12. Princess

41 9 0
                                    

🍒HAPPY READING🍒
.
.
.
Sesekali tertawalah hingga lupa diri, agar duka malu dan akhirnya mengubur diri.

∆∆∆

Alvand dan ketiga temannya berjalan keluar dari kelas dengan gaya mereka yang cool menuju ke arah ruang guru.

Bel pulang sekolah baru saja selesai berdering. Dan suatu keberuntungan bagi kelas XII IPS 2 karena kelas tersebut mendapati jam kosong pada mata pelajaran terakhir mereka. Jadilah saat ini kelas mereka adalah kelas yang pertama keluar kelas dari yang lainnya.

Sesuai dengan apa yang direncanakan tadi, kini mereka berempat sedang mencari keberadaan guru olahraga sekaligus pelatih ekskul basket SMA Bimasakti, Pak Santos.

Sembari berjalan, Alvand mengambil ponselnya yang berbeda di saku celana abu-abunya. Cowok itu mengotak-atik ponsel tanpa memperhatikan jalan.

“Jangan main HP kalau lagi jalan, jangan sambil nunduk, jalan yang bener,” tegur Aksa.

Alvand mengangkat satu tangannya ke udara. “Bentar doang, kok,” ucap cowok itu.

Ketiga sahabatnya bisa melihat jika jemari kekar Alvand sedang bergerak lincah di atas layar ponsel. Laki-laki dengan wajah tampan itu seperti sedang mengetikkan sesuatu. Mungkin saja saat ini ia sedang bertukar pesan dengan seseorang.

“Lo lagi chat-an sama siapa, Vand?” tanya Galen to the point.

“Darimana lo tau kalau gue lagi chatting?” balas Alvand. Laki-laki itu menatap Galen dengan alis terangkat satu.

“Yaelah! Udah jelas-jelas jari lo itu gerak kayak lagi ngetik,” tukas Galen.

“Oh, gue lagi chatting sama Keyra.” Alvand kembali memusatkan perhatiannya pada ponsel yang ada di genggamannya. Membuat Galen mendengus yang melihatnya.

 Membuat Galen mendengus yang melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Nah, itu Pak Santos!”

Alvand memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya ketika telinganya mendengar pekikan dari Edgar. Tanpa banyak bicara, mereka kemudian mendekati Pak Santos yang berjalan dari arah berlawanan dengan mereka.

“Pak, Pak! Berhenti dulu, kita mau ngomong,” sergah Edgar.

Pak Santos mengernyit heran. “Kamu berhentiin saya kayak lagi berhentiin angkot!” semprot Pak Santos. Sedangkan Edgar hanya menyengir tanpa dosa.

“Tumben kalian cari saya, ada apa?”

“Jadi, ada hal yang mau kita tanyakan ke Bapak.” Alvand membuka suara, memulai pembicaraan inti mereka.

“Apa itu, Alvand?”

“Telur sama ayam duluan mana, Pak?” sela Edgar seraya menunjukkan wajah pura-pura polosnya itu. Membuat siapa saja yang melihatnya ingin membogem keras wajah Edgar. “Kita mecahin itu daritadi gak bisa-bisa soalnya,” lanjut Edgar.

KEYRALVAND [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang