08. Gemas

96 60 135
                                    

Annyeong! Wellcome di part 8 cerita Keyralvand 💕

Btw, Cher mau nanya, nih. Kalian tau cerita ini dari mana? Dan pendapat kalian tentang ceritanya gimana tuh? Dijawab, ya, gengs!

Jangan lupa vote sama komennya! Biar Cher semangat nulisnyaa, hihi.

🍒Happy Reading🍒
.
.
.
Rasanya dipaksa keadaan itu melelahkan, bukan?

∆∆∆

Setelah mengantarkan Keyra pulang, kini giliran Alvand untuk mengantarkan Viola pulang. Entah mengapa, mereka yang biasanya mengobrol santai seperti biasa, kini keduanya terdiam tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya.

Jarak dari rumah Keyra menuju rumah Viola lumayan jauh. Apakah mereka akan terus seperti ini hingga tiba di rumah Viola? Ayolah, ini sangat tidak nyaman bagi Viola.

“Lo perhatian banget sama Keyra,” ucap Viola memecahkan keheningan yang ada.

Alvand menjawab, “Keyra sahabat gue. Gak ada salahnya gue perhatian sama sahabat gue sendiri. Apalagi dia lagi sakit.”

“Tapi lo gak gitu ke gue, Vand,” hardik Viola.

Alvand menghela napasnya jengah. Selalu saja begini. Ini alasan mengapa Alvand lebih suka Keyra daripada Viola. Gadis itu selalu saja tidak menganggap kebaikan orang lain kepadanya. Apakah harus diungkit dulu baru dia mengingatnya? Jika seperti itu, yang ada Alvand akan terlihat seperti tidak ikhlas dalam membantunya.

“Lo selalu aja begini.”

“Gue begini juga karena lo lebih perhatian ke Keyra daripada ke gue,” cerca Viola. Gadis itu menatap wajah tampan Alvand yang sedang fokus menyetir. Cowok itu sama sekali tak menatap Viola, matanya lurus ke depan.

“Apa perlu gue ungkit perhatian kayak apa yang gue kasih ke lo dulu? Lo cuma sahabat gue, jangan menuntut lebih seakan lo pacar gue,” tekan Alvand.

Alvand benar-benar kehilangan kesabarannya. Entah mengapa, sikapnya tiba-tiba berubah drastis terhadap Viola. Bahkan, cowok itu merasa bahwa dirinya menjadi lebih dingin saat Viola baru saja tiba di Indonesia. Mungkin masalah perjodohan juga menjadi salah satu faktor.

“Mana Alvand yang gue kenal? Kenapa lo beda?” Viola  menatap Alvand dengan mata yang berkaca-kaca. Namun cowok itu tidak peduli, bahkan tidak menjawabnya sama sekali. Ia tetap fokus menatap ke arah jalan raya.

Viola mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela di samping kirinya. Melihat Alvand yang mengacuhkan dirinya seperti sekarang ini membuat hatinya tercubit. Andai saja dulu ia tak melanjutkan sekolahnya di luar Negeri. Pasti tidak akan terjadi seperti ini.

Selang beberapa menit mereka berada di dalam satu mobil yang hanya ada keheningan, akhirnya mereka tiba di depan pintu gerbang tinggi menjulang rumah Viola. Gadis itu turun dari mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun, kemudian ia berlari kecil untuk memasuki rumahnya.

Viola menyerobot masuk tanpa mengetok pintu atau membunyikan bel terlebih dahulu. Gadis itu berlari dengan isakan kecil yang keluar dari bibirnya, membuat Geontara yang melihatnya menautkan alis tak mengerti.

Geontara menyusul putri semata wayangnya itu ke lantai dua, di mana letak kamar Viola berada. Geontara mengetuk pintu kamar Viola begitu tiba di sana. Belum ada tanda-tanda Viola menyuruhnya masuk. Geontara mengetuknya lagi, namun hasilnya tetap sama seperti tadi.

Pria paruh baya itu mengernyitkan dahinya heran. Ada apa dengan putrinya? Geontara memutuskan untuk membuka pintu kamar Viola, dan kebetulan tidak dikunci.

KEYRALVAND [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang