Target komen 30. Kurang dari itu gw nggak akan update.
Yang berlebihan itu enggak baik.
Agaknya gue harus banyak-banyak belajar dari kalimat mutiara tersebut. Sebab hari ini gue dibuat pusing tujuh keliling dengan dua notifikasi pesan yang sama sekali enggak berani gue sentuh.
Sehun dan Jaehyun.
Saking senangnya dengan cinta yang enggak bertepuk sebelah tangan, meskipun Sehun belum ngajak gue buat jadi ayang-ayangan, setidaknya gue tahu kalau perasaan gue ke itu cowok enggak sia-sia, gue sampai lupa dengan status hubungan gue dengan Jaehyun yang mulai berubah setelah pernyataan cinta cowok itu tempo lalu.
Bukannya plin plan-ya jatuhnya emang plin-plan sih-cuma gue itu masih dihinggapi dengan rasa bingung. Bingung akan perasaan gue yang naksir Sehun tapi nyamannya dengan Jaehyun. Karena enggak bisa ditampik, pernyataan Jaehyun malam itu sukses membuat hati gue berdebar.
Gue jadi mempertanyakan, sebenarnya hati gue ini untuk siapa?. Sehun atau Jaehyun. Gue enggak mau di bilang maruk hanya karena enggak bisa tegas membuat keputusan, namun gue juga masih bimbang kepada siapa gue akan berlabuh.
Sebab keduanya sama-sama memiliki peran yang penting di hidup gue.
Sehun si crush selama kurang lebih tiga tahun dan Jaehyun tetangga sekaligus teman masa kecil yang dulu hobi sekali mandi bersama di depan teras rumah.
Gue benar-benar dibuat dilema.
Gue tahu gue harus membuat keputusan secepat mungkin. Karena gimanapun gue enggak mau menjadi tokoh antagonis perempuan yang menyakiti hati kedua laki-laki tampan karena menaksir gadis biasa kayak gue gini. Tetapi gue juga enggak mau membuat keputusan yang gegabah, keputusan yang membuat gue menyesal di kemudian hari.
Balik lagi ke notifikasi. Gue menatap lamat layar ponsel.
Tetangga🍑
Pulang kayak biasanya kan? gue jemputSehunA.
Gue susulin ke kelas, kita pulang bareng. Mau?Helaan napas kasar terdengar. Serius, ini gue harus menjawab apa?. Gue bener-bener clueless banget.
Yaampun di saat seperti ini gue benar-benar membutuhkan petunjuk Tuhan. Gue enggak mau sampai salah mengambil langkah.
Disaat gue yang lagi galau-bimbang, Nayeon tiba-tiba menepuk punggung gue. Membuat gue berjengkit kaget. Yaelah ini bocah satu tahu banget cara buat pasien jantungan bertambah.
"Lagi kelilit utang lo? kusut amat tuh muka" adalah kalimat tersampah yang Nayeon ucapin dikala keadaan sedang genting. Cewe itu menarik kursi dan duduk di sebelah kanan gue.
"Kenapa sih?" belum juga gue menjawab, Nayeon udah menodongkan pertanyaan-pertanyaan lain, "Betewe itu Sehun gimana njir? lo ada ketemu dia gak? sumpah gue masih belom percaya kalau cowok secool dia bisa naksir nenek kebayan kayak lo gini. Kira-kira kalau dia nembak bakal lo terima gak?. Ih gue kenapa jadi kasian ama Taehyung deh".
Ekspresi gue saat ini 😑.
"Nanya itu satu-satu ege. Gue jadi susah mau jawab yang mana dulu" lagian Nayeon kalau ngajuin pertanyaan berasa kayak lagi presentasi aja. Banyak dan berbobot.
"Tadi ketemu. Terus ya gitu, dia ngajak untuk pdkt lah istilahnya. Cuma gue bingung"
Nayeon membuka lebar mulutnya lalu segera menutup ketika sadar kalau komuknya saat ini enggak banget. Dan kalau di abadikan agaknya bakal jadi meme legend di kelas mereka.
"Sat-set-sat-set banget anjir si Sehun. Fix kata gue dia demen lo pake banget Jis, soalnya cowok sejenis Sehun itu kalau naksir cewek itu gak lihat bobot bebet, pokoknya bikin nyaman udah deh gas sampe dapet".