarang juga!"

"Hahaha, klise sekali. Hao, lihat ini. Di masa depan kau akan sangat sering mengalaminya. Diancam dan diremehkan orang bodoh yang merasa dirinya diatas segalanya dan menganggap dirimu bukan siapa siapa, hahaha"

Legenda Dewa InskripsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang