13. Perhatian

31 6 0
                                    

🍒HAPPY READING🍒
.
.
.
∆∆∆

“Cuma gue yang boleh nistain dia, cuma gue yang boleh suruh-suruh dia. Gak bakal gue biarin orang lain lakuin itu ke princess gue. Sekalipun itu temen gue sendiri.”

Keadaan di sekitar mereka menjadi hening seketika kala Alvand menyelesaikan kalimatnya. Hanya ada suara dari game yang dimainkan oleh Aksa dan Galen yang menggema di ruang TV rumah Keyra.

Keyra, Cia dan Edgar melongo menatap Alvand. Seolah mereka tak percaya bahwa pria yang ada di hadapan mereka itu adalah seorang Alvand.

“Anjay, keren!” Alvand menjentikkan jarinya, lantas cowok itu terkekeh pelan.

“Vand, ini beneran lo, 'kan? Gak kesambet, 'kan?” beo Cia masih tak percaya.

Alvand menoleh. Ia menatap Keyra, Cia dan Edgar yang sedang melongo menatapnya secara bergantian. “Gimana praktik gue? Keren, 'kan?”

“Praktik?”

“Iya. Jadi, sepupu cewek gue kemarin main ke rumah, nah terus gue disuruh baca cerita di aplikasi wattpad kalau gak salah, sih, ya. Dan, si tokoh cowoknya tuh bilang gitu.” Alvand menjeda ucapannya. “Gue mikir, kalau gue praktekin kayaknya oke juga, lah beneran, dong, keren banget gue, dah!” pujinya pada diri sendiri.

Galen berdecak, “Parah lo, Vand. Keyra pasti udah baper, tuh. Eh, malah lo jatuhin lagi.”

“Lo baper sama gue, Key?” Alvand bertanya, mengalihkan atensinya dari Galen ke Keyra.

“Tadi Keyra udah tersipu malu padahal,” adu Cia. “Eh, malah lo jatuhin.”

“Enak aja! Mana ada gue baper sama orang modelan Alvand. Mending gue baper sama Taehyung,” sanggah Keyra.

“Kasian, cuma bisa ngeliat tapi gak bisa memiliki,” sindir Cia. Gadis itu menatap sahabatnya dengan jenaka. Ia memang suka sekali meledek Keyra seperti itu jika Keyra sudah membawa nama idolanya itu.

“Gini-gini juga, Taehyung pernah ngakuin gue sebagai pacar mohon maaf.”

“Di mimpi, 'kan?” sambung Alvand dengan kedua alis terangkat.

“Beneran, ya! Dia pernah bilang kalau Army itu pacarnya.”

“Army, bukan Keyra. Berarti pacar dia banyak, jangan bangga, deh. Saingan lo glowing, noh, di luaran sana,” ejek Alvand.

Keyra mencubit lengan Alvand dengan kencang, membuat si empunya lengan mengaduh kesakitan. Cowok itu mengelus-elus lengan bagian atasnya yang terasa panas akibat cubitan Keyra.

“Eh, ada ramai-ramai, nih.”

Atensi semua orang yang berada di ruang TV seketika teralihkan. Soraya datang dengan menenteng plastik berisi belanjaan wanita itu. Di belakangnya ada Sean yang mengikuti Soraya.

“Wah, kalian udah sampai? Dari kapan?” Sean bertanya dengan senyuman yang terpatri di wajah tampannya. Pria itu memang tak lagi muda, tetapi usianya tak membuat kadar ketampanan Sean menurun.

“Udah lumayan lama, sih, Om,” jawab Cia mewakili teman-temannya.

“Ya sudah, kalau gitu, tunggu Tante masak dulu sebentar, ya? Nanti kita makan sama-sama,” ucap Soraya.

KEYRALVAND [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang