17. Nightmare

4K 328 14
                                    

*Minta taburan bintangnya ya*

Malam semakin larut, waktu terus berputar, namun mata tak bisa dipejamkan. Terdengar dengkuran halus di samping kirinya, dan seseorang yang masih terjaga di sebelah kanannya. Dia melihat menaikkan bantalnya agar lebih tinggi, diikuti oleh orang yang masih terjaga disebelahnya.

"Kau masih tidak bisa tidur?" tanya suara laki-laki disampingnya. Dia terdiam, tidak menjawab. "Aku tidak dapat memberikan saran apapun tentang masa lalu mu, karena aku tidak pernah merasakan apa yang kau rasakan. Tapi ku lihat, bukan hanya kau yang menderita. Keluargamu bahkan saat ini istrimu juga merasakan kesedihan."

Dia menarik napas panjang. "Kate seakan menghukumku karena memaksanya untuk mengandung dan melahirkan Sean. Kate menghukumku karena membuatnya menderita dan aku menderita sekarang."

"Jika aku mengatakan supaya kau tidak menyalahkan dirimu sendiri rasanya sangat naif. Mungkin jika aku berada di posisimu aku akan melakukan hal yang sama." Ucap Oliver. "Tapi kau juga harus memikirkan masa depanmu, entah bagaimana caranya kau harus mencoba memaafkan dirimu."

"Terkadang aku juga merasa bersalah membiarkan Sean lahir."

"Jangan bilang seperti itu, dude." sanggah Oliver.

"Dia sepertinya tidak begitu bahagia hidup dengan ku, belum lagi aku saat ini menarik Sofia masuk kedalam kehidupanku yang rumit."

"Kau tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan, ini jalan yang sudah disiapkan untukmu."

Dexton terkekeh. "Aku merasa seperti Sean sedang menceramahiku."

"Sial! Biarpun aku seperti ini tapi aku juga laki-laki dewasa." ucap Oliver, kemudian Oliver bangun dari tempat tidur dan melirik ke arah Sofia yang masih terlelap. "Pasti sulit untuk menahan hawa nafsumu."

Dexton ikut melirik ke arah Sofia yang begitu lelap tanpa terganggu suara mereka. "Aku hanya takut jika terlalu dekat dengannya maka aku akan menyakitinya juga, aku takut membuat kesalahan lain."

"Kau lebih takut jatuh cinta padanya lalu kehilangannya. Akuilah kau takut kehilangan orang yang berarti untukmu." Oliver menarik napas. "Aku harus istirahat dengan tenang daripada mendengarkan curhatan galau mu." Ucap Oliver sambil berdiri dari tempat tidur.

"Sana pergi kau!" ujar Dexton sambil melihat Oliver yang berlalu dan menghilang dibalik pintu.

Dia bergerak untuk menurunkan bantalnya, memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Sofia yang masih terpejam dengan damai. Tidak dapat dipungkiri bahwa istrinya begitu cantik, benar apa yang dikatakan Oliver bahwa sulit untuk menahan hasrat ingin memiliki Sofia seutuhnya. Tapi dia tidak bisa. Belum.

Benar kata Oliver. Dia takut untuk jatuh cinta.

Dia begitu takut untuk jatuh kelubang yang sama, dia takut untuk merasakan kehilangan lagi, dan dia takut untuk menyakiti orang lain lagi. Suara Kate bahkan masih terdengar jelas di setiap malamnya, bahkan Kate seperti menghukumnya karena membuat wanita itu menderita selama bersamanya.

Tangannya terulur ke arah rambut Sofia yang menghalangi wajah cantik wanita itu, dia selipkan ke belakang telinga, kemudian dia mengelus lembut kepala istrinya itu. Sambil merapalkan kata maaf karena merasa bersalah telah membiarkan Sofia masuk ke dalam hidupnya, maaf bila dia tidak dapat membuat pernikahan seperti yang Sofia inginkan.

Suara dentingan alat rumah sakit menggema di telinganya, dia membuka matanya melihat Kate terbaring dirumah sakit dengan beberapa alat yang berada di tubuhnya. Dia memandang wajah istrinya yang sayu.

Setelah kejadian yang hampir membuat nyawa istrinya melayang saat tenggelam di danau tempo hari, dia menjadi lebih protektif terhadap istrinya. Mommynya selalu menjaga Kate, bahkan tak jarang mengikuti Kate kemanapun istrinya itu pergi. Maka dari itu Kate sepertinya memilih untuk tinggal di kamar daripada keluar.

Meant For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang