03.

1.4K 259 12
                                    

Gue beserta rombongan kelas saat ini sedang dalam perjalanan menuju surganya sekolah alias kantin. Setelah bel istirahat berbunyi tanpa berbasa-basi langsung cus selagi guru yang mengajar tadi berbeda tidak seperti kemarin--mengkorupsikan waktu anak muridnya seakan tidak memiliki perikemuridan.

Selama perjalanan kami hanya kehebohan yang menemani. Iya jelas sih, rombongannya satu kelas ya kalik gak rame. Selayaknya kewajiban untuk kelas kami yakni menuju kantin selalu bareng tanpa ada satupun yang tertinggal kecuali memang lagi gak ingin makan dikantin.

Gue berada dibarisan paling belakang karena barisan depan dipenuhi dengan kaum lelaki. Bersama Nayeon dan Bona gue merangkul keduanya erat.

Hubungan kelas kami itu dekat banget seperti keluarga jadi ya gaada sungkan-sungkannya satu sama lain. Pun sedikitpun enggak merasa asing satu sama lain.

"Makan apa nih enaknya?" tanya Nayeon bergelayut manja dalam rangkulan gue. Bona melirik sebentar--posisinya gue berada ditengah mereka berdua.

"Gue kayaknya nyemil aja. Masih kenyang, tadi sarapannya kebanyakan dirumah" jawab dia.

Nayeon mangut-mangut lantas menatap gue, "Lo Jis?".

Enggak langsung menjawab, gue menimbang lebih dulu.

Enaknya makan apa ya?.

Agaknya semua jenis menu yang ada dikantin sekolah sudah gue jelajahi. Mulai dari mie kocok pak Somat, ayam bakar Bu Inem sampai nasi goreng setannya Mpok Elizabet. Sebenarnya jenuh sih ketemunya itu-itu aja. Tapi ya mau gimana lagi? kalau dituruti bisa-bisa mati kelaperan gue.

"Nasi goreng setan deh, yuk?" ajak gue yang mendapat senyum sumringah dari Nayeon.

"Pas banget gue niatnya mau ngajakin makan nasgor setanna mpok Eliz"













Sesampainya kami di kantin yang keadaannya sudah sericuh pasar tradisional, gue dan beberapa orang--Suho, Bobby, Sowon, YooA memutuskan untuk mencari meja. Untungnya tersisa satu meja lagi yang kami perkirakan cukup untuk jumlah rombongan. Kami menuju ke meja tersebut dan duduk sembari menunggu anggota lain yang lagi mengantre pesanan. Btw pesanan gue, gue titipkan ke Nayeon.

"Gue tuh lagi sebel banget dari kemarin" Bobby memulai topik obrolan agar gak ngekrik banget. Cowok itu menampilkan wajah lesunya dengan kepala ditangan yang dia tumpukan dimeja.

Gue mengernyit, "Sebel kenapa?" tanya gue yang cukup kepo.

Bobby menghela napas panjang, "Lagi berantem sama cewek gue. Kesel banget tiap hari dituduh selingkuh mulu" jawabnya yang enggak lagi buat gue terkejut.

Gue dan Bobby itu cukup dekat. Ini cowok demen banget ngerecokin malam-malam gue dengan bercurhat mengenai hubungan percintaannya. Gue-nya sih oke-oke aja walau terkadang rada kesel karena curhatan Bobby selalu diselingi dengan ajang pamer ke-uwuan.

"Kenapa bisa dituduh selingkuh Bob? apa jangan-jangan emang bener?" YooA memicingkan matanya menyelidik.

Tidak lama Sowon mengikuti, "Wah cowok buaya ya lo" timpalnya membuat ekspresi Bobby berubah menjadi kesal.

"Cewek tuh emang gitu ya? kerjaannya negatif thinking mulu. Masa cuma karena gue nganterin Nayeon doang semalem langsung dikata selingkuh"

"Ngapain lo nganterin Nayeon?" Suho menimbrung.

"Gak sengaja ketemu di minimarket, dianya lagi jalan kaki yaudah gue sebagai cowok jantan berinisiatif nganterin ke rumah. Ya kalik gue biarin temen sendiri jalan malem-malem sendiri, manaan cewek lagi"

"Udah gitu doang?" Bobby mengangguk, "Iya gitu doang, cuma nganterin Nayeon sekali itu langsung dicurigain mulu. Tadi pagi gue tanya 'yang pulangnya mas ibob anter ya' eh dianya malah bales 'gausah, mending kamu anter selingkuhan kamu aja bye!' gimana gak kesel coba"

Crazy Over YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang