24. You're Mine

4.6K 366 25
                                    

*Minta taburan bintangnya ya*

Sofia berada di stan bagian skin care, dia melihat-lihat apa yang mungkin bisa dibeli sebelum pulang. Lagi pula menunggu Dexton di kamar hanya membuatnya memikirkan kebodohan yang telah dia lakukan.

Tadinya dia ingin sekali pulang lebih dulu meninggalkan Dexton karena rasanya tidak sanggup untuk bertemu suaminya itu lagi, setelah apa yang telah terjadi kemarin malam. Namun, sepertinya Dexton mengetahui apa yang akan dia lakukan. Suaminya itu telah memulangkan Gretta dan semua yang menemaninya ke New York lebih dulu.

Dia menghela napas dalam-dalam, tangannya terus menyentuh beberapa skincare yang ada didepannya, namun pikirannya tidak ada pada tempatnya. Sofia terus memikirkan apa yang harus dia lakukan saat bertemu dengan Dexton. Apa yang harus mereka bicarakan? Bagaimana cara dia agar tidak membahas kejadian kemarin malam?

"Ada yang bisa saya bantu nyonya?" Tanya penjaga etalase itu, membuat lamunannya buyar.

Dia segera memasang senyum. "Aku ingin menanyakan apa perbedaan keluaran baru dari yang sebelumnya? Apa kandungannya berbeda? Atau hanya packaging saja yang diubah?"

Penjaga stan itu menjelaskan produk yang dia tanyakan dengan jelas sambil terus tersenyum ramah, dia mendengar penjelasan itu sambil mengangguk-anggukan kepala.

"Aku akan membeli yang ini." Ucapnya pada penjaga etalase.

Seorang perempuan dari stan sebelah berjalan mendekati penjaga stan yang berada di depannya, tersenyum ramah padanya sambil membisikan sesuatu ke penjaga etalase itu.

Dia dapat mendengar bisikan itu walau samar. "Boss datang." Raut wajah penjaga stan berubah terkejut, dengan cepat mereka merapikan seragam dan melihat ke arah belakang Sofia sambil menyipitkan mata.

Sofia melihat kedua wanita di depannya sedang memandang jauh ke belakangnya, membuat dirinya membalikan badan, ikut menatap ke arah sesuatu yang di tatap oleh kedua wanita itu.

Dan ternyata itu adalah hal yang seharusnya tidak dia lakukan. Jantungnya seakan jatuh ke lantai melihat siapa yang sedang berjalan tegap diikuti oleh beberapa orang dibelakang.

Meski masih sangat jauh tapi dia tahu siapa pria berjas abu-abu yang berada di paling depan itu. Dia sangat mengenal tubuh itu, wajah itu, bahkan aura itu. Bulu kuduknya berdiri, ingatan kejadian malam itu terlintas lagi di kepalanya.

"RAWRR!" Suara dirinya sendiri di malam itu membuat dia terkesiap, membuat dirinya panik dan menjauh dari stan tersebut.

Sofia berjalan ke arah stan kacamata yang cukup jauh dari stan skincare, tangannya dengan cepat mengambil kacamata hitam yang ada di depannya dan segera mengenakannya. Berharap dia tidak terlihat, berharap pria itu tidak mengenalinya. Dia membalikan badan sambil sesekali melirik arah pria berjas abu-abu yang semakin mendekat ke arah stan skin care, tempat dia berdiri tadi.

Seorang penjaga stan menghampirinya terburu-buru dan terus memanggil-manggil 'nyonya nyonya' membuatnya panik. Dia membalikan badan dari wanita penjaga stan yang tetap berjalan mendekat ke arahnya.

'Mau apa sih sebenarnya wanita itu?' ujarnya dalam hati.

"Nyonya, anda tidak bisa membawa produk itu begitu saja, anda harus membayar dulu, kasirnya bukan disitu." Ucap wanita penjaga stan itu menghampirinya.

Sial! Dia masih membelakangi wanita itu. "Aku pasti akan membayar, kau kesana dulu saja."

"Nyonya, mari ikut saya ke stan lagi."

"Kau duluan kesana, aku pasti akan ikut kesana."

"Nyonya, aku tidak bisa melepasmu begitu saja, kau membawa produknya ditanganmu."

Meant For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang