15. Pengakuan

36 4 0
                                    

annyeong!

kalo ada typo tandain yaa, typo meresahkan si emang😬

🍒HAPPY READING 🍒

∆∆∆

“Asal lo tau, kalau Alvand—”

“Keyra!”

Ucapan Viola terhenti seketika kala teriakan seseorang terdengar di tengah-tengah heningnya suasana yang tegang karena dua gadis cantik itu.

Keyra menoleh. Saat itu juga, mata indahnya menangkap sosok Alvand yang sedang berjalan menghampirinya dengan senyum yang mengembang di wajah tampannya. Di tangan kekarnya terdapat satu buah bola basket. Keyra membalas senyuman Alvand, membuat gadis yang ada di hadapan Keyra semakin panas dibuatnya.

“Kenapa, Al?” tanya Keyra ketika Alvand sudah sampai tepat berada di depannya.

Alvand tak menjawab. Cowok itu melepaskan bola yang dipegang oleh Keyra dari tangan putih gadis itu, kemudian menggantinya dengan bola yang ia bawa.

“Lo ke sana dulu. Nanti gue nyusul. Gue mau ajarin lo basket, lo pasti belum latihan, 'kan?”

“Iya, sih.” Keyra mengangguk singkat. “Tapi, ke sananya mending bareng aja sama lo.”

“Gue masih ada urusan sama Viola, sebentar aja, gak lama.”

“Oh, yaudah. Kalau gitu gue ke sana, ya!”

Alvand mengangguk sebagai jawaban. Setelah Keyra menjauh dari keduanya, Alvand menarik Viola untuk menjauh dari teman sekelasnya juga teman sekelas Viola.

Alvand menyentak pergelangan tangan Viola dengan kasar. Cowok itu menatap tajam manik mata Viola. “Lo gila?!”

“Iya! Aku gila!” pekik Viola. Tentu saja, suara gadis dengan rambut yang sengaja dikucir kuda itu menggema di lapangan. Bisa saja terdengar oleh teman-temannya karena suaranya terlampau kencang.

“Vio!” bentak Alvand dengan rahang yang mengetat menahan emosi.

“Apa?! Kamu takut kalau seandainya Keyra tau, kalau kamu udah dijodohin sama aku?! Iya?!”

Alvand berdecih ketika menyadari gaya bicara Viola yang berubah tiba-tiba. Aku-kamu? Bahkan, hanya dengan mendengarnya saja, Alvand ingin muntah rasanya.

“Jangan berani-beraninya lo bilang apapun ke Keyra soal ini!” tekan Alvand.

Viola tersenyum miring. Tatapan sinis ia lontarkan ke manik mata Alvand, membalas tatapan menusuk dari cowok itu.

“Kalau aku mau, gimana?”

“Gue gak akan biarin itu terjadi, Vio!”

Viola tertawa sinis. Cewek itu bersedekap dada dengan senyuman miringnya yang belum juga pudar.

“Cepat atau lambat, Keyra bakal tau semuanya, Vand. Percuma kamu berusaha sekeras apapun nutupin ini dari dia. Toh, dia cuma sahabat kamu, 'kan? Gak lebih.” Viola menghentikan ucapannya sejenak. “Aku yakin dia pasti bakal nerima semua ini.”

“Lo bener-bener iblis, Vi!” Alvand menggelengkan kepalanya dengan tatapan tak percaya yang ia layangkan untuk sahabat masa kecilnya. Ralat, mantan sahabatnya.

“Aku iblis? Sadar, Vand! Yang bikin aku berubah jadi kayak iblis siapa?! Kamu!”

“Gue gak pernah lakuin hal buruk ke lo, Vi!”

“Gak pernah kamu bilang?!” Viola menatap Alvand nyalang. Keduanya sama-sama saling meluapkan emosinya masing-masing. “Kamu lebih perhatiin Keyra dibandingkan aku! Dengan santainya kamu bilang, kalau kamu gak pernah berbuat hal buruk?! Kamu udah bikin hati aku sakit, Vand!” murka Viola. Gadis itu mencoba menetralisirkan nafasnya yang memburu akibat emosi yang menggebu.

KEYRALVAND [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang