08. He is A Sephiroth

3.6K 265 12
                                    


*Minta taburan bintangnya ya*

2021, Seattle

Keadaan begitu rumit ketika melihat Kate seperti tidak memiliki gairah untuk hidup. Mata istrinya seakan menandakan bahwa dia telah menyerah. Kate sedang duduk di ruang tamu, memandangi foto keluarga Sephiroth yang lengkap.

Entah apa yang sedang ada di dalam pikiran Kate saat ini. Sejak mereka menikah, dia dan Kate belum pernah tidur didalam satu kamar yang sama. Dia belum sama sekali menyentuh Kate. Dia bukan pria gila yang memaksa istrinya untuk melayaninya disaat istrinya sedang tidak baik-baik saja.

Hal itu terjadi karena Kate masih trauma dengan apa yang terjadi sebelum mereka menikah. Kate diperkosa. Setiap kali dia mencoba mendekati Kate atau berada di dalam satu ruangan yang sama, Kate akan pucat pasi.

Bahkan tak segan berteriak. Pada mulanya semua baik-baik saja, Kate beraktivitas dengan normal. Namun, ternyata trauma itu datang dengan terlambat. Di dalam bawah sadar istrinya begitu terluka.

Apalagi setelah mengetahui bahwa Kate hamil, tentu saja itu memang bukan anaknya. Tapi dia bertanggung jawab penuh akan hadirnya anak itu.

Sungguh ironis.

Hari ini begitu cerah, matahari bersinar dengan indah tanpa malu-malu. Hari pertama yang begitu cerah setelah enam minggu berturut-turut begitu kelabu.

Dia awalnya berniat mengajak Kate untuk sekedar keluar menikmati matahari yang menggodanya. Tapi dia mengurungkan niatnya ketika melihat tatapan Kate begitu terpaku pada foto keluarganya yang besar.

Desahan pelan keluar dari mulutnya. Psikiater menyuruhnya untuk selalu berinteraksi dengan Kate, tapi seakan menghindari percakapan panjang, Kate lebih memilih untuk menyendiri.

Pernikahan mereka sudah dua bulan dan dia sudah mengenal Kate kurang lebih satu tahun belakangan ini. Dia seharusnya mengharapkan Kate menjadi istrinya seutuhnya. Menjalani kehidupan rumah tangga normal seperti yang Daisy lakukan bersama Alexander.

Dan sebenarnya dia memang mengharapkannya. Dia hanya tidak ingin mengakui harapan itu, menutup harapan itu untuk fokus pada kesembuhan istrinya.

Tapi selama ini pura-pura tidak mengharapkan istrinya itu sepertinya adalah alasannya untuk dirinya sendiri. Menipu dirinya sendiri, bersembunyi dari hal yang sudah jelas.

Dia menatap gelas wiskinya, yang entah kenapa kosong. Dia pasti telah meminum minuman terkutuk itu, namun, dia tidak ingat telah melakukannya. Dia tidak merasa pusing, setidaknya tidak merasa pusing seperti yang seharusnya. Atau pusing seperti yang dia inginkan.

Terakhir kali dia meminum wiski sampai mabuk adalah ketika Eve meninggalkannya, pada saat itu dia sepertinya hampir mati di kamar. Seperti mayat hidup. Hanya keluar untuk mencari minuman dan kembali untuk sekedar tidur. Atau tidur tanpa disengaja. Atau pingsan lebih tepatnya. Tapi waktu itu, ada Sofia. Wanita itu tidak membiarkannya tenggelam dalam minuman keras untuk menghancurkan dirinya sendiri.

Wanita itu selalu ada disampingnya. Selalu menemaninya dan dengan sabar mendengarkan keluh kesahnya. Memeluknya. Dia merindukan Sofia.

Tapi tidak. Tatapannya tertuju pada Kate lagi, memikirkan wanita lain saat memiliki istri. Sial! Dia seperti laki-laki brengsek. Dia mencoba menghindari Sofia semenjak pernikahannya dengan Kate.

Bukan karena dia tidak menyukai Sofia. Justru sebaliknya. Dia takut. Jika dia lebih dekat dengan Sofia, dia akan menceritakan tentang Kate atau apapun yang terjadi di hidupnya. Sedangkan, tugas suami adalah melindungi kehormatan istrinya. Dia ingin semua orang memandang istrinya dengan baik.

Meant For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang