21. Everyone Has Secrets

3.3K 333 24
                                    

*Minta taburan bintangnya ya*

New York

Suara alunan music disertai orang yang berjalan memamerkan pakaian para desainer terlihat menguasai panggung di depan Sofia.

Namun, pikiran Sofia seolah melambung jauh bukan berada di tempat ini. Ingatan Sofia masih jelas akan kejadian tadi siang saat Sofia bersama Dexton menjemput Sean.

Sean berlari saat melihat Sofia dan Dexton berada di depan lobby sekolah, senyum lebar mengembang dari bibir anak tampan itu. Tangan Sofia menggapai Sean ketika anak itu tiba-tiba meloncat ke arah Sofia, diangkatnya Sean ke dalam gendongan.

"Mama." Ucap Sean tersenyum.

Dexton sedikit terkejut mendengar Sean memanggil Sofia dengan sebutan 'mama'. Ini memang pertama kalinya Dexton mendengar Sean memanggil 'mama' pada seorang wanita.

Mata Sofia dan Dexton bertemu. Seakan Sofi tahu bahwa suaminya menanyakan 'sejak kapan?' Tapi dia hanya mengedipkan sebelah mata, lalu mencium pipi Sean.

"Bagaimana hari mu?"

Sean menceritakan pelajaran yang anak itu lalui di sekolah dengan mata berbinar. Kemudian pandangan Sean beralih pada Dexton. "Daddy, juga menjemputku?"

Sofia mengangguk dan menyenggol Dexton agar memberi senyuman hangat pada anaknya. Dexton tersenyum walau terlihat sedikit terpaksa, sepertinya memang Dexton sudah lupa caranya tersenyum.

Sean tersenyum sumringah melihat anggukan dari Dexton. "Aku kan sudah janji padamu jika akan menjemputmu hari ini sebelum aku ke New York."

Senyum di bibir Sean hilang, bibirnya mengerucut tanda tak suka. Wajah Sean berpaling pada Dexton. "Bisakah kau bilang pada mama agar dia tidak pergi ke New York?"

"Sean, aku akan cepat pulang dan kita akan bermain lagi."

"Kau berjanji akan menemaniku tidur dan membacakan cerita." Ujar Sean manja.

Mata Dexton melebar mendengar ucapan lugu dari Sean. "Kau tidak pernah mau ditemani tidur oleh orang lain, Sean." Ucap Dexton.

"Tapi ini mama." Ucap Sean menatapnya.

Sofia mencium pipi putih Sean. "Setelah aku pulang dari New York, sayang." Sean mengangguk pasrah dan menyandarkan kepala di bahu Sofia.

Tak jauh dari tempat Sofia berdiri ada Alan bersama seorang wanita dewasa, Sofia menyadari bahwa kemungkinan itu adalah ibu dari Alan. "Dexton, aku mau menemui ibunya Alan dulu."

Padanangan Dexton mengikuti arah yang Sofia tunjuk, sedetik kemudian Sofia dapat melihat ketegangan yang jelas di wajah suaminya itu. Rahang Dexton mengeras, aura yang dipancarkan berubah begitu gelap menjadi sesuatu yang mengerikan.

Sofia mengerutkan kening, menatap kembali ke arah wanita yang berdiri disamping Alan. Seperti sadar bahwa wanita itu sedang diperhatikan, mata mereka bertemu.

Dan waktu seakan berhenti. Otaknya seakan tidak berfungsi. Bahkan syarafnya seperti mati. Wanita itu menunjukkan wajah yang sama terkejutnya dengan wajah Sofia dan Dexton.

Kaki wanita itu berjalan melintasi beberapa orang, meninggalkan alan ditempatnya. Dia dapat merasakan tangan Dexton menariknya untuk lebih dekat, masuk ke dalam pelukan Dexton, seakan waspada dan ingin melindungi Sofia dan Sean. Dia tahu siapa wanita itu. Dia mengenal siapa wanita itu. Dan dia tahu bahwa keadaan saat ini adalah keadaan yang begitu buruk.

Olivia Turner. Adik dari Colin Turner yang meninggal karena bertengkar dengan Dexton. Kabar terakhir yang dia ketahui dari Daniella mengatakan bahwa Olivia dan kakaknya merencanakan pembunuhan berencana pada ayah mertuanya lima tahun yang lalu. Surat kabar memberitakan bahwa Olivia dan kakaknya berada di rumah sakit jiwa. Dahinya berkerut kuat, berpikir keras. 'Jika Alan adalah anak Olivia.... Maka saat di rumah sakit jiwa Olivia sedang mengandung?'

Meant For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang