14.

1K 217 73
                                    

Target 50 komentar!!!!

"Ngapain lo kayak gitu?" gue yang sibuk menengok kanan-kiri---melihat situasi diluar rumah itu terpaksa menoleh pada Jaemin.

Si dekil ini enggak peka situasi. Udah tahu gue lagi menghindari oknum berlesung pipi yang kemarin sukses buat gue terjaga sampai pagi.

Gue menyengir kemudian menggelengkan kepala, "nggak ngapain kok" elak gue agar gak dicurigai oleh Jaemin.

Jaemin itu cowok paling nyebelin semuka bumi, jadi jangan sampai dia tahu soal gue yang kemarin baru aja dapet pernyataan cinta dari orang ganteng. Bisa-bisa habis gue diledekin tuh bocah.

"Pelet lo manjur banget. Dukun mana?" adalah pertanyaan yang gue ramal bakal keluar dari bibir penuh maksiat Jaemin.

Jaemin mangut-mangut, "Yaudah, minggir" titahnya yang hendak mengeluarkan vespa dari garasi rumah namun sayangnya terhalang dengan tubuh gue yang lagi berdiri diambang gerbang.

Gue yang tersadar segera bergeser. Memberi ruang untuk adek gue tersebut.

Langsung aja Jaemin mengeluarkan vespa kesayangannya diikuti dengan gue yang menutup gerbang lantas naik keatas jok kendaraan yang akan kami tumpangi.

"Lo basket kan nanti?" adalah pertanyaan pertama yang Jaemin lontarkan setelah vespa melaju melawan padatnya jalanan ibu kota.

Gue yang berada dibelakang Jaemin mengangguk, sebelum menjawab terlebih dahulu gue membuka kaca helm agar suara gue bisa terdengar jelas oleh bocah tersebut.

"Iya"

"Jemput kayak biasanya?"

Sedikit menimang, gue tiba-tiba teringat dengan perkataan Chanyeol perihal coach yang akan memberikan beberapa pengumuman penting dan biasanya pengumuman penting tersebut terkait pertandingan yang akan diselenggarakan dekat-dekat ini.

Jelas dengan adanya hal tersebut akan memakan cukup banyak waktu. Apalagi jika mengingat bagaimana rusuhnya anak-anak yang gak akan mudeng kalau hanya diumumkan sekali atau dua kali. Mesti tiga lebih. Heran gue.

Lantas gue menggeleng, "Bakalan agak maleman kayaknya, gue telpon aja deh pas deket-deket pulang" jawab gue yang disetujui oleh Jaemin.

Lima belas menit perjalanan yang kami butuhkan untuk sampai disekolah. Kini gue dan Jaemin sedang berada diparkiran.

Keadaan parkiran padat banget. Mungkin karena kedatangan gue yang terlalu siang, btw lagi lima menit lagi bel masuk berbunyi.

Enggak biasanya gue dan Jaemin datang sesiang ini, cuma karena tadi kami mengetahui Bunda sedang gak enak badan dan kebetulan mba ada rapat pagi, jadi deh kami menunda keberangkatan untuk merawat Bunda.

Awalnya diantara kami akan mengabsenkan diri hari ini agar bisa menjaga Bunda 24/7, tapi sayangnya ditentang keras oleh Bunda. Kata Bunda,

"Sampai salah satu dari kalian ada yang bolos sekolah, jangan harap bulan depan kalian dapet uang jajan dari Bunda"

Mendengar ancaman tersebut, kami auto menurut. Ya kalik sebulan tanpa jajan. Bisa kekurangan gizi gue. Apalagi bulan depan gue punya planing hangout bareng Irene dan Seulgi. Masa iya dicancel cuma karena mendadak misqueen uang jajan?.

"Ini gue yang pikun apa lo yang mulai gak ngotak, jadwal olga lo bukannya kemarin?" saat kami berdua memulai langkah menuju gedung sekolah.

"Emang kemarin"

"Oh berarti lo yang gak ngotak. Terus ngapain lo bawa raket? ada yang mau minjem?"

Gue melirik kearah punggung gue yang telah tersampirkan ransel beserta isinya, termasuk dengan raket pinjaman Sehun kemarin.

Crazy Over YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang